Mohammad Arif Rohman
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Rencana Kontijensi untuk Tanah Longsor di Desa Kalikuning, Pacitan, Jawa Timur Tatas Tatas; I Putu Artama Wiguna; Machsus Machsus; Tri Dani Widyastuti; Mohammad Arif Rohman
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.944 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v13i2.1593

Abstract

Rencana kontijensi merupakan bagian dari konsep manajemen resiko bencana sebagai upaya mitigasi yang berupa dokumen sebagai pelengkap rencana penanggulangan kedaruratan bencana. Rencana kontijensi merupakan upaya sistematis yang bertujuan untuk kesiapsiagaan bencana, misalnya bencana tanah longsor. Pada tanggal 2 Januari 2011, longsor terjadi di Desa Kalikuning yang berjarak sekitar 16 kilometer ke arah timur laut Pacitan Kota. Tidak ada korban pada waktu itu kecuali beberapa rumah mengalami kerusakan. Namun, menurut penyelidikan sebelumnya, longsor berpotensi akan terjadi. Jika tanah longsor terjadi, kemungkinan daerah yang terkena adalah di Rukun Tetangga (RT) 1, 2, 3 dalam Rukun Warga (RW) IX yang terletak di dalam "mangkuk" longsor yang potensial terjadi. Untuk menyiapkan segala sesuatu apabila hal tersebut benar terjadi maka perlu dilakukan penyusunan rencana kontijensi. Metode yang digunakan adalah dengan Focus Group Dicussion (FGD). Kegiatan tersebut dilakukan dengan melibatkan beberapa stakeholder, yaitu perwakilan Komunitas di Kalikuning, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan dinas pemerintah setempat yang terkiat dengan kesehatan, informasi, transportasi, konstruksi, sosial, termasuk lembaga militer. Berdasarkan hasil FGD, dokumen rencana kontingensi didirikan melibatkan beberapa langkah, yaitu penilaian bahaya, penentuan insiden bahaya, penentuan skenario, penentuan kebijakan, dan perencanaan alokasi sektoral. Perencanaan alokasi sektoral dibagi dalam manajemen dan koordinasi, evakuasi, logistik, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan infrastruktur. Kelima sektor tersebut bergerak atas instruksi Bupati Pacitan atau yang ditunjuk, dengan koordinasi utama ada pada sektor manajemen dan koordinasi. Selain itu, ada beberapa kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya seperti kurangnya kantong mayat, alat evakuasi, dll. Sedangkan kebutuhan yang telah melebihi kebutuhan adalah terkait dengan jumlah tenaga medis.
Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Infrastruktur Jalan Tol Makassar Newport Tahap I dan Tahap II Febiyuni Salsabila; Mohammad Arif Rohman
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2579-891X.v22i1.19998

Abstract

Pembangunan infrastruktur di Indonesia sudah menjadi perhatian utama, peranan infrastruktur Jalan tol harus dikelola sebagai aset fisik yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dan yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa risiko kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek infrastruktur Jalan Tol Makassar Newport sepanjang 32 KM yang ada di Kota Makassar dengan metode pengumpulan data secara study literature, wawancara dan kuesioner yang selanjutnya akan diolah menggunakan metode Bowtie Analysis. Hasil yang didapatkan yaitu dapat mengurangi dan mengantisipasi kecelakaan kerja yang ada pada proyek infrastructure dan dapat mengambil tindakan preventif dalam rangka meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja yang fatal yang ada di Indonesia. Hubungan antar faktor-faktor sebab akibat berpengaruh signifikan terhadap kecelakaan kerja girder runtuh yang merupakan aktivitas kerja yang memiliki tingkat keparahan yang tinggi. Dimana bowtie diagram dan informasi timbal balik 5w+1H yang memvisualisasikan dinamika kecelakaan girder runtuh dan menawarkan strategi pencegahan dan perlindungan yang paling efektif.