p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Pledoi Law Jurnal
Asrul Aswar
Universitas Indonesia Timur

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Cyber Crime Terhadap Pencemaran Nama Baik Di Kota Makassar (Studi PutusanNo. 255/Pid.Sus/2021/PN.Mks) Andi Rahmah; Asrul Aswar; Dhea Rezkyah M
Pledoi Law Jurnal Vol. 1 No. 02 (2023): Pledoi Law Jurnal
Publisher : Pledoi Law Jurnal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: This type of research is normative law. The data collection technique used is literature study (library research). The data analysis method used in this research is qualitative data analysis. The research results show that (1) The application of substantive criminal law is found in Article 45 paragraph (3) in conjunction with Article 27 paragraph (3) of the Indonesian Law Number 19 of 2016 concerning amendments to the Indonesian Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions as a specific regulation. In this case, the defendant is charged with defamation. However, the author disagrees with the Prosecutor's demand because the defendant should be charged with incitement, namely Article 160 of the Criminal Code. (2) The judge's consideration in imposing sanctions on cyber crime perpetrators for defamation is that the judge acquits the defendant because there are elements contained in it that cannot be fulfilled, namely "Intentionally and without right distributing and transmitting/making accessible Electronic Information or Electronic Documents that contain insults or defamation." ABSTRAK:  Jenis penelitian ini adalah hukum normatif, Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan hukum pidana meteril terdapat pada Pasal 45 ayat (3) Jo pasal 27 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagai aturan khususnya. Dalam hal ini, terdakwa dituntut dengan pasal pencemaran nama baik. Namun, penulis tidak sependapat dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum karena seharusnya terdakwa dituntut pasal penghasutan yakni Pasal 160 KUHP. (2) Pertimbangan hakim dalam penjatuhan sanksi pelaku cyber crime terhadap pencemaran nama baik yaitu hakim menjatuhkan putusan bebas kepada terdakwa karena adanya unsur yang terkandung didalamnya yang tidak dapat terpenuhi, yakni “Dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan mentransmisikan/membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik”.
Analasis Hukum Tindak Pidana Pencabulan Terhadap Anak (Studi Putusan Nomor 167/Pid.Sus/2021/PN.Bulukumba) Lisa Mery; Asrul Aswar; Dewi Astrid Winata Winata
Pledoi Law Jurnal Vol. 1 No. 03 (2023): Pledoi Law Jurnal
Publisher : Pledoi Law Jurnal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: This research aims to analyze the forms of norms in criminal provisions that protect the rights of child victims when they experience cases of sexual abuse and the legal considerations of judges towards perpetrators of child abuse in decision No. 167/Pid.Sus/PN Bulukumba. This research is a normative legal study conducted through library research and case analysis, utilizing a qualitative method. The research findings indicate that (1) the criminal act of molestation of children does not fulfill the principle of justice as contained in Article 293 Paragraph 2 which is a complaint offense, namely that complaints can only be made by victims, it should be changed to ordinary offenses so that the reporting can be carried out by parents or guardians, so cases of sexual abuse of children can be processed quickly (2) In the case of sexual abuse committed by a religious teacher against a student, the decision No. 167/Pid.Sus/2021/PN Bulukumba suggests that the perpetrator should be punished to the fullest extent under Article 76E in conjunction with Article 82 of Law No. 35 of 2014. This punishment aims to deter the perpetrator and provide legal certainty for the child victim, thereby preventing similar cases. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk norma dalam ketentuan pidana yang melindungi hak anak korban ketika terkena kasus pencabulan dan pertimbangan hukum hakim terhadap pelaku pencabulan anak dalam putusan No.167/Pid.Sus/PN Bulukumba. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, pengumpulan data melalui studi kepustakaan (library research) dan analisis kasus, yang menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) tindak pidana pencabulan pada anak belum memenuhi prinsip keadilan sebagaimana yang terdapat pada Pasal 293 Ayat 2 yang merupakan delik aduan yakni pengaduan hanya dapat dilakukan oleh korban seharusnya diubah menjadi delik biasa agar pelaporannya dapat dilakukan oleh orang tua atau wali, sehingga kasus pencabulan pada anak dapat diproses dengan cepat (2) putusan Nomor.167/Pid.Sus/2021/PN Bulukumba , pada kasus pencabulan oleh guru mengaji terhadap anak muridnya harus dihukum seberat-beratnya sesuai dengan Pasal 76E juncto Pasal 82 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 agar hukuman tersebut dapat memberikan efek jera terhadap pelaku dan memberi kepastian hukum terhadap korban anak agar mencegah terjadinya kasus serupa.