Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Phenotypic Characteristics of Local Pigs in the North Sulawesi Jane S. I. T. Onibala; Suyadi Suyadi; Sucik Maylinda; V. M. A. Nurgiartiningsih
Jurnal Ilmu Ternak Vol 22, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v22i1.38228

Abstract

Local pigs are one of Indonesia's livestock germplasm and have an important role in the rural farming system in the North Sulawesi. The aim of this study was to identify the phenotypic characteristic of local pigs in the North Sulawesi. The study was carried out as a field level survey and investigation through direct observation of phenotypic traits of local pigs in eight villages which is located in the two main regions of the North Sulawesi, namely Minahasa Utara (Darunu, Sonsilo, Marinsow and Kalinaun) and Bolaang Mongondow (Pindolili, Baturapa, Sangtombolang and Tanjung Sidupa). A total of 212 pigs were used to observe the parameters of body weight, body length, heart grith, height at withers, head length and ear length. Data were analyzed using general linear model and discriminant analysis. The results showed that body weight and linear body measurement of local pigs in eight locations in the North Sulawesi were significantly different (p < 0.05) with the following traits; average body weight of 27.67±12.90 kg, body length of 70.62±14.21 cm, heart grith of 62.89±13.30 cm, height at withers of 44.73±8.86 cm, head length of 25.06 ±5.96 cm, ear length of 15.6±4.05 cm and hock circumference of 9.87±1.31 cm.
Edukasi Zoonosis dan Penyebarannya pada Peternak Sapi Desa Batuputih Bitung Propinsi Sulawesi Utara Meis Nangoy; Jane Onibala; Albert Podung; Endang Pudjihastuti; Agus Lomboan; Syl Laatung; Zul Poli; Femi Elly; Florencia Nery Sompie
The Studies of Social Sciences Vol. 4 No. 2 (2022): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.2022.4.2.43436

Abstract

Batuputih Village, Ranowulu District, Bitung, North Sulawesi Province is a buffer village in the Tangkoko conservation area. The daily life of this village community coexists with wild animals, and their cattle are often grazed on the outskirts of the area causing them to have risk factors for contracting zoonoses. Therefore, education on zoonoses and their distribution to cattle farmers in Batuputih Bitung village, North Sulawesi Province has been carried out by a team from the Faculty of Animal Husbandry, Sam Ratulangi University from April to August 2022 through a community partnership program. The method of implementing these activities is carried out in 3 forms, namely Focus group discussions and interviews, Lectures, and Rabies Vaccination and Practices. A total of 10 cattle breeders and 10 government officials were given knowledge to be able to recognize signs of illness in livestock and how to control them and how to report them to livestock health officers. A total of 60 dogs have been vaccinated against Rabies. The local government and the people of Batuputih have understood the dangers of zoonoses. Regular mentoring activities are needed so that the level of awareness of this village community in preventing zoonoses is high and they behave in a clean and healthy way. Keywords: Zoonosis; Rabies; Vaccination; Batuputih AbstrakDesa Batuputih, Kecamatan Ranowulu, Bitung, Propinsi Sulawesi Utara merupakan desa penyangga di kawasan konservasi Tangkoko. Kehidupan sehari-hari masyarakat desa ini berdampingan dengan satwa liar, dan ternak sapinya sering digembalakan di pinggiran kawasan menyebabkan mereka mempunyai faktor resiko tertular zoonosis. Oleh karena itu telah dilakukan Edukasi zoonosis dan penyebarannya pada peternak sapi di desa Batuputih Bitung Propinsi Sulawesi Utara oleh tim Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi pada bulan April hingga Agustus 2022 melalui program kemitraan masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan tersebut  dilakukan dalam 3 bentuk yaitu Fokus grup diskusi dan wawancara, Ceramah, serta Praktek dan vaksinasi Rabies. Sejumlah 10 orang peternak sapi  dan 10 orang aparat pemerintah diberikan pengetahuan untuk mampu mengenal tanda-tanda sakit pada ternak dan cara mengendalikannya serta cara pelaporannya kepada petugas kesehatan ternak. Sejumlah 60 ekor anjing telah divaksin Rabies. Pemerintah setempat dan masyarakat Batuputih telah memahami akan bahaya zoonosis.   Diperlukan kegiatan pendampingan secara regular agar tingkat kepedulian masyarakat desa ini dalam mencegah  zoonosis menjadi tinggi dan berprilaku  bersih dan hidup sehat.Kata kunci: zoonosis; rabies; vaksinasi; Batuputih
Edukasi Pengendalian Lalat Penyebar Penyakit Pada Peternak Babi Tangkoko Bitung Sulawesi Utara Bitung Provinsi Sulawesi Utara Meis Nangoy; Jane Onibala; Martha Kawatu; Hapry Lapian; Sylvia Laatung; Roni Koneri; Florencia Sompie
The Studies of Social Sciences Vol. 5 No. 1 (2023): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.v5i1.50499

Abstract

Pig farmers in Batuputih Tangkoko Village generally raise pigs in cages made of wood or live plants, without a roof, or left loose in the yard. Limited levels of education and knowledge mean that they are unable to handle sanitation management. Therefore, the Sam Ratulangi University Faculty of Animal Husbandry Team, through the cluster 2 community partnership program, carried out educational activities to control flies that spread disease in this village. This activity was carried out for 6 months in Batuputih Tangkoko Village using the Focus group discussion method, lectures and practice. Focus group discussions are conducted to explore the potential of breeders. The lecture was conducted to provide knowledge about fly bioecology. The lecture was held at the village head's house. The practice was carried out at the farm site and divided into two topics, namely the practice of identifying types of flies and controlling flies using fly traps. A total of 10 pig farmers and 10 government officials were given knowledge about fly bioecology and its control using traps and sanitation practices. Regular mentoring activities are needed so that the level of concern for the community in this village in preventing the spread of disease is high and they behave cleanly and live a healthy life.
PENYADARTAHUAN PERAN SATWA LIAR SEBAGAI SATWA HARAPAN KEPADA ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA PAKUURE KABUPATEN MINAHASA SELATAN, SULAWESI UTARA Ransaleleh, Tiltje Andretha; Wahyuni, Indyah; Onibala, Jane; Umboh, Sintya JK
BAKIRA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2023): BAKIRA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/bakira.2023.4.2.68-77

Abstract

Kawasan lindung gunung Lolombolan Minahasa Selatan menyimpan banyak keanekaragaman hayati khususnya satwa liar. Desa Pakuure salah satu desa yang dekat dengan kawasan ini. Masyarakat desa ini mengkonsumsi daging satwa liar seperti kelelawar, tikus, dan jenis-satwa liar lainnya. Oleh karena itu telah dilaksanakan kegiatan penyadartahuan peran satwa liar sebagai satwa harapan kepada anak-anak sekolah dasar. Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis satwa liar dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Kegiatan ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sam Ratulangi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu ceramah menggunakan gambar-gambar satwa liar dan awetan basa, diselingi dengan tanya jawab, diskusi dan demostrasi untuk mengevaluasi tingkat pemahaman anak-anak terhadap materi yang diberikan. Hasil evaluasi awal diketahui bahwa mereka belum mengetahui manfaat satwa liar. Dari 16 jenis satwa yang digunakan sebagai bahan pembelajaran, hanya satu jenis yang mereka pernah lihat secara langsung yaitu tikus ekor putih, 15 jenis belum pernah dilihat. Melalui evaluasi akhir yang dilakukan selama kegiatan disimpulkan bahwa pengetahuan anak-anak bertambah. Mereka mengenal jenis-jenis satwa liar, dan mengetahui fungsinya di alam secara khusus di Gunung Lolombulan.
Pendampingan Manajemen Reproduksi Ternak Pada Peternak Sapi Desa Batuputih Bitung Provinsi Sulawesi Utara Lomboan, Agustinus; Onibala, Jane; Nangoy, Meis Jacinta
The Studies of Social Sciences Vol. 6 No. 1 (2024): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.v6i1.52474

Abstract

Hingga saat ini Indonesia belum mandiri dalam penyediaan pangan yang bersumber dari daging sapi sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah mengimport ternak sapi. Salah satu faktor penyumbang ketidak mampuan tersebut yaitu pemeliharaan ternak sapi tanpa memperhatikan manajemen reproduksinya. Oleh karena itu tim produksi ternak sapi dan kesehatan ternak Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi telah melaksanakan Program kemitraan Masyarakat Pendampingan Peternak Sapi Desa Batuputih Bitung Propinsi Sulawesi dalam penerapan Manajemen Reproduksi. Kegiatan ini dilakukan menggunakan metode Focus Group Discussion, ceramah, dan praktek di lokasi yang melibatkan 10 peternak sapi. Topik pembahasan tentang tanda-tanda pubertas, birahi, bunting, beranak dan cara perawatan ternak pada setiap fase-fase pertumbuhan dan perkembangan. Waktu pelaksanaan kegiatan ini 6 (enam) bulan dengan tahap persiapan (penyiapan lokasi, materi, obat-obatan), pelaksanaan (Fokus Group diskusi, ceramah, dan praktek), publikasi, penyiapan keberlanjutan, dan pelaporan. Hasil dari kegiatan ini yaitu 30 (tiga puluh) ekor sapi telah diperiksa status reproduksinya dan 5 ekor yang mengalami silent heat telah dilakukan perbaikan pakan. Sepuluh peternak telah mampu mengenal tanda-tanda birahi dan merawat sapi bunting.
Pendampingan Budidaya Tikus Hutan Ekor Putih Pada Pemburu Tikus Desa Ampreng Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa Laatung, Sylvia; Ransaleleh, Tiltje; Lapian , Hapry; Onibala , Jane
The Studies of Social Sciences Vol. 6 No. 1 (2024): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.v6i1.53042

Abstract

ABSTRACT The white-tailed forest rat is a type of rat that is consumed by some Minahasa people, especially on holidays or especially for families. In almost all Minahasa traditional markets you can find rats being sold for IDR 100,000 per three heads. This shows that the animal has sale value. Therefore, the Hope and Endemic Animal Laboratory Team will carry out activities to assist rat cultivation for rat hunters so that they can get rats without having to hunt. Mentoring activities will be carried out for 6 months targeting the rat hunting group in Ampreng Langowan Village. This activity was carried out using the Focus Group Discussion method, lectures and practice at the location involving 10 rat hunters. Topics of discussion are about making cages, providing food, maintaining cages. The activity implementation time is 6 (six) months with preparation stages (preparing location, materials, feed), implementation (Focus Group Discussion, lectures, and practice), publication, preparation of wishes, and reporting. The result of this activity is that ten hunters have been able to implement cultivation well and correctly and obtain economic benefits so as to support food security and independence.
Pemberantasan Penyakit Rabies Desa Batuputih Bawah Tangkoko Bitung Sulawesi Utara Dengan Pendekatan One Health Nangoy, Meis; Onibala, Jane; Ransaleleh, Tiltje; Lapian, Hapry; Laatung, Sylvia; Koneri, Roni; Lomboan, Agustinus
The Studies of Social Sciences Vol. 6 No. 2 (2024): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.v6i2.58754

Abstract

Desa Batuputih Bawah Tangkoko Bitung merupakan salah satu desa destinasi ekowisata di Propinsi Sulawesi Utara. Pada tahun 2024 desa ini telah ditetapkan sebagai salah satu dari 50 (lima puluh) desa wisata terbaik di Indonesia. Di sisi lain kebanyakan masyarakat desa ini mempunyai kebiasaan memelihara anjing secara lepas. Oleh karena itu di desa ini telah dilakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat pemberantas penyakit Rabies oleh Tim Universitas Sam Ratulangi agar wisatawan tidak kawatir ketika datang ke desa ini. Pelaksanaan kegiatan ini sebagai implementasi kerja sama Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara serta Centre Global Field Study University of Washington yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Pada awal pelaksanaan kegiatan telah dilakukan penyediaan materi edukasi dan vaksin Rabies. Materi edukasi tersebut terkait Bahaya Rabies, Pencegahan Rabies dan Penanganan Kasus Gigitan Anjing. Selain itu dilakukan juga kegiatan kaderisasi vaksinator Rabies. Sasaran kegiatan ini yaitu peningkatan kapasitas Aparat Desa, Petugas Kesehatan Desa, Masyarakat dalam menangani anjing secara baik dan benar. Tim pelaksana kegiatan terdiri atas 7 orang dosen dan 2 orang mahasiswa Fakultas Peternakan serta 1 orang mahasiswa Darmasiswa dari USA. Adapun hasil kegiatan ini yaitu tereduksikasinya 20 orang Masyarakat, terlatihnya 5 orang masyarakat sebagai vaksinator, dan tervaksinnya sejumlah anjing.
Studi Populasi Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) Di Cagar Alam Tangkoko, Sulawesi Utara Repi, Terri; J. Nangoy, Meis; Onibala, Jane S.I.T.
Jurnal Sains Ternak Tropis Vol 3, No 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/jstt.3.1.51-63.2025

Abstract

Sulawesi bear cuscus (Ailurops ursinus) is an endemic marsupial mammal spread across Sulawesi Island and its surrounding islands. However, this species is listed as an endangered species. This study aims to estimate the population of bear cuscus in the Tangkoko Nature Reserve, North Sulawesi, as one of the cuscus conservation areas. This study was conducted for approximately 1 month (1-28 May 2008), using the strip transect sampling method. Some of the data collected were: number of individuals, meeting time, observation distance, general behavior and height of vegetation used by the cuscus. The results of this study found that the population density of bear cuscus (A. ursinus) in the Tangkoko Nature Reserve with a survey area of 1 km2 was 1.66 individuals/km2, with a total estimated population in a representative habitat area of 31.96 km2 of 53.13 individuals/km2.Kuskus beruang sulawesi (Ailurops ursinus) merupakan mamalia berkantung endemik yang tersebar di Pulau Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya. Meski demikian, spesies ini terdaftar dalam spesies terancam. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan populasi kuskus beruang di Cagar Alam Tangkoko, Sulawesi Utara, sebagai salah satu kawasan konservasi kuskus. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan (1-28 Mei 2008), menggunakan metode strip transect sampling. Beberapa data yang dikumpulkan yaitu: jumlah individu, waktu pertemuan, jarak pengamatan, perilaku laku umum dan ketinggian vegetasi yang digunakan kuskus. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepadatan populasi kuskus beruang (A. ursinus) di Cagar Alam Tangkoko dengan luas wilayah survei 1 km2 adalah sebanyak 1,66 ekor/km2, dengan total dugaan populasi pada luas perwakilan habitat seluas 31,96 km2 sebanyak 53,13 ekor/km2.