Ni Luh Wika Kristina
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN VIDEO PUPUTAN MARGARANA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MEMPERKUAT PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 3 TONJA DENPASAR Ni Luh Putu Tejawati; Dewa Made Alit; Desak Made Oka Oka Purnawati; Ni Luh Wika Kristina
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Widya Mahadi Vol. 3 No. 1 (2022): Desember 2022
Publisher : LPPM Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.422 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7447713

Abstract

Pancasila is the guideline for the life of the Indonesian Nation, all activities of the daily life of the Indonesian Nation must be in accordance with the values ​​contained in Pancasila. The rapid development of technology and information has had a negative impact on the life of the nation. For this reason, the government issued a Pancasila Student Profile movement as a solution to overcome the negative effects of technological developments. Realizing Pancasila Student Profiles can be applied through social studies learning based on learning videos. Based on the analysis of the situation, community service activities were carried out at SD Negeri 3 Tonja Denpasar which were carried out by lecturers in collaboration with students. The purpose of this activity is to instill and grow noble values ​​according to the Pancasila Student Profile through the use of the Puputan Margarana video. Through this activity it is hoped that students at Tonja 3 Public Elementary School will have intelligent personalities and character according to the profile of Pancasila students. To realize this service activity, a descriptive qualitative study method was used which included showing several Puputan Margarana, discussing and having dialogue about the content of the films shown, and exploring the values ​​contained in the films which were associated with the values ​​of the Pancasila Student Profile. The results of this community service activity show that broadcasting video media about Puputan Margarana can help students more easily understand the values ​​contained in the Puputan Margarana video.
JEJAK SIWA DI PURA MASCETI, KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI: Trails Of Siwa In Apuan Village, Susut District, Bangli District Ni Luh Wika Kristina; Ni Luh Putu Tejawati; Dewa Made Alit; Yizriel Pote Pasa; Imelda Yola
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2023): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sebelum masuknya agama Hindu Ke Bali. Masyarakat Bali mengenal aliran-aliran atau sekte-sekte kepecayaan pada saat itu. Salah satu sekte yang paling dominan adalah Sekte Siwa Siddantha. Aliran Siwa Siddantha merupakan aliran merupakan ajaran hasil dari akulturasi dari banyak ajaran Agama Hindu yang ada di Bali yang menjadi satu sehingga menjadi terpadu yaitu dalam ajaran Tattwa yang menjadi intisari ajaran Agama Hindu. Tidak banyak peninggalan Siwa yang ada di Bali namun salah satu bukti yang bisa di jadikan jejak dari Siwa adalah lingga yang berada di Pura Masceti, Desa Apuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum dari Desa Apuan serta mengetahui jejak Siwa di Desa Apuan sebagai living Monument yang masih digunakan pada saat ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahap-tahap; (1) Heuristik (tehnik observasi, tehnik wawancara, dan studi dokumen) (2) Kritik sumber (kritik eksteren dan kritik internal), (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Desa Apuan merupakan desa yang memiliki begitu banyak peninggalan sejarah salah satunya adalah Pura Masceti. Berbagai tinggalan ada di Pura Masceti mulai dari arca, hingga lingga yang membuktikan adanya jejek Siwa di Desa Apuan. Lingga yang disakralkan dan dikramatakan oleh warga Desa Apuan menjadi living Monument yang masih digunakan pada saat ini.