Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Strategi Pengembangan Usahatani Nenas Di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Ilma Satriana Dewi; Darus; Bagus Prasetyo
Jurnal Agribisnis Vol. 24 No. 1 (2022): Jurnal Agribisnis
Publisher : UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.965 KB) | DOI: 10.31849/agr.v24i1.7167

Abstract

Buah nenas merupakan salah satu komoditas unggulan di kecamatan Tambang dan telah menjadi ikon untuk daerah tersebut. Namun, ada banyak faktor yang mempengaruhi berkembangnya usahatani nenas ini. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu luas lahan yang semakin berkurang karena adanya alih fungsi lahan baik untuk usahatani non nenas, pemukiman, infrastruktur dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal usahatani nenas serta strategi pengembangan usahatani nenas . Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT . Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor kekuatan pada usahatani nenas terdiri dari Kemampuan SDM yang tinggi, Menggunakan bibit unggul, Pemeliharaan tanaman nenas mudah, Lahan milik sendiri, dan Sarana produksi untuk usahatani nenas tersedia dan mudah diperoleh petani. Faktor kelemahan terdiri dari Produk tidak tahan lama, Penggunaan teknologi masih sederhana, Terbatasnya modal, Belum ada kelompok tani, dan Kegiatan penyuluhan atau pelatihan untuk usahatani nenas masih terbatas dilakukan. Faktor peluang terdiri dari Permintaan buah nenas meningkat, Tersedianya industri pengolahan, Dukungan pemerintah pada usahatani nenas, Kemajuan teknologi dalam usahatani nenas dan Pengembangan varietas baru. Faktor ancaman terdiri dari Buah-buahan impor, Serangan hama dan penyakit, Alih fungsi lahan untuk komoditas pertanian lainnya, Pembangunan infrastruktur atau pemukiman, Bencana alam, dan Persaingan dengan buah-buahan lokal lain. Strategi utama yang dapat diterapkan untuk usahatani nenas ke depannya berdasarkan analisis diagram SWOT adalah strategi SO yaitu, Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan SDM dalam teknologi budidaya nenas dan Meningkatkan luas lahan.
ANALISIS USAHATANI NENAS DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR Ilma Satriana Dewi; Darus; Bagus Prasetyo
DINAMIKA PERTANIAN Vol. 37 No. 2 (2021): Jurnal Dinamika Pertanian Edisi Agustus 2021
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/dp.2021.vol37(2).11871

Abstract

It is possible to further develop pineapple cultivation in the Tambang sub-region. High production of pineapple during the main harvest often causes the price of pineapple to fall. This can affect the income of pineapple farmers. The purpose of this work is to analyze the characteristics of pineapple growers and profiles of pineapple farming and to analyze the use of inputs, production, prices, income and efficiency of pineapple farming. Quantitative and qualitative descriptive analysis and farm income analysis were used as data analysis. The results showed that the characteristics of pineapple farmers from the type of work, pineapple farming was the main occupation, the average age was 49.75 years (productive age), the average education was elementary school graduation, the number of families was 3-4 people and the average experience was 15.7 years. The pineapple farm profile with land holdings is owned, the average land area was 1.26 ha. Business terms are still implemented in a simple (traditional) way. The use of production facilities per field area per month was 2,925 plant seeds, 265 kg of urea fertilizer, 70.25 kg of KCl, 3.05 kg of NPK Phonska, 15 kg of TSP, 25 ml of pesticides, 9.5 ml of ethyl. Equipment use consisted of using chopping knife, sickles, hand sprayers, and baskets. The number of employees was 15.5 HOK/cultivated area/month. The average fixed price was Rp. 170,270/cultivated area/month, the average variable cost was Rp. 4,291,792.7/cultivated area/month, the average production was 1,962 pcs/month, the average turnover was Rp. 7,904,500/cultivated area/month, the average profit was Rp. 3,442,438/field/month and the efficiency of pineapple farming was 1.8.