Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KELOMPOK IBU MENYUSUI DALAM STRATEGI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KELUARGA BROKEN HOME DENGAN TEKHNIK YOGA Eka Sutrisna; Rita Wahyuni
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.12250

Abstract

Permasalahan di Gampoeng Hagu Selatan yang terletak di pesisir pantai adalah cakupan ASI Eksklusif terendah yaitu 11.7%, angka kelahiran juga masih sangat tinggi, motivasi yang rendah dalam pemberian ASI Eksklusif, dukungan keluarga dan pemahaman yang kurang dalam pemberian ASI Eksklusif, angka perceraian, perselingkuhan serta pengangguran, kekerasan dalam rumah tangga dan kemiskinan yang tinggi. Permasalahan-permasalahan rumah tangga selama menyusui akan menyebabkan ibu stres dan depresi, stress pada ibu menyusui dapat mempengaruhi produksi ASI dan menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif. Berkaitan dengan masalah tersebut, pengabdian masyarakat ini khususnya di Gampong Hagu Selatan memberikan solusi untuk menyelesaikan persoalan yaitu relaksasi dan yoga pada ibu menyusui untuk mengatasi stress akibat permasalahan keluarga, sehingga ibu menyusui dapat mengurangi stress selama menyusui. Latihan yoga dapat menjadi salah satu solusi yang paling baik bagi ibu menyusui dengan kondisi stress maupun depresi saat menyusui dan setelah melahirkan. Latihan yoga dapat membantu meringankan masalah psikologis. Metode pelaksanaan: Pelatihan, penyuluhan ASI eksklusif dan Manfaat yoga pada kelompok ibu menyusui, Konseling ibu menyusui beserta permasalahan pada ibu menyusui, Pendampingan pada Ibu Menyusui broken home selama 6 Bulan didampingi Kader Desa dan Melatih tekhnik relaksasi dan Yoga pada ibu menyusui serta latihan senam yoga selama 2 bulan dengan menggunakan tenaga profesional. Hasil dari kegiatan ini adalah: mengatasi stres dan depresi pada ibu menyusui dan meningkatnya pemberian ASI eksklusif pada keluarga broken home.
The Effectiveness Of Giving Moringa Leaves To Increase The Weight Of Toddlers Eka Sutrisna; Husna Maulida; Rita Wahyuni; Aida Fitriani
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 3 (2023): Volume 9 No. 3 Juli 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i3.10945

Abstract

Latar Belakang: Balita merupakan usia anak yang paling sering menderita kekurangan gizi dan gizi buruk. Kebutuhan gizi untuk anak pada awal masa kehidupannya merupakan hal yang sangat penting. Gizi kurang dan gizi buruk pada balita berakibat terganggunya pertumbuhan jasmani dan kesehatan. Secara tidak langsung gizi kurang dan gizi buruk menyebabkan balita mengalami defisiensi zat gizi yang dapat berakibat panjang, yaitu berkaitan dengan kesehatan anak, pertumbuhan anak, penyakit infeksi dan kecerdasan anak seperti halnya karena serangan penyakit tertentu. Berdasarkan data terdapat 18 balita mengalami gizi kurang di Desa Mampree Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daun kelor terhadap peningkatan berat badan pada anak balita di Desa Mampree Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh pada September sampai Oktober 2022.Metode:  Intervensi yang dilakukan adalah dengan  pemberian daun kelor pada balita selama 3 minggu berturut-turut sebanyak 1 mangkuk, kepada seluruh responden yang menjadi sampel dalam penelitian, dan akan dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa intervensi daun kelor. Jumlah sampel yaitu 20 orang kelompok intervensi, dan 20 orang kelompok kontrol. Data penelitian akan dianalisis dengan metode univariat dan bivariat.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat balita dengan intervensi daun kelor akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi mengalami mengalami kenaikan berat badan balita ≥2kg sebanyak 80%, sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 15%.Kesimpulan: Secara statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas pemberian daun kelor terhadap peningkatan berat badan balita di Desa Mampree Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara.Saran: Perlu diteliti tentang variasi pemberian olahan daun kelor yang dikombinasi dengan sayuran lain. Kata Kunci : Daun kelor, Peningkatan berat badan, Balita ABSTRACT Background: Toddlers are the age of children who most often suffer from malnutrition and malnutrition. Nutritional needs for children at the beginning of their lives are very important. Undernutrition and malnutrition in toddlers result in disruption of physical growth and health. Indirectly, malnutrition and malnutrition cause toddlers to experience nutritional deficiencies that can have long consequences, namely related to child health, child growth, infectious diseases and children's intelligence as well as due to certain diseases. Based on data, there are 18 under-five children experiencing malnutrition in Mampree Village, Syamtalira Aron District, Aceh Regency.Purpose:  This study aims to determine the effectiveness of Moringa leaves on weight gain in children under five in Mampree Village, Syamtalira Aron District, Aceh Regency from September to October 2022.Methods:  The intervention carried out was by giving Moringa leaves to toddlers for 3 consecutive weeks as much as 1 bowl, to all respondents who were sampled in the study, and would be compared with the control group without Moringa leaf intervention. The number of samples was 20 people in the intervention group, and 20 people in the control group. The research data will be analyzed by univariate and bivariate methods.Results: Based on the results of the study, toddlers with Moringa leaf intervention will experience higher weight gain compared to the control group. In the intervention group, they experienced an increase in toddler weight of ≥2 kg as much as 80%, while in the control group only by 15%.Conclusion: Statistically, it can be concluded that there is an effectiveness of giving Moringa leaves to increase toddler weight in Mampree Village, Syamtalira Aron District, North Aceh Regency.Suggestions; It is necessary to study the variety of Moringa leaf preparations combined with other vegetables. Keywords : Moringa leaves, Weight gain, Toddlers 
EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN BUDAYA POLA MAKAN DENGAN PEMBERIAN PRODUK DAUN KELOR MELALUI FORTIFIKASI DALAM PENANGANAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG KERAMAT KABUPATEN ACEH UTARA Eka Sutrisna; Husna Maulida; Esar Alkautsar
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.22104

Abstract

Jumlah stunting di Indonesia pada tahun 2022 adalah sebanyak 15.798.153 balita dengan angka prevalensi 21,6%. Angka ini merupakan angka yang tinggi, stunting dapat menjadi ancaman bagi generasi masa depan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya salah dalam menangani stunting, salah satunya melalui Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita. Saat ini, pada makanan bayi mengandung daun kelor, produk yang mengandung daun kelor dianggap dapat memberikan manfaat dalam mengatasi kondisi stunting pada bayi. Penggunaan daun kelor juga digunakan di Kabupaten Aceh Utara. Kecamatan  tertinggi  di  Kabupaten  Aceh  Utara  prevalensi  stunting  salah satunya adalah Kecamatan  Simpang  Keramat  (35%). Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas pengembangan budaya pola makan dengan pemberian produk  daun  kelor  melalui  fortifikasi  dalam  penanganan  balita stunting. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperiment, jumlah sampel sebanyak 50 balita stunting yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 25 orang kelompok perlakuan dan 25 orang kelompok non perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan balita meningkat setelah diberikan pengembangan budaya pola makan dengan pemberian produk daun kelor melalui fortifikasi. Secara rata-rata, tinggi badan balita mengalami peningkatan sebesar 2,9 cm. berdasarkan hasil uji paired sample t test didapati bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,003 < 0,05, yang artinya terdapat efektifitas pengembangan budaya pola makan dengan pemberian produk daun kelor melalui fortifikasi dalam penanganan balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Keramat.
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG CUT KECAMATAN BLANG MANGAT KOTA LHOKSEUMAWE Yunita Sari; Eka Sutrisna; Yulisa Yulisa
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.22103

Abstract

Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek pertumbuhannya dibandingkan anak seusianya. Jumlah total balita sunting di Kota Lhokseumawe berjumlah 831 balita pada tahun 2022, dan pada bulan Maret tahun 2023 berjumlah 874 kasus. Tujuan penelitian ini adalah pencegahan terjadinya peningkatan kejadian stunting melalui identifikasi faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 54 balita dan sampel sebanyak 50 balita dengan kondisi stunting dan normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan signifikan dan kuat dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe diurut dari yang sangat kuat ke yang kuat adalah faktor BBLR (sig. = 0,000 dan r = 0,954), penghasilan keluarga (sig. = 0,000 dan r = 0,954), ASI eksklusif (sig. = 0,00 dan r = 0,8861), tingkat pendidikan ibu (sig. = 0,000 dan r = 0,720), pola pemberian makan (MP-ASI) (sig. = 0,000 dan r = 0,714) dan gender (sig. = 0,000 dan r = 0,681), sedangkan faktor pekerjaan ibu korelasinya lemah dan tidak signifikan (sig. = 0,149 dan r = 0,207). Simpulan adalah BBLR, penghasilan keluarga, ASI eksklusif, tingkat pendidikan ibu, pola pemberian MP-ASI, gender, dan pekerjaan ibu memiliki hubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN DAN PENCEGAHAN STUNTING PADA 1.000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN Eka Sutrisna; Husna Maulida; Suriani Suriani
RAMBIDEUN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): Rambideun: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Al Muslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/pkm.v7i1.2356

Abstract

The problems in Gampong Jambo Mesjid are the high rate of Stunting, namely 23 people, lack of public knowledge about nutritious food at the first 1000 days, feeding methods and eating patterns, low support and awareness of husbands and families in improving the nutritional status of toddlers, low community income, factors food taboos where certain nutritious foods cannot be consumed by children under five, low coverage of exclusive breastfeeding, lack of awareness in handling stunting in toddlers, and lack of awareness of preventing stunting in toddlers. This community service activity aimed to increase the knowledge of cadres and the community in handling and preventing stunting in the first 1000 days of life. The method of implementing this activity is in the form of training and counseling on providing nutritious food to the first-1000-days, feeding methods and eating patterns, practice of providing additional food that is age appropriate. The results achieved from this activity are increasing the knowledge and skills of cadres and the community in handling stunting, increasing body endurance, optimal growth and development, increasing quality human resources towards a stunting-free Lhokseumawe City.