Qurrata Ayun
Prodi Kimia, Fakutas MIPA, universitas PGRI Banyuwangi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH pH LARUTAN TERHADAP KESTABILAN WARNA SENYAWA ANTOSIANIN YANG TERDAPAT PADA EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) Qurrata Ayun; Khomsiyah; Anindia Ajeng
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 4 No. 1 (2022): Penelitian Kimia
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v4i1.2090

Abstract

Kulit buah naga memiliki banyak manfaat dengan kandungan antosianin yang tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang berperan untuk memberikan warna merah, yang berpotensi untuk digunakan sebagai zat pewarna alami untuk pangan dan dapat juga dijadikan sebagai alternatif pengganti warna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan serta dapat juga digunakan sebagai indikator alami. Indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat keasamam (pH) suatu larutan adalah indikator universal yang merupakan campuran dari beberapa indikator. Suatu indikator universal memperlihatkan warna yang berbeda‐beda pada setiap pH. Indikator universal juga dilengkapi trayek pH yang menunjukkan harga pH tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini bertujuan untuk membuat indikator alami yang berasal dari senyawa antosianin yang terkandung pada kulit buah naga merah dengan cara melihat pengaruh pH larutan yang akan memberikan warna yang berbeda ketika berada pada suasana pH tertentu. Salah satu faktor yang sangat perpengaruh terhadap kestabilan antosianin adalah pH dari pelarut antosianin. Pada penelitian ini yang pertama kali dilakukan adalah menentukan kandungan antosianin secara kuantitatif, selanjutnya diukur kandungan antosianin pada ekstrak kulit buah naga merah yang telah divariasikan pH nya, yaitu dari pH 3 sampai pH 12 dengan menggunakan buffer phosphate dan diukur menggunakan metode pH differensial. Variasi pH dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui stabilitas antosianin dan juga perubahan warna yang terjadi pada pH tertentu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, warna yang dihasilkan hampir sama setelah penambahan larutan buffer pH 3 sampai 8, perubahan warna mulai bergeser pada pH 9 sampai 12 yaitu mulai berubah menjadi warna ungu, hal ini disebabkan karena tingkat keasaman pelarut mulai menurun dan mulai dalam keadaan basa sehingga antosianin mulai tidak stabil. Perubahan warna tersebut terjadi karena perubahan struktur molekul antosianin akibat pengaruh pH. Dengan adanya data ini, antosianin pada kondisi pH tertentu dapat digunakan sebagai indikator warna
SUPERKAPASITOR STUDI PERBANDINGAN SIFAT ELEKTRODA SUPERKAPASITOR DARI ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA BANYUWANGI DENGAN ACTIVATOR ASAM DAN BASA Eko Malis; Rosyid Ridho; Qurrata Ayun; Reny Eka Evi Susanti
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 5 No. 2 (2023): Penelitian Kimia dan Terapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v5i2.3101

Abstract

Telah dilakukan penelitian preparasi elektroda superkapasitor arang aktif dari tempurung kelapa. pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa yang berasal dari pesisir pantai Banyuwangi. Arang aktif ditreatment surface area melalui beberapa Langkah yaitu karbonasi dan aktivasi. Karbonasi dilakukan dengan cara pirolisis yaitu memanaskan tempurung kelapa pada suhu 750oC pada kondisis aerob. Aktivasi dilakukan dengan membandingkan 2 activator kimia diantaranya asam klorida dan Kalium Hidroksida Dengan konsentrasi masing-masing 5 mol/L. Pada penelitian ini difokuskan pada pemanfaatan tempurung kelapa sebagai elektroda superkapasitor. Karbon aktof Dari tempurung kelapa dipilih disebabkan sebaran distribusi kapasitansi dan luas area terbaik. Superkapasitor merupakan penyimpan energi yang lebih efisien dibandingkan dengan baterai. Elektroda dibuat dengan Luas 1,5 cm x 1,5 mm. Karakterisasi Permukaan karbon aktif menggunakan titrasi iodometri, karakterisasi elektroda menggunakan metode voltametri. Kapasitansi kapasitor maksimum diperoleh 15,59 F/g/S, Morfologi SEM menunjukkan ukuran pori sebesar 8,457 , iod number optimal sebesar 2376,74.