Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KADAR AIR, pH DAN TOTAL MIKROBA DAGING AYAM YANG DITAMBAHKAN KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val.) Wala, John; Ransaleleh, Tiltje; Wahyuni, Indyah; Rotinsulu, Merri
ZOOTEC Vol 36, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.332 KB) | DOI: 10.35792/zot.36.2.2016.12567

Abstract

THE EFFECT OF WHITE TURMERIC (Curcuma mangga Val.) ADDITION ON CHICKEN MEAT AGAINST WATER CONTENT, pH AND MICROORGANISM NUMBERS. The purpose of this research was to determine the effect of the addition of white turmeric (Curcuma manggaVal.) on chicken meat at cold storage (4oC). This research used Split Plot Design with 2 treatment factors based on completely randomized design. The Main Plot contains of 4 treatments (A0 = without storage, A1 = 3 days storage, A2 = 6 days storage, A3 = 9 days storage) and the Sub Plot contains of 4 treatments (B0 = without white turmeric, B1 = 4% grating of white turmeric, B2 = 8% grating of white turmeric, B3 = 12% grating of white turmeric). The variable that observed are water content, pH and microorganism number. The result showed that the addition of white turmeric was not significant affected (P > 0.05) against water contentof chicken meat, however it was highly significant affected (P < 0.01) against pH and microorganism numbers of chicken meat. Storage time was highly significant affected (P <0.01) against water content, pH and microorganism numbers of chicken meat. The interaction between both of treatment factors was given highly significant affected (P < 0.01) against water content, pH and microorganism numbers of chicken meat. As a conclusion, the addition of white turmeric on chicken meat was not affected against water content, however it can decrease pH and obstruct microorganism activity. Keywords : chicken meat, white turmeric, pH, water content, microorganism numbers
Pendampingan Budidaya Tikus Hutan Ekor Putih Pada Pemburu Tikus Desa Ampreng Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa Laatung, Sylvia; Ransaleleh, Tiltje; Lapian , Hapry; Onibala , Jane
The Studies of Social Sciences Vol. 6 No. 1 (2024): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.v6i1.53042

Abstract

ABSTRACT The white-tailed forest rat is a type of rat that is consumed by some Minahasa people, especially on holidays or especially for families. In almost all Minahasa traditional markets you can find rats being sold for IDR 100,000 per three heads. This shows that the animal has sale value. Therefore, the Hope and Endemic Animal Laboratory Team will carry out activities to assist rat cultivation for rat hunters so that they can get rats without having to hunt. Mentoring activities will be carried out for 6 months targeting the rat hunting group in Ampreng Langowan Village. This activity was carried out using the Focus Group Discussion method, lectures and practice at the location involving 10 rat hunters. Topics of discussion are about making cages, providing food, maintaining cages. The activity implementation time is 6 (six) months with preparation stages (preparing location, materials, feed), implementation (Focus Group Discussion, lectures, and practice), publication, preparation of wishes, and reporting. The result of this activity is that ten hunters have been able to implement cultivation well and correctly and obtain economic benefits so as to support food security and independence.
Pendampingan Teknik Budidaya Kelelawar Kepada Kelompok Pemburu dan Pedagang Daging Kelelawar di Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan Ransaleleh, Tiltje; Indyah Wahyuni; Assa, Geertruida
The Studies of Social Sciences Vol. 6 No. 2 (2024): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.v6i2.58405

Abstract

Kecamatan Modoinding adalah salah satu kecamatan destinasi wisata, terkenal dengan tanaman holtikultura sepanjang jalan desa. Pusat pemerintahannya berkedudukan di Desa Pinasungkulan. Di desa ini terdapat pasar tradisional yang menjual berbagai kebutuhan pokok termasuk satwa liar diantaranya kelelawar. Kelelawar dijadikan bahan makanan oleh sebagian Masyarakat. Padahal manfaat kelelawar sangat besar di alam, antara lain untuk degenerasi hutan, sebagai pemencar biji-bijian di hutan, dan sebagai penyerbuk pohon atau tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Perburuan yang tidak terkendali terhadap kelelawar di habitatnya, akan mempengaruhi keseimbangan ekologis di hutan, karena perannya akan hilang. Dikhawatirkan pada waktu tertentu kelelewar akan mengalami punah. Diperlukan usaha untuk mengedukasi sebagian masyarakat terutama pedagang dan pemburu untuk menjaga/melindungi kelelawar endemik sulawesi dari kepunahan.Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pengetahun kepada sebagian pemburu dan penjual daging satwa liar tentang fungsi dan manfaat kelelawar bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Juga pendampingan terhadap Yayasan Konservasi Kelelawar Sulawesi untuk budi daya atau konservasi kelelawar. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan, demonstrasi dan pendampingan.  Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu terjadi perubahan cara berpikir dari peserta untuk peduli untuk menjaga keseimbangan alam di sekitar dan antusias mendukung usaha yayasan Konservasi Kelelawar Sulawesi untuk melindungi kelelawar dari kepunahan. Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu para peserta mendapatkan pengetahuan tentang jenis-jenis kelelawar dan manfaatnya serta menyadari akan keberadaan kelelawar endemik sulawesi di alam. Juga mengetahui teknik budidaya dan konservasi kelelawar.
Pemberantasan Penyakit Rabies Desa Batuputih Bawah Tangkoko Bitung Sulawesi Utara Dengan Pendekatan One Health Nangoy, Meis; Onibala, Jane; Ransaleleh, Tiltje; Lapian, Hapry; Laatung, Sylvia; Koneri, Roni; Lomboan, Agustinus
The Studies of Social Sciences Vol. 6 No. 2 (2024): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.v6i2.58754

Abstract

Desa Batuputih Bawah Tangkoko Bitung merupakan salah satu desa destinasi ekowisata di Propinsi Sulawesi Utara. Pada tahun 2024 desa ini telah ditetapkan sebagai salah satu dari 50 (lima puluh) desa wisata terbaik di Indonesia. Di sisi lain kebanyakan masyarakat desa ini mempunyai kebiasaan memelihara anjing secara lepas. Oleh karena itu di desa ini telah dilakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat pemberantas penyakit Rabies oleh Tim Universitas Sam Ratulangi agar wisatawan tidak kawatir ketika datang ke desa ini. Pelaksanaan kegiatan ini sebagai implementasi kerja sama Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara serta Centre Global Field Study University of Washington yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Pada awal pelaksanaan kegiatan telah dilakukan penyediaan materi edukasi dan vaksin Rabies. Materi edukasi tersebut terkait Bahaya Rabies, Pencegahan Rabies dan Penanganan Kasus Gigitan Anjing. Selain itu dilakukan juga kegiatan kaderisasi vaksinator Rabies. Sasaran kegiatan ini yaitu peningkatan kapasitas Aparat Desa, Petugas Kesehatan Desa, Masyarakat dalam menangani anjing secara baik dan benar. Tim pelaksana kegiatan terdiri atas 7 orang dosen dan 2 orang mahasiswa Fakultas Peternakan serta 1 orang mahasiswa Darmasiswa dari USA. Adapun hasil kegiatan ini yaitu tereduksikasinya 20 orang Masyarakat, terlatihnya 5 orang masyarakat sebagai vaksinator, dan tervaksinnya sejumlah anjing.