Euneke Widyaningsih, Euneke
Jurusan Teknik Sipil - Itenas

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kajian Eksperimental Kapasitas Sambungan Material Fiber Reinforced Polymer (Hal. 29-38) Widyaningsih, Euneke; Herbudiman, Bernardinus; Hardono, Setyo
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.962 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.29

Abstract

ABSTRAKMaterial Fiber Reinforced Polymer (FRP) adalah alternatif baru dalam perencanaan struktur yang memiliki keunggulan rasio strength terhadap berat sendiri yang sangat tinggi. Khususnya pada pembangunan jembatan yang hingga saat ini memiliki waktu perakitan yang lama dan material yang sulit dibawa tanpa alat berat, FRP menjadi pilihan dalam mendapatkan suatu struktur jembatan yang ringan, cepat dalam instalasi, dan memiliki kapasitas terhadap beban lalu lintas yang cukup besar.  Pada pengujian ini menggunakan 9 buah benda uji berupa pelat FRP dengan dimensi 100 mm x 400 mm x 9 mm dengan variasi lubang baut sebanyak 3 buah, yaitu 2, 4, dan 5 buah. Parameter yang dikaji adalah pola keruntuhan, nilai P, dan nilai stroke. Pengujian dilakukan di Laboratorium Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan di Puslitbang Jalan dan Jembatan Bandung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pola kerusakan pada FRP didominasi oleh kerusakan pada arah geser, nilai P hasil pengujian terhadap nilai P hasil perhitungan memiliki faktor koreksi sebesar 0,2%, 23%, dan 32%.Kata kunci : Fiber Reinforced Polymer, variasi jumlah lubang baut, pola keruntuhan, nilai P, nilai stroke ABSTRACTFiber Reinforced Polymer is a new alternative in the design of structure that has advantage of a very high strength to weight ratio. Especially in the construction of the bridge which has long time to assemble and difficult to transport the material without using heavy equipment, FRP is an option in getting a bridge structure that is lightweight, fast in installation, and has the capacity to load large amount of traffic. This study uses 9 specimens of FRP plates with dimensions of 100 mm x 400 mm x 9 mm and variations bolt holes of 2, 4, and 5 holes. The parameters studied is the collapse pattern, the value of P, and the value of the stroke. The test has been done at the Laboratory of Center of Bridge and Roads Complementary Buildings at The Center of Roads and Bridges Bandung. The results showed that the pattern of damage for the FRP dominated by shearing failure, as P value from the test result to P value from the calculation have correction factors of 0.2%, 23%, and 32%.Key words: Fiber Reinforced Polymer, bolt holes variation, damage pattern, P value, stroke value
Kajian Eksperimental Kapasitas Sambungan Material Fiber Reinforced Polymer Euneke Widyaningsih; Bernardinus Herbudiman; Setyo Hardono
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.29

Abstract

ABSTRAKMaterial Fiber Reinforced Polymer (FRP) adalah alternatif baru dalam perencanaan struktur yang memiliki keunggulan rasio strength terhadap berat sendiri yang sangat tinggi. Khususnya pada pembangunan jembatan yang hingga saat ini memiliki waktu perakitan yang lama dan material yang sulit dibawa tanpa alat berat, FRP menjadi pilihan dalam mendapatkan suatu struktur jembatan yang ringan, cepat dalam instalasi, dan memiliki kapasitas terhadap beban lalu lintas yang cukup besar.  Pada pengujian ini menggunakan 9 buah benda uji berupa pelat FRP dengan dimensi 100 mm x 400 mm x 9 mm dengan variasi lubang baut sebanyak 3 buah, yaitu 2, 4, dan 5 buah. Parameter yang dikaji adalah pola keruntuhan, nilai P, dan nilai stroke. Pengujian dilakukan di Laboratorium Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan di Puslitbang Jalan dan Jembatan Bandung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pola kerusakan pada FRP didominasi oleh kerusakan pada arah geser, nilai P hasil pengujian terhadap nilai P hasil perhitungan memiliki faktor koreksi sebesar 0,2%, 23%, dan 32%.Kata kunci : Fiber Reinforced Polymer, variasi jumlah lubang baut, pola keruntuhan, nilai P, nilai stroke ABSTRACTFiber Reinforced Polymer is a new alternative in the design of structure that has advantage of a very high strength to weight ratio. Especially in the construction of the bridge which has long time to assemble and difficult to transport the material without using heavy equipment, FRP is an option in getting a bridge structure that is lightweight, fast in installation, and has the capacity to load large amount of traffic. This study uses 9 specimens of FRP plates with dimensions of 100 mm x 400 mm x 9 mm and variations bolt holes of 2, 4, and 5 holes. The parameters studied is the collapse pattern, the value of P, and the value of the stroke. The test has been done at the Laboratory of Center of Bridge and Roads Complementary Buildings at The Center of Roads and Bridges Bandung. The results showed that the pattern of damage for the FRP dominated by shearing failure, as P value from the test result to P value from the calculation have correction factors of 0.2%, 23%, and 32%.Key words: Fiber Reinforced Polymer, bolt holes variation, damage pattern, P value, stroke value
Evaluasi Konfigurasi Sambungan Baut Jembatan Rangka Baja dengan Pola Staggered Fastener (Studi Kasus: Jembatan Way Bobot, Pulau Seram) Euneke Widyaningsih; Erma Desmaliana; Muhammad Ihsan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 7, No 2: Juli 2021
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v7i2.119

Abstract

ABSTRAKJembatan rangka baja merupakan tipe jembatan yang materialnya menggunakan rangka-rangka baja disambungkan oleh pelat buhul dan diikat oleh las, baut, atau gabungan dari keduanya. Jembatan rangka baja yang dianalisis merupakan Jembatan Way Bobot tipe transfield yang berada di Pulau Seram, Maluku dengan panjang bentang 60 meter. Jembatan ini dianalisis dengan menggunakan software SAP2000. Pembebanan dan perancangan jembatan mengacu pada SNI 1725:2016 dan SNI 1729:2015. Dari hasil pemodelan dan analisis pada SAP2000, dilanjutkan analisis variasi konfigurasi sambungan baut menggunakan perhitungan manual dengan metode staggered fastener. Dari hasil analisis variasi konfigurasi baut, luas penampang netto diperoleh tidak berbeda jauh sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi konfigurasi sambungan baut sedikit berpengaruh terhadap kegagalan akibat fraktur penampang efektif netto.Kata kunci: jembatan rangka baja, konfigurasi sambungan baut, staggered fastener ABSTRACTSteel truss bridge is a type of bridge whose material uses steel frames connected by gusset plates and fastened by welding, bolts, or a combination of both. The steel truss bridge analyzed is the Transfield Way Weight Bridge located on Seram Island, Maluku with a span of 60 meters. This bridge was analyzed using SAP2000 software. The loading and design of the bridge refers to SNI 1725:2016 and SNI 1729:2015. From the results of modeling and analysis on SAP2000, continued analysis of variations in the configuration of bolted connections using manual calculations with the staggered fastener method. From the results of the analysis of variations in bolt configurations, the net cross-sectional area obtained is not much different so it can be concluded that variations in the configuration of bolted connections have little effect on failure due to fracture of the net effective cross-section.Keywords: steel truss bridge, configuration of the bolt connection, staggered fastener
Analisis Tahapan Konstruksi Jembatan Cable Stayed dengan Metode Kesetimbangan Kantilever Anissa Anissa; Bernardinus Herbudiman; Euneke Widyaningsih
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 6, No 2: Juli 2020
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v6i2.75

Abstract

ABSTRAKJembatan cable stayed merupakan struktur jembatan yang memiliki sederetan kabel yang menghubungkan pilon dan girder. Dalam pembangunan jembatan cable stayed perlu dilakukan analisis pada tahap konstruksi. Penelitian ini menganalisis tahapan konstruksi jembatan cable stayed  menggunakan metode kesetimbangan kantilever untuk menghasilkan besarnya gaya-gaya dalam yang memenuhi syarat. Berdasarkan hasil penelitian, tegangan kabel maksimum yaitu 404,6 MPa dengan tegangan putus yaitu 837 MPa. Nilai lendutan terendah terdapat pada segmen 1 yaitu 0,001 m. Nilai lendutan tertinggi terdapat pada segmen 20 yaitu 0,167 m. Kemudian mengalami penurunan pada tahap 21 sebesar 0,153 m. Lendutan yang terjadi memiliki nilai di bawah lendutan izin yaitu 0,375 m. Momen terbesar terjadi pada segmen 21 yaitu 18.286,31 kNm; sedangkan yang terendah pada segmen 11 yaitu 20,43 kNm. Momen maksimum yang terjadi akibat layan yaitu 68.003 kNm dengan batas kapasitas izin yaitu 190.500,13 kNm. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa struktur jembatan aman pada tahap pelaksanaan dan juga pasca konstruksi.Kata Kunci: cable stayed, tegangan kabel, lendutan, gaya dalam ABSTRACTThe cable-stayed bridge is structure of a bridge that have an align of cables which connecting to a pilon and a girder. Through a cable-stayed bridge constructor, it is necessary to construge stage. This research analyzing a phase of constructor a cable-stayed bridge using equilibrium cantiveler method's to produce a within forces which is fullfill requirement. According to the result of the research, the highest tension of the cable is 404.6 MPa and ultimate tension is 837 MPa. The lowest deflection value occur at the segment 1 is 0.001 m. The highest deflection value occur at the segment 20 is 0.0167 m. Subsequently undergo decreasing on the phase 21 is 0.153 m. The deflection that occur has value below the deflection permit is 0.375 m. The highest moment occur at the segment 21 is 18,286.31 kNm; on the other hand the lowest moment occur at the segment 11 is 20.43 kNm. The maximum moment that occurs due to the service is 68,003 kNm with a permit capacity limit og 190,500.13 kNm. According to the result of the research, so that in conclude, the structure is safe on the execution phase and also the post-construction phase.Keywords: cable stayed, tension cable, displacement, beam force
Analisis Perbandingan Biaya Penggunaan Steel Box Girder Berdasarkan Variasi Jumlah dan Dimensi (Studi Kasus: Jembatan Cimanuk Maktal) Hazairin Hazairin; Euneke Widyaningsih; Nafisah Noor Sakinah
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 8, No 1: Maret 2022
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v8i1.13

Abstract

ABSTRAKBiaya merupakan salah satu hal penting dalam perencanaan konstruksi. Faktor utama yang mempengaruhi biaya adalah dimensi dan jenis material konstruksi. Penentuan dimensi dan jenis material beracuan pada persyaratan yang berlaku. Namun persyaratan tersebut hanya memberikan rentang minimum dan maksimum. Maka perlu dilakukan perbandingan biaya terhadap rentang dimensi tersebut. Dalam kasus ini perhitungan struktur yang dilakukan adalah perhitungan girder jembatan. Dilakukan perhitungan biaya pada 4 variasi dimensi steel box girder. Dari hasil analisis didapatkan girder  dengan dimensi 2 x 2 meter sebanyak 2 buah girder membutuhkan biaya sebesar Rp1.835.431.964,00. Dimensi 2,3 x 2,3 meter sebanyak 2 buah girder membutuhkan biaya sebesar Rp2.115.116.834,00. Untuk dimensi 1,5 x 1,6 meter, terdapat 3 buah girder dan membutuhkan biaya sebesar Rp2.294.289.955,00. Dimensi 1 x 1,2 meter membutuhkan sebanyak 4 buah girder dengan biaya sebesar Rp2.377.321.400,00. Maka girder dengan biaya paling rendah adalah girder dengan dimensi 2 x 2 meter.Kata kunci: steel box girder, estimasi biaya, perancangan struktur ABSTRACTCost is one of the most important things in construction planning. The main factors that affect the cost are the dimensions and the types of construction materials. Determination of dimensions and types of materials refers to the standard. However, the standard only provide the minimum and maximum range of dimension. So it is necessary to compare the costs from the range of dimensions. In this case the calculation of the structure which conducted is the calculation of the bridge girder. Cost calculations were conducted on 4 variations of the steel box girder dimensions. From the analysis, it was found that 2 girders with dimension of 2 x 2 meters require a cost of Rp1,835,431,964,00. Dimension of 2.3 x 2.3 meters as many as 2 girders require a cost of Rp2.115.116.834.00. For the dimension of 1.5 x 1.6 meters, there are 3 girders and they costs Rp2,294,289,955.00. Dimension of 1 x 1.2 meters need 4 pieces of girders and require a cost of Rp2,377,321,400.00. To conclude, the girder with the lowest cost is the girder with the dimension of 2 x 2 meters.Keywords: steel box girder, cost estimation, structure design
Evaluasi Keandalan Jembatan Gantung Pejalan Kaki Dengan Variasi Letak dan Jenis Beban Lalu Lintas Euneke Widyaningsih
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v4i2.72-81

Abstract

ABSTRAKUntuk mendukung pembangunan infrastruktur jembatan, pemerintah mengeluarkan panduan untuk perencanaan jembatan gantung dengan judul Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Gantung Untuk Pejalan Kaki. Jembatan gantung yang dirancang sesuai dengan panduan tersebut harus mampu menahan beban pejalan kaki sebesar 5 kPa. Dengan mengacu pada pedoman tersebut, direncanakanlah sebuah jembatan gantung dengan panjang total 127.34 meter. Agar dapat mengetahui perilaku jembatan terhadap beban yang direncanakan, dibuatlah pemodelan jembatan menggunakan software MidasCIVIL dengan menggunakan 4 variasi letak pembebanan dan 80 variasi beban mewakili bobot pejalan kaki dan kendaraan bermotor roda dua. Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk mengetahui nilai keandalan struktur yang direncanakan dengan beban sesuai Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02/SE/M/2010 terhadap variasi beban pejalan kaki dan kendaraan bermotor yang sesungguhnya mungkin terjadi pada jembatan. Evaluasi struktur menggunakan metode probability based menghasilkan keandalan struktur jembatan sebesar 100% yang dianalisis terhadap lendutan, tegangan kabel, tegangan batang penggantung serta tegangan pilar. Sehingga dapat dikatakan bahwa beban 5 kPa yang disyaratkan oleh pedoman memiliki nilai yang konservatif dan akan menghasilkan struktur jembatan yang sangat aman.Kata kunci: : Jembatan Gantung, Variasi Letak Beban, Pejalan Kaki, Probability Based Design ABSTRACTTo support the establishment of bridge infrastructure, the government issued a guide for planning a suspension bridge with the title Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02 / SE / M / 2010 concerning the Implementation of Guidelines for Planning and Construction of Suspension Bridges for Pedestrians. Suspension bridges designed according to these guidelines must be able to withstand pedestrian loads of 5 kPa. With reference to these guidelines, a suspension bridge is planned with a total length of 127.34 meters. In order to know the bridge's behavior towards the planned load, a bridge modeling was made using MidasCIVIL using 4 position of loading and 80 load variations representing pedestrian weight and two-wheeled motorized vehicles. The purpose of this analysis is to determine the value of the bridge reliability that planned with load according to the Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02 / SE / M / 2010 against variations in pedestrian and motor vehicle loads that might actually occur on bridges. Structural evaluation using probability-based methods produces 100% bridge structure reliability which is analyzed for deflection, cable stress, hanger stress and pillar stress. So, it can be said that the 5 kPa load required by the guidelines has a conservative value and will produce a very safe bridge structure.Keywords: Suspension Bridge, Load Position Variation, Pedestrian, Probability Based Design
Evaluasi Pengaruh Variasi Molaritas dan Rasio Alkali Aktivator terhadap Kuat Tekan Beton Geopolimer Euneke Widyaningsih; Bernardinus Herbudiman; Fikri Fanny Fauzi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 8, No 3: November 2022
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v8i3.176

Abstract

ABSTRAKBertambahnya populasi penduduk berbanding lurus dengan kebutuhan infrastruktur, salah satunya meningkatnya kebutuhan beton yang berdampak buruk pada pencemaran lingkungan. Upaya untuk mengurangi pencemaran tersebut adalah pembuatan beton ramah lingkungan salah satunya adalah beton geopolimer. Bahan utama geopolimer adalah agregat dan binder yang terdiri dari fly ash dan alkali aktivator. Pada penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh variasi alkali aktivator dalam binder yang digunakan dalam pembuatan geopolimer terhadap kuat tekan geopolimer. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai jurnal pada penelitian lain yang telah dilakukan. Dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada dua faktor yang bervariasi dalam penggunaan alkali aktivator yaitu molaritas dan rasio antara NaOh/Na2SiO3. Semakin besar perbandingan NaOH terhadap Na2SiO3 dalam komposisi geopolimer menghasilkan kuat tekan yang lebih kecil. Sementara semakin tinggi molaritas NaOH akan menghasilkan kuat tekan yang semakin tinggi pula.Kata kunci: beton geopolimer, alkali aktivator, molaritas ABSTRACTThe increase in population is needed for infrastructure development, the one that affected by this is the increasing need for concrete. This matter has a negative impact on environmental pollution. Some efforts to reduce this pollution are to manufacture environmentally friendly concrete, one of which is geopolimer concrete. The main ingredients of geopolimers are aggregate and binder consisting of fly ash and alkaline activator. In this study, an analysis was carried out to determine the effect of variations in the alkaline activator in the binder used in the manufacture of geopolimers on the compressive strength of geopolimers. This study uses primary data and secondary data collected from various journals in other studies that have been conducted. From the results of the analysis performed, it shows that there are two factors that vary in the use of alkaline activators, namely molarity and the ratio between NaOh/Na2SiO3. The greater the ratio of NaOH to Na2SiO3 in the geopolimer composition, the lower the compressive strength. Meanwhile, the higher the molarity of NaOH, the higher the compressive strength will be.Keywords: geopolimer concrete, fly ash, activator, molarity 
Analisis Pengaruh Penggunaan Retarder pada Mortas Geopolimer Widyaningsih, Euneke; Burhanudin, Irsyad Akbar
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 9, No 3: November 2023
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v9i3.178

Abstract

ABSRAKBeton, yang terdiri dari campuran semen, air, agregat halus, serta agregat kasar telah mengalami pengembangan dengan penggunaan bahan pengikat anorganik seperti alumina - silicate polymer atau geopolimer. Geopolimer ini adalah pilihan yang ramah lingkungan jika dibandingkan dengan beton konvensional berbasis semen Portland yang memiliki jejak karbon yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cara penambahan bahan kimia retarder mempengaruhi waktu ikat dan kekuatan tekan pada beton geopolimer. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase retarder yang ditambahkan pada fly ash sebagai bahan penyusun beton geopolimer, rata-rata kekuatan tekan cenderung menurun (kuat tekan usia 28 hari berurutan dari variasi 0%; 1,5%; 2%; 2,5% adalah 44,93 MPa; 44,86 MPa; 32,81 MPa; 26,87 MPa), sementara waktu ikat meningkat dari 420 detik menjadi 600 detik. Ini mengindikasikan bahwa retarder secara efektif memperlambat proses pengerasan, tetapi mempengaruhi kekuatan tekan beton.Kata kunci: beton geopolimer, retarder, waktu ikat akhir ABSTRACTConcrete, which consists of a mixture of cement, water, fine aggregate and coarse aggregate, has undergone development with the use of inorganic binders such as alumina - silicate polymer or geopolymer. This geopolymer is an environmentally friendly choice when compared to conventional Portland cement-based concrete which has a lower carbon footprint. This research aims to analyze how the addition of chemical retarders affects the setting time and compressive strength of geopolymer concrete. The results show that the higher the percentage of retarder added to fly ash as a constituent of geopolymer concrete, the average compressive strength tends to decrease (compressive strength aged 28 days sequentially from variations of 0%, 1.5%, 2%, 2.5% are 44.93 MPa, 44.86 MPa, 32.81 MPa, 26.87 MPa), while the binding time increases from 420 seconds to 600 seconds. This indicates that the retarder effectively slows down the hardening process, but affects the compressive strength of the concrete.Keywords: geopolymer concrete, retarder, final setting time
Studi Perbandingan Kinerja Struktur Atas Girder Jembatan Beton Bertulang Menggunakan Perkuatan Prategang Eksternal Tipe Double King Pose terhadap Pre-Cast I Girder Suryawinata, Monika Putri Rizkita; Widyaningsih, Euneke
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 11, No 1: Maret 2025
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v11i1.76

Abstract

ABSTRAKJembatan Cikeruh merupakan jalan umum yang kerap dilalui oleh kendaraan pribadi, umum, dan juga berat. Dari waktu ke waktu jumlah kendaraan yang melewati jembatan ini semakin meningkat, sehingga menyebabkan terjadinya keretakan karena beban yang tersalurkan semakin besar dan juga jarak antara jembatan dengan muka air banjir terlalu dekat. Oleh karena itu, penelitian ini akan dibandingkan tipe struktur yang sama bentang dapat diperpanjang yaitu tipe beton bertulang menggunakan prategang eksternal atau harus melakukan rekonstruksi penuh pada jembatan yaitu mengganti tipe girder menjadi PCI Girder untuk mendapatkan hasil jembatan yang lebih efektif. Hasil yang didapatkan nilai rasio kapasitas untuk jembatan PCI Girder memenuhi syarat izin yaitu < 1, hasil analisis lendutan untuk jembatan beton bertulang dengan prategang eksternal dan jembatan PCI Girder memenuhi syarat izin yaitu < 0,035 m; dan berat girder didapatkan untuk jembatan beton bertulang sebesar 3241,22 kN dan berat girder untuk PCI girder sebesar 3032,88 kN. Apabila struktur jembatan tersebut ingin diperpanjang menjadi 28 m maka harus dilakukan rekonstruksi penuh atau mengganti tipe girder jembatan menjadi tipe PCI Girder jika ditinjau dari nilai rasio kapasitas, nilai lendutan, dan berat girder sendiri.Kata kunci: Jembatan PCI Girder, Prategang Eksternal, Jembatan Girder Beton Bertulang, Lendutan, Rasio Kapasitas, Berat Girder ABSTRACTThe Cikeruh Bridge is a public road that is often passed by private vehicles, public transportation and also heavy vehicles. From time to time the number of vehicles passing through this bridge is increasing, causing cracks to occur because the load being distributed is getting bigger and also the distance between the bridge and the flood water surface is too close, this supports the bridge being extended. Therefore, this research will compare whether with the same type of structure the span can be extended, the reinforced concrete type using external prestressing or whether a full reconstruction of the bridge must be carried out, also changing the girder type to PCI Girder to get a bridge that is effective. The results obtained by the capacity ratio value for the PCI Girder bridge is < 1, the results of the deflection analysis for the reinforced concrete bridge with external prestressing and the PCI Girder bridge is < 0.035 m, and the girder’s weight for the reinforced concrete bridge is 3,241.22 kN and the for the PCI girder is 3,032.88 kN. If the bridge structure is to be extended to 28 m, a full reconstruction must be carried out or the bridge girder type changed to PCI Girder type if viewed from the capacity ratio, deflection and girder’s weight itself.Keywords: PCI Girder Bridge, External Prestressing, Reinforced Concrete Girder Bridge, Deflection, Capacity Ratio, Girder Weight