Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MAKNA MOTIF BATIK GEDOG SEBAGAI REFLEKSI KARAKTER MASYARAKAT TUBAN DWI WAHYU KARTIKASARI
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 5 No 03 (2017): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 2)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v5n03.p%p

Abstract

Abstrak Tujuan dari Penelitian ini adalah menganalisis makna motif Batik Gedog dalam merefleksikan karakter masyarakat Tuban. Serta menganalisis nilai karakter yang terkandung dalam batik Gedog dalam perspektif masyarakat Tuban. Motif yang dipilih dalam penelitian ini adalah motif dari kalangan bangsawan yakni motif Slimun dan motif untuk masyarakat biasa yakni motif Kijing Miring, Ganggeng, Bang Tegeran, dan Gringsing. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif dengan desain fenomenologi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan model analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan makna yang terdapat dalam motif batik Gedog lalu merefleksikannya dengan karakter masyarakat Tuban yang sesuai dengan 18 karakter menurut kemendikbud. Pada motif Slimun, terdapat beberapa lambang yakni lambang gapura, lambang lencana serta lambang Yin-Yang. Motif Slimun difungsikan untuk mengobati demam dan hanya digunakan oleh kalangan kerajaan. Sedangkan motif Kijing Miring memiliki gambar segitiga yang dimaknai seperti batu nisan dan difungsikan sebagai tutup keranda. Terdapat dua karakter yang tercermin dalam motif Slimun dan Kijing Miring, yakni karakter religius dan karakter toleransi. Pada motif Ganggeng terdapat gambar ganggang, motif Bang Tegeran dengan gambar bunga bermekaran dan burung dengan sayap terbuka. Dan motif Gringsing merupakan simbol penolak penyakit. Ketiganya difungsikan sebagai pakaian dalam ritual pernikahan. Kata Kunci: Makna motif, Karakter, Batik Gedog
Strategies For Strengthening Community Engagement (Civic Engangement) Tuban East Java In Building Ecological Citizenship By Mangrove Center Foundation Dwi Wahyu Kartikasari; Fitria Anjar Sari; Djoko Apriono; Yudi Supijanto; Suttrisno Suttrisno
International Journal of Education, Language, Literature, Arts, Culture, and Social Humanities Vol. 2 No. 4 (2024): November : International Journal of Education, Language, Literature, Arts, Cult
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/ijellacush.v2i4.1049

Abstract

The purpose of this study was to determine the strategy of the mangrove center Foundation in strengthening Tuban community involvement into ecological citizenship. This research is based on the issue of environmental damage that is increasing every year, as well as the handling of environmental damage related to the government, related institutions, and the community. This study uses qualitative methods with a case study approach. The results found from this study is the role of the Mangrove Center as part of the civic community in combating environmental damage through strengthening environmental awareness in the community and related institutions. The participation starts from socialization, providing examples, and working together with the Environment Agency and local government agencies.
Penguatan Peran Mahasiswa dalam Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Melalui Pembentukan JAPAN (Jejaring Pemuda Aktif Negeri) di Politeknik Negeri Subang: Penelitian Tita Nurmalinasari Hidayat; Dwi Wahyu Kartikasari
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 3 No. 4 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 3 Nomor 4 (April 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v3i4.1062

Abstract

This research is motivated by the crucial role of students as the younger generation in the development of a culture-based creative economy in Subang Regency. The primary objective of this study is to establish JAPAN (Jejaring Pemuda Aktif Negeri) as a platform to enhance the knowledge, understanding, and awareness of Politeknik Negeri Subang students regarding the creative economy and the preservation of local culture. This study employs a qualitative approach with a descriptive method. The findings indicate that the level of knowledge and awareness among Politeknik Negeri Subang students regarding the creative economy and culture still needs improvement. The formation of JAPAN within Politeknik Negeri Subang is expected to be a strategic solution capable of accommodating students to actively participate in the development of a culture-based creative economy, strengthen regional identity, and encourage the sustainability of creative programs, such as the widely recognized promotion of Wisma Karya. The sustainability of JAPAN is crucial for ensuring that students' roles in Subang's creative economy and culture continue to evolve and deliver tangible impact to the community.