Sorimuda Sarumpaet
Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Edukasi dan Upaya Konseling Kristen bagi Remaja Nehemia Nome; Sozanolo Zamasi; Sorimuda Sarumpaet; Linda Zenita Simanjuntak
Journal on Education Vol 5 No 3 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i3.1244

Abstract

This research was conducted to examine mentoring efforts for people in the adolescent and adult groups. A group of people who have their variety and complexity understands and deal with problems with them. The reference used in the categorization of adolescent and adult groups is taken from the theory of Erik H Erikson. The researcher briefly explained the eight stages of Erik H Erikson's theory. But the focus of attention was on the group's Stage 5: Adolescence – Ages 12-18 and stage 6: Young Adulthood – Ages 19-40. This age group was chosen because generally in Indonesia it gives the name teenagers and youth. Erik H Erikson's grouping theory was chosen because it was accepted by many circles. Researchers use a descriptive qualitative approach by exploring the opinions of authors in their fields. Several opinions will be drawn in to get an idea of how counselors should assist these two age groups. The results found a careful effort if you want to go in and provide assistance to the youth-youth group. In that age group, a counselor is required to understand the psychology and labile attitudes that exist. This paper also proposes that churches, parents, and professional institutions pay special attention to adolescents and youth in the field of mentoring for those with problems.
Kompetensi Sosial Guru PAK Dan Citra Diri Siswa Serta Kontribusinya Terhadap Minat Belajar Thomson Siallagan; Sorimuda Sarumpaet; Sozanolo Zamasi; Hasahatan Hutahaean; Rossinta Sembiring
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.12528

Abstract

Guru dan siswa memiliki waktu tatap muka yang lama setiap hari di Sekolah. Dalam hal menumbuhkan minat belajar, guru dituntut memiliki berbagai kompetensi sesuai amanat UU Pendidikan. Di sisi lain, citra diri siswa juga diduga turut andil dalam minat belajarnya. Penelitian bertujuan mengetahui signifikansi Kompetensi Sosial Guru PAK dan Citra Diri PAK terhadap Minat Belajar PAK Siswa. Menggunakan metode kuantitatif dengan mengumpulkan data ex post facto, melalui kuesioner dengan 30 item pertanyaan. Pengumpulan data berasal yang telah terjadi sebelumnya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan variabel kompetensi sosial guru PAK (X1) terhadap minat belajar PAK siswa (Y). Selanjutnya terdapat kontribusi yang signifikan dari citra diri siswa PAK (X2) terhadap minat belajar PAK siswa (Y). Dan secara bersama-sama terdapat kontribusi yang signifikan kompetensi sosial guru PAK (X1) dan citra diri PAK (X2) terhadap minat belajar PAK siswa (Y). Guru bersama Yayasan (pengelolah dengan sebutan yang lain) agar memiliki spirit maximum effort dalam meningkatkan kompetensi sosial guru seperti tertuang dalam undang-undang pendidikan demi wujudnya mutu pendidikan bangsa.
Mempertahankan Uma: Rumah Pemersatu dan Kebangkitan Spiritual Suku Mentawai Hasahatan Hutahaean; Jonidius Illu; Stenly Reinal Paparang; Ulisaut Parningotan Nainggolan; Sorimuda Sarumpaet
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 13 No 3 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v13i3.85049

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap keberadaan Uma di Mentawai dari sisi kemampuan mempersatukan suku dan membangkitkan spiritualitas masyarakat. Budaya dimiliki tiap Suku di Indonesia maupun dunia. Mentawai satu suku dari beberapa suku yang ada di Sumatera Barat memiliki bukti fisik dan non fisik sebagai tanda keberlangsungan budaya. Uma adalah satu artefak yang dimiliki dimana jumlahnya kini tidak lebih dari 20 unit di semua kepulauan Mentawai. Keberadaan Uma dalam aspek culture experience tidak lebih baik dari aspek culture knowledge. Padahal dalam benak semua suku Mentawai, Uma memiliki daya yang kuat mempererat antar elemen masyarakat. Sedangkan pada segmen spiritual, Uma dapat dipergunakan untuk membuat pesan-pesan keagamaan dan budaya yang ada lebih dipahami dan muda untuk disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana data primer diperoleh dari wawancara yang mendalam dan observasi ke tempat. Narasumber dipilih dari pelaku dan yang memiliki hubungan langsung dengan keberadaan Uma. Sedangkan data sekunder dari penelusuran literatur yang mengkaji variable penelitian dari sumber terpilih. Dialog diantara data kemudian dianalisa untuk memperoleh kesimpulan sesuati tujuan penelitian. Keberadaan Uma telah makin minim sedangkan fungsi dan perannya di masyarakat sangat diperlukan. Dari penggunaan seturut tradisi dan rule Arat Sabulungan, Uma dapat digunakan lebih luas lagi pada berbagai segmen di masyarakat. Bukan saja bermanfaat dalam mengatur hubungan masyarakat agar semakin bersatu, tetapi juga pada aspek kerohanian. Karena itu keberadaan Uma di tengah Suku Mentawai masih sangat dibutuhkan. Stakeholder bidang kebudayaan dan keagamaan dapat mengambil peran untuk mempertahankan keberadaan Uma.