Muhammad Arfan
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MAKNA KAU DAN AKU DALAM PUISI “KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA” KARYA K.H. A. MUSTOFA BISRI (KAJIAN SEMIOTIKA RIFFATERRE) Muhammad Arfan; Herson Kadir; Zilfa Achmad Bagtayan
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol 11, No 1 (2021): (Januari 2021)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.472 KB) | DOI: 10.37905/jbsb.v11i1.9987

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna kau dan aku ditinjau dari ketidaklangsungan ekspresi, hipogram, matriks, model, dan varian dalam puisi “Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana”. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini yaitu makna puisi “Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana” karya K.H. A. karya Mustofa Bisri. Sumber data penelitian ini diperoleh dari puisi “Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana” karya K.H. A. Mustafa Bisri yang dimuat dalam Antologi Ohoi: Kumpulan Puisi Balsem. Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan, membaca, mengidentifikasi, mencatat, dan menyajikan data.Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, makna kau dan aku dalam puisi “Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana” ditinjau dari ketidaklangsungan ekspresi terdapat penggantian arti berupa sinekdoke, penyimpangan arti berupa ironi, dan penciptaan arti berupa konsistensi homolog. Kedua, makna kau dan aku dari hipogram potensial merujuk pada praanggapan bahwa terdapat pernyataan dan tindakan kau yang dianggap bersifat positif dan negatif serta hipogram aktual puisi merujuk pada sejarah orde baru. Ketiga, matriks puisi yaitu “memoar positif dan negatif orde baru”. Model puisi yaitu “memoar orde baru”. Varian puisi tersebut, yaitu 1) segala ruang lingkup kehidupan masyarakat sangat diatur dengan detail oleh penguasa; 2) hukum hanya berlaku bagi oposisi dan kebijaksanaan terkadang bertentangan dengan hukum yang dibuat; 3) pembangunan menjadi prioritas hingga pemimpinnya dijuluki sebagai “Bapak Pembangunan”. Dengan demikian, makna kau dan aku dalam puisi ini secara semiotik menggambarkan sebuah kekuasaan rezim dan kondisi sosial rakyatnya.