Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EVALUASI FUNGSI EKOSISTEM DI PERTAMBANGAN NIKEL KECAMATAN POMALAA SULAWESI TENGGARA Erfina Erfina
IDENTIFIKASI Vol 5 No 1 (2019): IDENTIFIKASI
Publisher : Program Studi D-IV K3

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/identifikasi.v5i1.68

Abstract

Mining activities have a negative impact on the environment. The ecosystem around the nickel extraction area of ​​Pomalaa District has been heavily polluted. disrupting the functions of the ecosystem. This study aims to assess the ecosystem function in the country of nickel mining in the Pomalaa district. The LFA results in the three regions have a terrestrial stability of 38.40 ± 1.3% (North Mine), 37.43 ± 1.3% (Central Mine) and 31.47 ± 0, 5% (south mine). The water infiltration index was 25.8 ± 2.3% (North T.), 24.63 ± 1.8% (Middle T.), 24.70 ± 0.5% (South Mine). ) and the nutrient cycle was 16.37 ± 3% (North Mine), 14.3 ± 0.5 (Central Mine), 13.83 ± 0.07 (South Mine). Low Complexity Index of 5 (North Mine), 4 (Central Mine) and 3 (South Mine) showing undeveloped habitat. It can be concluded that the ecosystem of the Kec nickel district. Pomalaa has experienced a disruption of regulatory functions, habitat and ecosystem biomass production is not well.
Prediksi Potensi Erosi Kawasan Taman Hutan Raya Murhum Kota Kendari Erfina Erfina
SAINTIFIK Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.856 KB) | DOI: 10.31605/saintifik.v6i1.250

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mevaluasi potensi erosi di Kawasan Taman Hutan Raya Murhum Kota Kendari. Metode yang digunakan adalah USLE dan menentukan arahan penggunaan lahan pada setiap unit lahan di lokasi penelitian. Metode pengambilan data di lapangan menggunakan metode survey dengan pendekatan analitik. Pengamatan intensif dilakukan pada setiap unit lahan yang menjadi sampel area dengan jarak observasi free survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi aktual tertinggi terjadi pada unit lahan 14 sebesar 5496,42 ton/ha/th sedangkan erosi terendah terdapat pada unit 3 sebesar 1,11 ton/ha/th. Erosi Aktual (A) lebih besar dari erosi terbolehkan (ETOL) terjadi pada unit 1,4,5,8,10,11 dan 14, maka lahan ini diarahkan kepenggunaan lahan lain dan tindakan konservasi yang tepat. Hasil indeks bahaya erosi yang sangat tinggi terjadi pada unit lahan 4,5,7,8,10,11,14. Bagi unit lahan yang masih memiliki vegetasi lahan hutan alami seperti lahan 2,3,6,9 dan 13 perlu dipertahankan kondisi hutan alaminya melalui penegakan hukum dan pengawasan terhadap setiap bentuk dan ancaman yang dapat merusak keutuhan kawasan. Sedangkan unit lahan yang sudah terganggu vegetasi hutan alaminya perlu dihutankan kembali atau dikelola kembali untuk kemaslahatan masyarakat sekitar kawasan Tahura Murhum dengan jenis vegetasi bertingkat yang berfungsi konservasi dan bernilai ekonomi, pola tanam searah kontur dan pembuatan teras.
Biodiversitas Mangrove di Desa Terapung dan Totobo Sulawesi Tenggara Erfina Erfina
SAINTIFIK Vol 7 No 2 (2021): Saintifik
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v7i2.333

Abstract

Mangrove adalah ekosistem lahan basah pasang surut yang sangat produktif dan ditemukan di sepanjang pantai tropis maupun subtropic, mempunyai peranan sangat penting di daerah estuaria, merupakan ekosistem yang sangat unik dan rapuh serta sebagai daerah pertemuan antara lingkungan darat dan laut. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.504 pulau dan panjang garis pantai sekitar 95.181 km dengan kondisi biofisik lingkungan dan iklim beragam. Hal ini, didukung dengan ekosistem mangrove terluas di dunia (3.49 juta ha), dimana terdapat sekitar 202 jenis mangrove dengan 166 jenis di Pulau Jawa, 157 jenis di Pulau Sumatera, 150 jenis di Pulau Kalimantan, 142 jenis di Pulau Irian Jaya, 133 jenis di Pulau Maluku, 120 jenis di Kepulauan Sunda Kecil dan 135 jenis di Pulau Sulawesi, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara mega biodiversitas. Penelitian ini bertujuan melihat biodiversitas mangrove dan sebagai acuan dalam menambah informasi (database) mengenai kelimpahan mangrove yang ada di Sulawesi Tenggara. Penelitian dilaksanakan di pesisir pantai Desa Terapung dan Desa Totobo Sulawesi Tenggara. Pengambilan data vegetasi mangrove di lokasi penelitian menggunakan metode tanpa plot Point Centered Quarter Method (PCQM) yang masing-masing lokasi diletakan dibuat baseline 100 m, jarak antara sub transek 25 m dan pengukuran parameter lingkungan. Hasil penelitian di dua lokasi ditemukan 7 spesies yaitu: Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk., Bruguiera sexangula (Lour). Poir. Rhizophora mucronata Lamk. Xylocarpus granatum Keon. Sonneratia Alba J.E Smith dan Avesinnia marina (Forsk) Vierh. Namun, jenis yang banyak ditemukan pada stasiun 1 (desa Marobo), karena didukung oleh subtract dan parameter lingkungan (pH tanah: 5 – 7,8), (Kelembaban udara: 72,1—81,55%), (Temperatur udara: 30,45—34,4 0C), (intensitas cahaya 27.5--541.5cd) dan salinitas berkisar (20 -- 30‰).
ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM DALAM AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI ELURAHAN TAHOA KABUPATEN KOLAKA Sartika Gunawan Putri; Yanti Yanti; Erfina Erfina; Nur Khafifa
Biopedagogia Vol 5, No 1 (2023): Maret
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/biopedagogia.v5i1.3569

Abstract

Water is one of the most basic needs of all living things, including humans. Water is essential for life because it serves as a barometer for the quality of human life, specifically health. Drinking water is safe for human consumption if it meets the physical, microbiological, chemical, and radioactive requirements specified in the mandatory and additional parameters. In microbiology, the mandatory parameter for drinking water quality is a total of 0 coliform bacteria per 100 ml. The purpose of this study is to quantify the content of coliform bacteria in drinking water at refill drinking water depots in Tahoa Village, Kolaka Regency, that meet or do not meet the requirements outlined in Permenkes No. 492 of 2010. Six refill drinking water depots in Tahoa Village, Kolaka Regency, were used as samples. The method used in this descriptive quantitative research is the most probable number (MPN), which consists of a prediction test and a confirmation test. The results revealed that coliform bacteria were present in drinking water samples A, B, C, D, E, and F, with MPN index values of 240/100 ml, 240/100 ml, and 96/100 ml, respectively. Based on the results of 38/100 ml and 240/100 ml, it can be concluded that the drinking water at the refill drinking water depot in Tahoa Village, Kolaka Regency, does not meet the requirements of Permenkes No. 492 of 2010.
Analysis of The Structure and Composition of Mangrove Vegetation Types in Induha Latambaga Village, Kolaka District Sutriani Kaliu; Saparuddin Saparuddin; M. Alkadri; Erfina Erfina; Nasarudin Nasarudin; Djunarlin Tojang
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 3 (2023): July - September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i3.5091

Abstract

Mangroves are plants typical of tidal boundaries, beaches and around river mouths. Mangrove vegetation in Induha Village is spread along the coast. Information regarding the structure and composition of mangrove vegetation is still lacking, so research is needed. This research was conducted to determine the structure and composition of mangrove vegetation in Induha Latambaga Village, Kolaka Regency. This study used the point centered sampling method and the observed parameters were seedlings, saplings and trees as well as the composition of the mangrove vegetation. The results showed that Rhizophora apiculata had the highest relative dominance in seedlings (42.13%), saplings (57.50%) and trees (38.31%). Relative frequency in seedlings (35%), saplings (45%) and trees (34.5%). Relative LBA for seedlings (50%), saplings (84.83%) and trees (52.34%). KR in saplings (57.2%) and trees (35.5%), as well as IVI in seedlings (136.1%), saplings (248%) and trees (148.1%). Vegetation composition consisted of 3 families (Rhizophoraceae, Acanthaceae and Sonneratiaceae) and 4 species (R. apiculata, R. mucronata, R. stylosa and B. cylindrical). Environmental factors in Induha Village support the survival of mangroves, especially Rhizophora apiculata.
Pengaruh Pemberian pupuk Organik Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiate L) Erfina Erfina; Yanti Yanti; Naida Naida
SAINTIFIK Vol 9 No 2 (2023): Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v9i2.444

Abstract

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas, karena tergolong tinggi penggunaannya dalam masyarakat maka kacang hijau memiliki tingkat kebutuhan yang cukup tinggi. Berbagai faktor menyebabkan penurunan produksi kacang hijau, antara lain kesuburan tanah yang rendah, alih fungsi lahan, faktor iklim tidak mendukung, dan praktik budidaya tidak tepat. Penggunaan bahan organik dapat menjadi alternatif solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk kimia dalam meningkatkan produktivitas tanaman. Pupuk kotoran kambing memiliki kandungan unsur hara nitrogen yang lebih tinggi dari pupuk kotoran hewan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik kotoran kambing terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L,). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan acak kelompok (RAK). Dengan pemberian pupuk kotoran kambing dengan masing-masing dosis yaitu K0/kontrol, K1 (5 gr), K2 (10 gr), K3 (15 gr), dan K4 (20 gr). Pada hasil penelitian menunjukkan pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata, L) dari hasil uji ANOVA untuk kelompok tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman (0,26 < 4,46), jumlah cabang (2,710 < 4,46), umur berbunga (3,27 < 1,943), umur berbuah (0,87 < 0,07) dan jumlah polong (0,6 < 0,36), sedangkan untuk perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter umur berbunga (27,58 > 3,84) dan jumlah polong (32,32 > 3,84). Pada tanaman kacang hijau untuk kelompok tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada parameter hasil berat 100 biji (0,40 < 4,46), jumlah biji normal (0,087 < 4,46) dan jumlah biji kecil (0,12 < 4,46). Namun, pada perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter hasil berat 100 biji (4,20 > 3,84) dan biji kecil (4,246 > 3,84) pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata, L).