Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

NILAI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Tarau, Dieri; Andaki, Jardie A; Tambani, Grace O
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12980

Abstract

Abstract Mangrove ecosystem is the main motivator of life in the coastal and marine area. Mangrove not only have ecological function as providers for aquatic biota but also the place for the spawning ground, nursery ground, and many kinds of aquatic biota, retaining abration, wind break, tsunami, absorben of waste etch. The social economic function of mangrove as the fuel producer, industrial basic material, pharmacology, furniture, cosmetic, food, textiles, glue taner, seed fish, shrimp, crustacean, bird eggs honey and also as the tourism object, conservation, education and research. The aim of this research are 1). To indentified the economic benefit of mangrove ecosystem and 2). To calculate the economic valuation of mangrove ecosystem of Bahoi Village North Minahasa Regency. The basic method in this research is the case study, the collected data through interview direct observation, literature review, and the guidance of cost analyze to build beach damn. The retrieval data used purposive sampling. The data are collected as primary and secondary data. Primary data obtained through interview, questioner and observation the activities of society related with utilization of mangrove ecosystem. The primary data are to 1).KPPD Bahoi Management, 2). Marine ecotourism group, 3). The Government of Bahoi Village. The result research shows the mangrove ecosystem consist of direct use value and indirect use value as retaining abration and break wave is Rp.60.127.034.000,- can hold out 20 years and the benefit of mangrove will lost for rehabilitation period is Rp. 137.837.551.000,- / 10 years and income society are lost Rp. 20.862.240.000,- for 10 years and option value of mangrove ecosystem with 28 hectares is Rp.55.322.400,- for 10 years. Total economic value of mangrove ecosystem at Bahoi Village is Rp. 404.920.912.688,-. Keywords: Ecosystem, Mangrove, Resources, Economic Valuation Abstrak Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia bagi biota perairan yaitu sebagai tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan, dan tsunami, penyerap limbah dan lain sebagainya, fungsi sosial dan ekonomis penting sebagai penghasil bahan bakar, bahan baku industri, obat – obatan, perabot rumah tangga, kosmetik, makanan, tekstil, lem penyamak kulit dan lainnya, penghasil bibit/benih ikan, udang, kerang kepiting, telur burung, madu, dan lainnya sebagai kawasan wisata, konservasi, pendidikan dan penelitian (Dahuri, dkk. 2001) Penelitian ini bertujuan untuk 1).Mengidentifikasi manfaat ekonomi ekosistem hutan mangrove dan 2). Menghitung nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi Kabupaten Minahasa Utara. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus, metode pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini adalah dengan adalah wawancara, observasi langsung dan studi pustaka mengenai rehabilitasi dan sumberdaya hutan mangrove serta pedoman analisis biaya pembangunan Tanggul Pantai dari sumber – sumber yang terkait. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengisian daftar pertanyaan, dan observasi langsung ke lapangan untuk melihat langsung keadaan hutan mangrove, keadaan masyarakat, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan oleh masyarakat yang terkait dengan pemanfaatan hutan mangrove Wawancara untuk memperoleh data primer dilakukan pada :1). Pengurus Kelompok Pengelola Pesisir Desa (KPPD) Bahoi, 2). Kelompok Ekowisata Bahari, 3). Hukum Tua Desa Bahoi. Berdasarkan hasil penelitian, nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi, yaitu terdiri dari manfaat tidak langsung sebagai penahan abrasi dan gelombang sebesar Rp.60,127,034,000bisa bertahan lebih dari 20 tahun. dan manfaat hutan mangrove yang akan hilang jika hutan mangrove yang ada di Desa Bahoi ditebang adalah Rp.137.837.551.600,-/10 tahun untuk masa rehabilitasi, dan pendapatan masyarakat yang akan hilang jika hutan mangrove ditebang adalah Rp.20.862.240.000,-/10 tahun dengan luasan hutan mangrove 28 hektar dan nilai dari manfaat pilihan sebesar Rp.55.322.400,00/10 tahun,sehingga total dari keseluruhan Nilai Ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi tersebut adalah sebesar Rp.404.920.912.688,00. Kata Kunci : Ekosistem,Mangrove, Sumberdaya, Nilai Ekonomi  
The impacts of internal and external factors on dynamics of traditional fishermen group in Manado reclamation area of Manado City, North Sulawesi Province Wasak, Martha P; Andaki, Jardie A; Pengemanan, Jeannette F
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 6, No 2 (2018): October
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.6.2.2018.24840

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap dinamika kelompok nelayan tradisional di kawasan reklamasi Pantai Kota Manado,Provinsi Sulawesi Utara Afishermen group is a forum for fishermencooperation formed in oneregion to be able to become qualifiedfishermen. This requires that fishermen have the motion or power that can determine and influence the behavior of groups and their members in achieving their goals effectively. Fishermangroups should always be dynamic in running fishing business. This study aims to 1) analyze the factors that affectthe dynamics of traditional fishing groups in the coastal reclamation area of Manado City, and 2) determine the dynamics model of traditional fishermen groups in the coastal reclamation area of Manado City. This research wasconducted using survey method. F test statistics wasused for mixedinfluence test and t-test statistic for partial test. Multiple linear regressions was conductedto describe the dynamics of traditional fishermen group in the coastal reclamation area of Manado City. The result of this research concluded that internal (X1) and external (X2) factors together or partially hasan effect on dynamics of traditional fisherman group of coastal reclamation area of Manado City. Partially, internal sub factor (education level and experience of fishing effort) and external sub factor (the availability of capital aid and information availability) have real effect ondynamics of traditional fisherman group of coastal reclamation area of Manado City. The dynamicequationmodel of traditional coastal reclamation area of Manado CityisY = 0,770774 + 0,344691X1+ 0,388735X2.Kelompok nelayan merupakan wadah kerjasama dari nelayan dalam satu wilayah untuk dapat mencapai nelayan yang berkualitas. Hal ini mengharuskan nelayan memiliki gerak atau kekuatan yang dapat menentukan dan mempengaruhi perilaku kelompok dan anggota-anggotanya dalam mencapai tujuan secara efektif. Kelompok nelayan harus selalu dinamis dalam menjalankan usaha penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok nelayan tradisional di kawasan reklamasi pantai Kota Manado, dan 2) menentukan model dinamika kelompok nelayan tradisional di kawasan reklamasi pantai Kota Manado. Penelitian ini mengunakan metode survey. Statistika Uji-F digunakan untuk uji pengaruh secara bersama-sama dan Statistika Uji-t untuk uji parsial. Regresi linear berganda dilakukan untuk menggambarkan persamaan dinamika kelompok nelayan tradisional di kawasan reklamasi pantai Kota Manado. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa faktor internal (X1) dan eksternal (X2) secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh nyata terhadap dinamika kelompok nelayan tradisional. Secara parsial sub-faktor internal (tingkat pendidikan dan pengalaman usaha penangkapan ikan) dan sub-faktor eksternal (ketersediaan bantuan modal dan ketersediaan informasi) berpengaruh nyata terhadap dinamika kelompok nelayan tradisional. Model persamaan dinamika kelompok nelayan tradisional kawasan reklamasi pantai Kota Manado, yaitu: Y= 0,770774 + 0,344691X1+ 0,388735X2.
Diversification of business and its implications for the welfare of traditional fishermen community in Uso Village, Batui District, Luwuk Banggai, Central Sulawesi Province Srinurmahningsi, Sri; Andaki, Jardie A; Wantasen, Adnan
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 5, No 2 (2017): October
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.5.2.2017.24567

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Diversifikasi usaha dan implikasinya terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan tradisional Desa Uso,Kecamatan Batui,Kabupaten Luwuk Banggai,Provinsi Sulawesi Tengah This study aims to determine the business diversification selected by the fishing community in maintaining family life, to determinethe difference in choice of business diversificationas well as the implications on the fishing communityof Uso Village, Batui District, Banggai Regency, Central SulawesiProvince. This study used a mixed method, which is a research approach that combines qualitative and quantitative research. Data used in this research is both descriptive and analytical. Comparative test was performed using Student’s t-test. The results of this study concluded that 1) there is diversification outside the fishing effort by the fishermen of the village,such asworking as construction workers, company workers, motorcycle taxi drivers, merchants and farming, 2) there is a significant difference between fishing effort and business diversifications in which the contsruction workers have lower income then the fishing efforts, while the income of business diversifications as company workers, motorcycle taxi drivers, and farmers are not significant, 3) diversification of fishing effort has a positive impact on the lives of fishermen to use their spare time not to fish due to weather factors, replace lost income because it does not go to the sea, and combines a variety of businesses in outside the fishing business potential in increasing the family income of fishermen in the village, and 4) cash-flow and financial analysis shows fishing effort is feasible, as well as diversification is feasible as the support of fishing effort.Penelitian ini bertujuanuntuk menentukan diversifikasi usaha yang dipilih oleh masyarakat nelayan dalam mempertahankan hidup keluarga,untukmenentukan perbedaan pilihan diversifikasi usaha danimplikasinyapada masyarakat nelayan Desa Uso,Kecamatan Batui,Kabupaten Banggai,Provinsi Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu mixed-method.Analisis data menggunakandeskriptif analitik. Uji perbandingan menggunakan uji-t. Hasil penelitian dapat disimpulkan, 1) diversifikasi usaha, yangdilakukan selain usaha penangkapan ikan, yaitu bekerja sebagai buruh bangunan, buruh perusahaan, tukang ojek, pedagang dan bertani, 2) terdapat perbedaan nyata antara usaha penangkapan ikan dengan diversifikasi usahadi mana pendapatan sebagai buruh bangunan lebih rendah daripendapatan nelayan. Sedangkan diversifikasi usahasebagai buruh perusahaan, tukang ojek,dan bertani,tidak berbeda nyata, 3) diversifikasi usaha nelayan berimplikasi positif pada kehidupan nelayan dalam memanfaatkan waktu luangsaattidak melaut karena faktor cuaca, mengganti kehilangan pendapatan karena tidak melaut, dan mengkombinasikan berbagai usaha di luar usaha penangkapan ikan yang berpotensi pada peningkatan pendapatan keluarga nelayan, dan 4) Cash-flowdan analisis finansial menunjukkanbahwausaha perikanan tangkap layak dilaksanakan, demikian pula diversifikasi usaha sebagai penunjang usaha nelayan.