Marga Mandala
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluation of the suitability of a sugarcane plant in mount argopura's volcanic land using a geographic information system Basuki Basuki; Marga Mandala; Cahyoadi Bowo; Vivi Fitriani
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2779.083 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v10i1.315

Abstract

Pemerintah Indonesia mencanangkan swasembada gula nasional sejak tahun 2015. Di sisi lain luas areal lahan pertanian di Jawa terutama Jawa Timur semakin menurun, sedangkan konsumsi gula nasional meningkat 1,51% per tahun. Peningkatan konsumsi tidak diimbangi dengan peningkatan produksi tebu di lahan, rata-rata produksi tebu di lahan di bawah 60 ton/ha menurun 50% dari 15 tahun terakhir. Tujuan dari penelitian adalah mengevaluasi kesesuaian lahan aktual dan potensial dengan sistem informasi geografis (SIG) guna meningkatkan produktivitas tanaman tebu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2021 di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah metode deskriptif eksploratif dengan me-matching-kan data karakteristik tanah dan lingkungan dengan deskripsi lingkungan tumbuh ideal bagi tanaman tebu yang dilanjutkan dengan pemetaan spasial menggunakan analisis SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember berdasarkan matching dan analisis spasial dengan SIG didapatkan luas kelas kesesuaian lahan aktual kelas tidak sesuai (N) seluas 7224,97 ha (46,38%), sesuai marginal (S3) seluas 5226,31 ha (33,55%), cukup sesuai (S2) seluas 3124,89 ha (20,06%). Kesesuaian lahan potensial untuk tanaman tebu kelas tidak sesuai (N) dengan luas sebesar 7224,97 ha (46,38%), kelas sesuai marginal (S3) luas 5226,31 ha (33,55%), dan kelas sesuai (S1) luas 3124,89 ha (20,06%). Desa yang potensial untuk pengembangan tanaman tebu kelas S1 di Kecamatan Sumberbaru meliputi Desa Jamintoro, Desa Yosorati, Desa Pringgowirawan, dan Desa Rowotengah.
Physical-Chemical Characteristics and Soil Classification of Lowland Alluvial Land Using Three Soil Classification Systems Basuki Basuki; Marga Mandala; Oria Alit Farisi; Vega Kartika Sari; Suci Ristiyana; Ratih Apri Utami
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 12, No 3 (2023): September 2023
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v12i3.684-697

Abstract

The total area of irrigated rice fields on the slopes of Mount Argopura is 21,420.02 hectares. Soil that experiences flooding will change the characteristics of the physical, chemical, and soil classification properties. The aim of the study was to examine the soil characteristics and classification system of paddy fields on the slopes of Mount Argpura. The research was conducted in July–September 2022 in paddy fields on the slopes of Mount Raung. Soil analysis in the laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Jember This research uses a descriptive exploratory method through field surveys. Parameter research on the chemical-physical characteristics of soil and soil classification The research shows that the average rainfall of paddy fields at the foot of Mount Argopura is 2,275 mm per year with a standard deviation of 514 mm and a coefficient of variance of 23%. The morphological horizons of the genesis results in paddy fields are generally Apg, Adg, Bwg, and Cg. The USDA's classification of soil Hydraquentic Humaquepts (pedon 1), Typic Epiaquepts (pedon 2), Aeric Epiaquepts (pedon 3), Indonesian soil classification Gleisol molik (pedon 1), Gleisol eutric (pedon 2), and Gleisol eutric (pedon 3), according to WRB/FAO Molic epireductic Gleisol (Aphihumic) (pedon 1), ochric reductive gleysol (ochric, clayic) (pedon 2), and ochric siltic reductive gleysol (pedon 3).  Keywords:   Mount Argopura, Rice fields, Tillage, Volcanics
TEKNOLOGI PENATAAN POLA TANAM PADI SAWAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK IKLIM DI LAHAN SUB OPTIMAL DAS SAMPIAN LERENG GUNUNG IJEN Basuki Basuki; Vega Kartika Sari; Oria Alit Farisi; Marga Mandala
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i1.5943

Abstract

Kebutuhan beras nasional tahun 2021 sebesar111,58 kilogran per kapita per tahun. Luas lahan pertanian produktif di Jawa Timur berkurang tiap tahun karena alih fungsi lahan. Program intensifikasi pengelolaan lahan sub optimal diperlukan sehingga produktifitas padi mampu memenuhi kebutuhan beras nasional. Tujuan penelitian ini adalah penerapan teknologi penataan pola tanam padi sawah berdasarkan karakteristik iklim di lahan sub optimal DAS Sampian lereng Gunung Ijen. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode diskripsi eksploratif yang terbagi atas tiga tahap yaitu pra survai, survai, dan pasca survai. Bahan dan alat yang digunakan meliputi data curah hujan 11 tahun terakhir, suhu udara; kelembaban udara; tekanan udara; kecepatan angin; peta administrasi; peta penggunaan lahan; peta jenis tanah; peta topografi, GPS, sorfware Arc-GIS, alat survai lapang, varietas padi. Penentuan tipe iklim Oldeman didasarkan pada jumlah bulan basah dan bulan kering. Pola tanam tanaman padi ditentukan melalui ketersediaan air tanah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lahan sub optimal DAS Sampian Lereng Gunung Ijenterbagi atas tiga tipe iklim Oldeman dengan presentase iklim C3 dengan bulan basah 5-6 bulan sebesar 73,62%; iklim D3 luasan sebesar 20,35%; iklim E menempati porsi luasan sebesar 6,02%. Pola tanam padi di DAS Sampian kaki Gunung Ijen berdasarkan karakteristik iklim dapat dilakukan penanaman padi tiga kali dalam setahun mulai bulan Desember - Maret, Maret - Juni, Juni-September. 
PENILAIAN KARBON TOTAL HUTAN PRODUKSI KOMODITAS PINUS BERBAGAI UMUR DI FORMASI GEOLOGI MERAWAN KAKI GUNUNG GUMITIR Basuki Basuki; Marga Mandala
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 3 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, AGUSTUS 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i3.8098

Abstract

Tahun 2100 diperkirakan terjadi kenaikan temperature sebesar 4,4oC.  Karbon merupakan unsur yang menyumbang paling besar emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Degradasi lahan berakibat penurunan sumber mata air, longsor, banjir, erosi, dan kandungan karbon baik di dalam tanah maupun di atas tanah. Tujuan penelitian yaitu mengkaji nilai karbon total di lahan hutan produksi pinus lereng Gunung Gumitir. Metode yang digunakan diskriptif eksploratif dengan pendekatan survai lapang. Data dianalisis dari kumpulan karbon di tegakan, akar, seresah dan tanah. Tiap sapling dilakukan pada lahan pinus dengan umur 2-37 tahun dan tiap sampling terbagi atas tiga ulangan dengan ukuran tiap ulangan 10m x 10 m. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa nilai karbon total dipengaruhi oleh umur tanaman pinus. Pinus dengan umur 37 tahun di lahannya memiliki jumlah karbon total  sebesar 406,87 ton/ha, sedangkan yang berumur dua tahun jumlah karbon total sebesar 11,95 ton/ha, sehingga dapat dimodelkan dalam rumus linear Y= Jumlah karbon total dirumuskan Y=10,303x-35,671 dimana nilai Y merupakan jumlah karbon total, dan x merupakan umur tanaman pinus dengan koefisien determinasi (R2) model hubungan sebesar 0,9344.