Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Monitoring Sedimentasi di Pintu DAM Rolag Telu Sebagai Bentuk Kesiapan Mencegah Banjir di Hilir Sungai Brantas Muhammad Hafiizh Imaaduddiin; Tatas Tatas; Siti Kamilia Aziz
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.812 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v17i2.4962

Abstract

Kota Surabaya berada pada alur WS Brantas khususnya bagian hilir (Kali Surabaya), dimana sangat berpotensi menjadi area yang rentan terhadap bencana terutama banjir dan sedimentasi. Salah satu pekerjaan yang diperlukan untuk dapat mengendalikan banjir adalah catatan kejadian sedimentasi yang menyangkut sifat dan karakteristik dari Kali Surabaya, di mana kejadian sedimen ini lambat laun akan mengakibatkan adanya pendangkalan dasar sungai dan berdampak pada berkurangnya penampang basah sungai atau lebar sungai. Penelitian ini mengkaji survei dan analisis sedimentasi yang terjadi di Kali Surabaya, untuk menganalisis hubungan antara curah hujan dengan debit suspensi dan menganalisis jumlah total muatan suspensi. Analisis hubungan tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil perhitungan transportasi sedimentasi pada debit rata-rata pertahun, sebagai balance besaran volume aliran air penampang basah dasar sungai yang ditempati oleh sedimen yang nantinya hasil kejadian ini akan dipakai sebagai data pendukung untuk perhitungan mitigasi bencana terhadap terjadinya banjir mendatang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi literatur, survey dan pengukuran di lapangan, serta sampling. Hasil pengukuran menunjukkan hubungan debit aliran dengan debit muatan suspensi di Kali Surabaya memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat terutama pada saat grafik debit suspensenya naik Q=0,248 m3/s (yang maksimal) nilai konsentrasi sedimen tertinggi yang terjadi adalah 20ppm, dan nilai spesific gravity nya yang terekam pada debit maksimal tersebut adalah yang terbesar (Gs) = 2,767.
Simulasi Pengaruh Kemiringan Atap Rumah Terhadap Hujan Pasir Erupsi Gunung Api Tatas Tatas; Amien Widodo; Machsus Machsus; Muhammad Hafiizh Imaaduddiin
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.027 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v13i2.1584

Abstract

Letusan vulkanologi Gunung Bromo pada Tahun 2011 memberikan dampak kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di empat kabupaten sekitarnya, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Lumajang. Hujan pasir yang terjadi menyebabkan daerah di sekitar puncak tertutup pasir hingga radius lebih dari lima kilometer. Pasir tersebut menutup atap-atap permukiman serta sarana dan prasarana umum lainnya, seperti sekolah dan jalan. Letusan yang terjadi di musim hujan menyebabkan pasir yang menutup atap rumah menjadi lebih lekat dan berat. Hal tersebut menyebabkan beban berat pada atap permukiman. Karena atap bangunan tidak didesain untuk beban yang lebih besar, maka hal tersebut menyebabkan struktur atap tidak mampu menahan beban pasir sehingga atap permukiman banyak yang runtuh. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi bagi rumah-rumah yang berada di sekitar gunung berapi agar apabila terjadi hujan pasir, pasir dapat dengan mudah tergelincir turun sehingga tidak terkumpul di atap rumah. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan simulasi hujan pasir pada berbagai jenis atap, genteng tanah dan beton, seng dan asbes. Pasir yang digunakan adalah pasir yang diambil dari hasil letusan Gunung Bromo di Tahun 2011 dengan kondisi pasir kering dan basah. Hasil akhir penelitian yang diperoleh adalah variasi kemiringan atap sehingga hujan pasir yang mungkin terjadi tidak terkumpul di atas atap.
Rencana Kontijensi untuk Tanah Longsor di Desa Kalikuning, Pacitan, Jawa Timur Tatas Tatas; I Putu Artama Wiguna; Machsus Machsus; Tri Dani Widyastuti; Mohammad Arif Rohman
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.944 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v13i2.1593

Abstract

Rencana kontijensi merupakan bagian dari konsep manajemen resiko bencana sebagai upaya mitigasi yang berupa dokumen sebagai pelengkap rencana penanggulangan kedaruratan bencana. Rencana kontijensi merupakan upaya sistematis yang bertujuan untuk kesiapsiagaan bencana, misalnya bencana tanah longsor. Pada tanggal 2 Januari 2011, longsor terjadi di Desa Kalikuning yang berjarak sekitar 16 kilometer ke arah timur laut Pacitan Kota. Tidak ada korban pada waktu itu kecuali beberapa rumah mengalami kerusakan. Namun, menurut penyelidikan sebelumnya, longsor berpotensi akan terjadi. Jika tanah longsor terjadi, kemungkinan daerah yang terkena adalah di Rukun Tetangga (RT) 1, 2, 3 dalam Rukun Warga (RW) IX yang terletak di dalam "mangkuk" longsor yang potensial terjadi. Untuk menyiapkan segala sesuatu apabila hal tersebut benar terjadi maka perlu dilakukan penyusunan rencana kontijensi. Metode yang digunakan adalah dengan Focus Group Dicussion (FGD). Kegiatan tersebut dilakukan dengan melibatkan beberapa stakeholder, yaitu perwakilan Komunitas di Kalikuning, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan dinas pemerintah setempat yang terkiat dengan kesehatan, informasi, transportasi, konstruksi, sosial, termasuk lembaga militer. Berdasarkan hasil FGD, dokumen rencana kontingensi didirikan melibatkan beberapa langkah, yaitu penilaian bahaya, penentuan insiden bahaya, penentuan skenario, penentuan kebijakan, dan perencanaan alokasi sektoral. Perencanaan alokasi sektoral dibagi dalam manajemen dan koordinasi, evakuasi, logistik, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan infrastruktur. Kelima sektor tersebut bergerak atas instruksi Bupati Pacitan atau yang ditunjuk, dengan koordinasi utama ada pada sektor manajemen dan koordinasi. Selain itu, ada beberapa kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya seperti kurangnya kantong mayat, alat evakuasi, dll. Sedangkan kebutuhan yang telah melebihi kebutuhan adalah terkait dengan jumlah tenaga medis.
Manajemen dan Pengawasan Proyek Rekonstruksi Jalan Geneng – Maron Titan Adya Safara; Nur Ahmad Husin; Yudhi Arnandha; Budi Suswanto; Tatas Tatas
Jurnal Penelitian Rumpun Ilmu Teknik Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Penelitian Rumpun Ilmu Teknik
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/juprit.v4i1.4767

Abstract

Construction work or construction projects are a collection of complex tasks interconnected with each other. In its implementation, these construction projects must be adjusted to the plans that have been made, both in terms of volume, quality, cost, and time. The execution of these projects requires management and supervision by a supervisory team, which acts as a consultancy service provider to assist the Public Works and Spatial Planning Agency of Temanggung Regency. This project is the Reconstruction Package of the Geneng – Maron Road Section located in Temanggung Regency. Temanggung Regency is a regency located in Central Java Province which serves as one of the connectors between the Capital of Central Java Province and other cities or regencies. Road maintenance is carried out periodically as one of the efforts to maintain district roads. Routine road maintenance is carried out once a year, but for the improvement of the Geneng – Maron road section, it is carried out after the last improvement in 2016. Based on the Minister of Public Works Regulation No. 13/PRT/M/2011 regarding Procedures for Road Maintenance and Road Inspection, there is a table determining the road maintenance program for asphalt/concrete-covered roads, indicating that roads in severe disrepair should undergo reconstruction or improvement. The Geneng – Maron road itself is a district road frequently traversed by various classes of vehicles. However, the Geneng – Maron Road should have its status changed due to frequent passage by heavy-duty vehicles, causing it to deteriorate more rapidly due to its design and function being inadequate. Therefore, routine maintenance cannot be applied this year because the damage is already severe enough to require road reconstruction.