Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kestabilan Lereng dengan Pendekatan Probabilitas Longsor pada Penambangan Batubara Pit 8an East Block PT Indominco Mandiri Ilham Firmansyah; Barlian Dwinagara; Untung Sukamto; Bagus Wiyono; Tedi Agung Cahyadi
Retii 2020: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-15
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The stability analysis of the design of the mining slope at Pit 8AN East Block PT. Indominco Mandiri refers to the old regulation, namely using the Safety Factor in determining the slopes are safe or not. Meanwhile, according to the Minister of Energy and Mineral Resources Decree No. 1827 K/30/MEM In 2018, the determination of safe slopes or not is based on the Safety Factor (SF) and the Probability of Failure (PoF). This research was conducted to analyze the stability of the final pit slope design so that the slope design can be categorized as safe or unsafe. Based on geotechnical investigations and field observations, the types of failure that occur are a circular failure for slopes highwall and plane failure for slopes lowwall. Slope stability analysis using the limit equilibrium method (Bishop Simplified) assisted by software Slide v.8.0 (Rocscience). Meanwhile, the probability of failure analysis uses the Monte Carlo method. Based on the analysis, it is known that the design of the final mining slope, both Slope A and Slope B, are categorized as safe. Variations were made to the design of the two final mining slopes by increasing the overall slope angle. On slope A by increasing the angle of the single-slope and on slope B by reducing the width of the berm. Thus, the value of the slope safety factor decreases to be more than or equal to 1.3, and the probability of failure value increases to a maximum limit of 10%. The impact of slope optimization is an increase in coal reserves. Keywords: Limit Equilibrium Method, Safety Factor, Probability of Failure, Slope A, Slope B
EKSISTENSI PERADILAN AGAMA DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL BELANDA Noni Prihandini; Haza Irsyadul Furqan Bachri; Ilham Firmansyah
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 1 No. 7 (2023): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v1i7.1016

Abstract

Artikel memuat memuat atau membahas bagaimana posisi atau eksistensi peradilan agama di indonesia pada masa pemerintahan kolonial belanda dan juga bagaimana sistem peradilan agama di indonesia pada saat masa kolonial belanda. Penulisan artikel ini dibuat atau ditulis dengan penelitian pustaka atau (Library Research) dengan menelaah beberapa artikel dan jurnal yang relevan terhadap masalah yang akan dibahas yakni mengenai peradilan agama pada masa kolonial belanda. Metode pengumpulan bersumber dari referensi literatur yang relevan terhadap topik yang akan dibahas yang akan disajikan secara Deskriptif. Pada masa penjajahan di indonesia oleh kolonial belanda berdampak pada sistem peradilan agama di indonesia hal ini juga merupah tatanan peradilan agama setelah masa kesultanan islam. Dengan munculnya beberapa teori yang telah di asosiasi kan oleh tokoh kolonial belanda pada masa pemerintahan belanda, membuat peradilan agama ini tidak memiliki dasar hukum yang mendasari adanya peradilan agama untuk menegakan keadilan pada masa itu yang pada akhirnya pada masa penjajahan jepang, bangsa kolonial membuat undang- undang mengenai peradilan agama di indonesia.
Pengaruh Perbedaan Waktu Penangkapan Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decapterus Spp.) Dengan Alat Tangkap Purse Seine Di Perairan Probolinggo Ilham Firmansyah; Exist Saraswati; Yusrudin
Nusantara Journal of Multidisciplinary Science Vol. 2 No. 4 (2024): NJMS - November 2024
Publisher : PT. Inovasi Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perairan probolinggo melakukan pennagkapan ikan mulai jam 18:00 WIB sampai 04:00 WIB melalui jumlah hauling antara 3 kali per trip (dalam 1 malam). Menurut nelayan setempat, jumlah hauling paling banyak pada jam 24:00 WIB sampai 04:00 WIB. Penelitian ini diselenggarakan bulan desember-januari di Perairan Mayangan. Metode penelitian yang dilaksanakan dengan 3 perlakuan yakni pada waktu penangkapan pukul 20:00 – 22:00 WIB, waktu penangkapan pukul 23:00 – 01:00 WIB dan waktu penangkapan pukul 02:00 – 04:00 WIB melalui 9 kali pengulangan (trip). Metode pengolahdata memakai Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilanjutkan dengan memakai uji BNT (Uji Beda Nyata). sembilan kali ulangan diperoleh jumlah tangkapan tertinggi ialah pukul 23:00-01:00 WIB melalui total tangkapan 305 ekor. Kemudian di urutan kedua pukul 01:00-03:00 WIB melalui total tangkapan 281 ekor dan terakhir pukul 20:00-22:00 WIB melalui total 240 ekor.
Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta Terkait Download Film Bajakan melalui Aplikasi Telegram Dina Prihastuti; Dian Amesti; Adnin Najma Hafiezha; Ajeng Sholikhawati; Ilham Firmansyah
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 6 (2024): GJMI - JUNI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i6.517

Abstract

Masih banyak masyarakat Indonesia yang menikmati film bajakan dengan cara mengakses melalui website ilegal. Hal inilah yang pada akhirnya memicu banyak masalah hukum dan ekonomi terutama yang berkaitan dengan hak cipta. Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan metodologi yuridis empiris dengan pendekatan kualitatif, menilai suatu fenomena hukum melalui analisis normatif berdasarkan undang-undang, norma, dan literatur dalam bentuk jurnal dan makalah penelitian sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perlindungan hukum dan dampak pembajakan film illegal. Berdasarkan temuan penelitian ini, pemerintah melakukan perlindungan hak cipta dibidang sinematografi baik secara preventif maupun represif melalui arbitrase atau penyelesaian hukum. Penjahat pembajakan menggunakan program Telegram karena kemudahan penggunaan, kebebasan, dan tidak adanya pengelolaan saluran yang ketat. Pemegang hak cipta sinematografi yang dirugikan akibat pembajakan di Telegram dapat mengajukan laporan kepada polisi atau penyidik tentang penggandaan dan/atau pelanggaran tersebut.