Mandalika dikenal sebagai salah satu kawasan yang berpotensi baik dalam penggunaannya sebagai lokasi wisata. Karena itulah pemerintah mulai melakukan pembangunan untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai area wisata dunia. Namun untuk menjadikan kawasan Mandalika sebagai tempat wisata terbaik tentunya membutuhkan proses pengelolaan yang tepat. Sebagai kawasan wisata alam, tentunya Mandalika hadir dengan berbagai macam permasalahan. Hal ini berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya, setelah ia dijadikan sebagai kawasan wisata. Karena sekalipun pengelolaan kawasan wisata dilakukan dengan baik, namun untuk dampak yang ditimbulkan tetaplah ada. Seperti halnya dampak yang berkaitan dengan lingkungan, sumber daya hingga fungsi sosial masyarakat di sekitarnya. Untuk meminimalisir beragam dampak tersebut tentunya dapat dilakukan beberapa strategi khusus. Dalam hal ini penggunaan strategi yang dipilih berkaitan dengan metode atau pendekatan LAC, yang nantinya dapat membantu Anda dalam melakukan pengelolaan kawasan wisata Mandalika dengan lebih baik. Pasalnya pendekatan LAC dapat membantu Anda dalam menentukan jumlah dari kapasitas daya dukung, kapasitas daya tarik hingga alternatif daya dukung wisata yang dapat digunakan. Sehingga kegiatan wisata alam dengan sistem berkelanjutan pun dapat dihadirkan dengan lebih mudah. Selain itu, untuk proses pembangunan pun akan berjalan dengan lebih tepat dan sesuai sasaran. Karena apa yang dibangun adalah bentuk kebutuhan dari kawasan wisata yang hendak diciptakan. Tidak hanya itu, pendekatan LAC juga dapat menunjukkan bentuk perubahan pada bisang industri wisata dengan cara yang lebih baik. Karena perubahan tidak ditampilkan dari segi dampak negatifnya. Tetapi lebih menunjukkan perubahan pada hasil dari tempat wisata yang ditelitinya, seperti halnya perubahan dari segi pembangunanan dan hal-hal lain yang diterima oleh kawasan wisata tersebut.