Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN KEADAAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU PENGHUNI RUMAH DENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA Marlik Marlik; Ratih Lukmitarani; Siti Surasri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 8, No 4 (2017): Oktober 2017
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.621 KB) | DOI: 10.33846/sf.v8i4.181

Abstract

Penyakit Chikungunya disebabkan oleh Chik virus dengan Aedes aegypti and Aedes albopictus sebagai vektor. Tanda awal dari Chikungunya adalah demam tibatiba (suhu tubuh >38.5ºC) dan nyeri sendi berat atau disertai dengan rash. Di Kabupaten Ponorogo terjadi peningkatan kasus Chikungunya pada bulan Januari sampai dengan Februari 2015 yaitu 235 kasus di 8 kelurahan dari 6 kecamatan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kondisi lingkungan rumah dan perilaku penghuni rumah dengan kejadian Chikungunya, menggunakan rancangan cross-sectional. Populasi adalah seluruh rumah di Kelurahan Kepatihan Kabupaten Ponorogo pada periode Bulan Januari sampai dengan Februari 2015 sebesar 862 rumah, besar sampel adalah 55 rumah. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara dan pengukuran. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan dilanjutkan dengan uji koefisien kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan dan perilaku penghuni rumah dengan kejadian Chikungunya di Kabupaten Ponorogo.
The Outbreak of Hepatitis A: Evidence in Pacitan District Ratih Lukmitarani; Mufiadzatul Ardiyah; R Azizah
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN Vol. 13 No. 1 (2021): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkl.v13i1.2021.35-40

Abstract

Introduction: Indonesia is a country with a high geographical distribution of hepatitis A. In June 2019, the government established the status of hepatitis A outbreaks in Pacitan District, which is spread across several districts. Based on data from the District Health Office of Pacitan, there were 1,310 peoples with hepatitis A on October 2019. Through this study, the relation between knowledge, attitudes, and personal hygiene as risk factors of hepatitis A outbreaks in Pacitan District can be identified. Methods: Observational analytic methods and case control research design were used in this study. The population was 280 people. The sample consisted of 60 peoples with case of 30 peoples and control of 30 peoples. Case and control samples were taken randomly (simple random sampling). The research data were collected using the interview method, then analyzed using the Chi Square test and the Contingency Coefficient. Results and Discussion: There was a correlation between knowledge level with the occurrence of hepatitis A outbreaks (p-value = 0.002 <0.05), attitudes with hepatitis A (pvalue = 0.004 <0.05), and personal hygiene with the occurrence of hepatitis A outbreaks (pvalue = 0.001 <0.05). Conclusion: Inadequate knowledge, inappropriate personal hygiene lead to the spread of hepatitis A outbreaks in the working area of Primary Health Care of Ngadirojo, Pacitan District.
Kursus Penjamah Makanan pada Jasa Boga PT “X” di Madiun Ratih Lukmitarani; Muryoto Muryoto; Rizki Amalia
Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9 No. 3 (2018): Februari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1246.744 KB)

Abstract

Poor habits of food handlers are primary and secondary source of pathogens or toxigenic micro-organisms which are ready to be infected through food, either via direct or indirect contactwhich is causing enteric diseases among humans. Food borne diseases can be prevented bygiving education to food handlers as suggested by the regulation issued by MoH No.1096/Menkes/Per/VI/2011 about Hygiene Sanitation for Catering Service, which is known as FoodHygiene and Sanitation Course. This course is conducted by two methods, i.e. through lectureand tutorial. The aim of the study was to identify the difference about knowledge mastering between pre-couse and post-course, among the food handlers of PT “X” Catering Service in Madiun. The study was a true experiment with pre-test post-test control group design. From 55food handlers as the study population, 32 were randomly selected as the sample, of which 16were assigned to lecture group and the other 16 to tutorial one. The data were analyzed by ttest, and the results show that the knowledge receiveness about food hygiene and sanitationamong the food handlers between pre-course and post-course is significantly different, either inthe lecture group (p-value<0,001) or in the tutorial group (p-value<0,001). The mastering ofcourse material through tutorial method increased higher (17,3 %), compared with that of lecture method which was only 17,3 %. To conclude, the mastering of course material betweenpre-course and post-course is different, either through lecture method or tutorial method.
Kontaminasi Telur Cacing Parasit Usus pada Lalapan Pecel Lele Pedagang Kaki Lima di Purwokerto Agus Subagiyo; Arif Widyanto; Ratih Lukmitarani
Buletin Keslingmas Vol 42, No 1 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.1 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i1.9630

Abstract

Prevalensi kecacingan masyarakat Indonesia tinggi. Upaya mewujudkan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui upaya pengawasan terhadap kualitas makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Pemeriksaan kualitas lalapan kubis, daun kemangi, selada dan mentimun merupakan jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat menjadi fokus dalam upaya pengawasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kontaminasi telur cacing parasit usus pada lalapan pecel lele yang dijual pedagang kaki lima di sekitar Kampus 7 dan Kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang tahun 2022. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada tempat pecel lele pedagang kaki lima sekitar Kampus 7 dan Kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan 3 (37,5%) sampel lalapan kubis yang diambil pada tempat pecel lele pedagang kaki lima positif mengandung telur cacing parasit usus. Teridentifikasi telur cacing parasit usus dari jenis Ascaris lumbricoides dan Enterobius vermicularis. Hasil observasi kondisi sanitasi pada tempat pedagang kaki lima menunjukkan sebesar 100% tempat tidak memiliki tempat sampah tertutup, 5 (62,5%) tempat yang tidak memiliki fasilitas cuci tangan yang memenuhi syarat yaitu tersedia tempat cuci tangan, tersedia sabun cuci tangan serta air yang mengalir, dan 7 (87,5%) tempat yang tidak memiliki fasilitas tempat mencuci peralatan yang terdiri dari lebih dari 2 bak pencucian. Puskesmas setempat perlu memberikan penyuluhan terkait prinsip higiene sanitasi makanan dan sanitasi tempat penjualan makanan kepada pedagang kaki lima di sekitar kampus 7 dan kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang agar kualitas dan keamanan makanan yang dijajakan meningkat serta tidak menjadi media penularan infeksi parasit usus.
Pengaruh Variasi Pengolahan Kangkung Air (Ipomea aquatica Forsk) Terhadap Penurunan Kadar Logam Timbal (Pb) Elly Rahma Aminati; Zaeni Budiono; Ratih Lukmitarani
Buletin Keslingmas Vol 42, No 4 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.4 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i4.10716

Abstract

Kangkung air menjadi sayuran yang digemari di Indonesia, namun kangkung air termasuk tanaman hiperakumulator yang dapat menyerap timbal sekaligus menjadi perantara penyebaran logam timbal (Pb) pada manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi pengolahan kangkung air terhadap penurunan kadar logam timbal (Pb). Penelitian yang digunakan pre-experiment dengan desain penelitian pretest-posttest design. Kangkung air diberikan berbagai perlakuan yaitu mentah, perebusan, penumisan, dan pengukusan selama 3 menit untuk mengetahui penurunan kadar logam timbal (Pb) pada kangkung air saat sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan One Way Anova. Pengukuran rata-rata kadar logam timbal (Pb) pada kangkung air mentah sebesar 0.103 mg/kg, sesudah dilakukan pengolahan yaitu perebusan, penumisan, dan pengukusan masing-masing memiliki nilai rata-rata kadar timbal (Pb) sebesar 0.057 mg/kg, 0.05 mg/kg, dan 0.07 mg/kg. Penumisan menjadi metode pengolahan dengan persentase penurunan kadar timbal (Pb) tertinggi yaitu sebesar 48%. Analisis data yang diperoleh nilai sig 0.113 ˃ 0.05 menunjukkan tidak adanya pengaruh variasi pengolahan kangkung air terhadap penurunan kadar logam timbal (Pb). Hal ini dapat dipengaruhi dari waktu pemasakan dan kelarutan senyawa yang rendah sehingga menyebabkan kadar timbal (Pb) tidak sepenuhnya berkurang. Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh variasi pengolahan (perebusan, penumisan, pengukusan) terhadap penurunan kadar logam timbal (Pb) pada kangkung air. Sebaiknya sayuran yang akan dikonsumsi diolah terlebih dahulu dan dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai variasi waktu pengolahan yang efektif untuk menurunkan kadar logam timbal (Pb).
Pengetahuan dan Sikap Penerapan Personal Hygiene Penjamah Makanan Kantin Sekolah Dasar Maulida Prasditya Fikrunnisa; Ratih Lukmitarani
Buletin Keslingmas Vol 43, No 1 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 1 TAHUN 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v43i1.11330

Abstract

Kantin merupakan bangunan strategis yang terdapat di sekolah serta menjadi salah satu tempat yang banyak ditemukannya kasus diare dan keracunan makanan. Faktor utama kegiatan kantin di sekolah dasar adalah penjamah makanan dan penerapan personal hygienenya. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap penerapan personal hygiene penjamah makanan kantin sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Subjek yang diteliti sebanyak 43 penjamah makanan kantin sekolah dasar. Pengumpulan data menggunakan checklist dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Sebanyak 38 penjamah adalah perempuan. Sebagian besar, yaitu 18 penjamah berumur 41-50 tahun. Lama bekerja hampir mencapai 10 tahun serta pendidikan tertinggi ialah SMA/sederajat. Pada penilaian tingkat pengetahuan penerapan personal hygiene, 36 penjamah atau 83,7% masuk kedalam kategori baik. Sikap penerapan personal hygiene penjamah kantin, 42 penjamah atau 97,7% masuk kedalam kategori baik. Penerapan personal hygiene penjamah makanan kantin, 36 penjamah atau 83,7% masuk kedalam kategori kurang. Sebagian besar penjamah makanan kantin sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Jatilawang ialah perempuan, berusia produktif pada kelompok umur 41-50 tahun, lama bekerja mendekati 10 tahun, serta rata-rata berpendidikan tinggi. Tingkat pengetahuan serta sikap penerapan personal hygiene masuk ke dalam kategori baik. Penerapan personal hygiene penjamah makanan masih kurang.
Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan Menggunakan Model CIPP Nuryanto, Nuryanto; Lukmitarani, Ratih; Utami, Bunga Nuur Primayu
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 23, No 3 (2024): Oktober 2024
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.23.3.362-373

Abstract

Latar belakang: Capaian sistem informasi kesehatan lingkungan di Kabupaten A meliputi kelengkapan dan ketepatan laporan masih rendah. Kondisi tersebut berdampak pada rendahnya kualitas data dan informasi yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem informasi kesehatan lingkungan di Kabupaten Adengan menggunakan model CIPP.Metode: Jenis penelitian kualitatif dengan applied qualitative research methods. Evaluasi menggunakan model CIPP (Context, Input, Process dan Product). Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Informan sebanyak 16 orang antara lain Sanitarian (10 orang), Kepala Puskesmas (4 orang), Koordinator Kesehatan Lingkungan di Dinkes Kabupaten A (1 orang) dan Koordinator Sumber Daya Manusia Kesehatan di Dinkes Kaupaten A (1 orang). Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi dan in-depth interview. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis melalui tahapan: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Fokus analisis CIPP meliputi: Contect (latar belakang, tujuan dan analisis SWOT); Input (pemenuhan sumberdaya);  Process (pelaksanaan sistem informasi); serta Product (Capaian sistem informasi).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan sistem informasi kesehatan lingkungan di Kabupaten A antara lain: keterbatasan sanitarian, rangkap jabatan, aplikasi mengalami error/maintenance, keterbatasan alat pengolahan data, aplikasi belum terintegrasi dan belum memfasilitasi keseluruhan layanan kesehatan lingkungan serta lemahnya monitoring. Kelengkapan dan ketepatan waktu pelaporan masing-masing sebesar 47,5% dan 57,5%.Simpulan: Sistem informasi kesehatan lingkungan di Kabupaten A ditemukan permasalahan yang berdampak pada rendahnya kualitas data dan informasi. Perlu pemenuhan kebutuhan sumbardaya, membangun aplikasi berbasis web secara terintegrasi serta memperkuat monitoring dengan melakukan validasi data/informasi dari puskesmas. ABSTRACTTitle: Evaluation Of Environmental Health Information System  Using The CIPP ModelBackground: The achievements of the environmental health information system in District A, including the completeness and accuacy of reports, are still low. This condition has an impact on the low quality of the data and information produced. This study aims to evaluate the environmental health information system in District A using the CIPP model Methods: A type of qualitative research with applied qualitative research methods. Evaluation uses the CIPP (Context, Input, Pocess and Product) model. The sampling technique used is purposive sampling. There were 16 informants, including Sanitarians (10 people), Head of Primary Health Centers (4 people), Environmental Health Coordinator at the District Health Office of A (1 person) and Health Human Resources Coordinator at the District Health Office of A (1 person). Data collection techniques through documentation studies and in-depth interviews. The data that has been collected is then analyzed through stages: data reduction, data presentation and conclusion drawn. The focus of the CIPP analysis includes: Contect (background, objectives and SWOT analysis); Input (fulfillment of resources); Process (implementation of information systems); and Product (Information system achievements).Results: The results of the study showed that there were problems in the environmental health information system in District A ncluding: limited sanitation, dual positions, application experiencing errors/maintenance, limitations of data processing tools, applications that have not been integrated and have not facilitated all environmental health services and weak monitoring. The completeness and timeliness of reporting were 47.5% and 57.5%, respectively.Conclusion: The environmental health information system in District A has several problems that have an impact on the low quality of data and information.. It is necessary to meet the needs of community resources, build an integrated web-based application and strengthen monitoring by validating data/information from Prmary Health Centers. 
Pengaruh Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Terhadap Risiko Dermatitis Kontak Iritan pada Pekerja Pencucian Kendaraan Bermotor Amaliyah, Nurul; Ratih Lukmitarani; Suparmin
Jurnal Higiene Sanitasi Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/hisan.v4i2.100

Abstract

Dermatitis kontak iritan merupakan penyakit akibat kerja terutama pada pekerja yang berhubungan dengan bahan iritan seperti sabun, deterjen. Salah satu pekerja yang sering berhubungan dengan bahan iritan tersebut adalah pekerja pencucian kendaraan bermotor. Pencegahan dermatitis kontak iritan dapat dilakukan dengan mengganti penggunaan bahan pencuci yang bersifat iritan atau menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan APD dan dermatitis kontak iritan pada pekerja pencucian kendaraan bermotor di Desa Karangmangu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian case control dengan perbadingan 1:1. Tujuan penelitian menganalisis hubungan serta besaran resiko penggunaan APD dengan dermatitis kontak iritan pada pekerja pencucian kendaraan bermotor di Desa Karangmangu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pencucian kendaraan bermotor yang berada di Desa Karangmangu. Sampel ditentukan sebanyak 35 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling dengan perbandingan case dan control 1:1, sehingga total sampel sebanyak 70. Analisa data menggunakan uji Chi Square dan Odd Ratio. Hasil penelitian karakteristik responden usia antara 34-39 tahun (36%), responden laki-laki (97%) dan responden memiliki tingkat pendidikan menengah (64%), responden tidak menggunakan APD lengkap 40 responden (57,1%), terdapat hubungan penggunaan APD dan dermatitis kontak iritan pada pekerja pencucian kendaraan bermotor dengan p value=0,000 dengan OR 7,667. Saran penelitian agar pengusaha pencucian kendaraan bermotor membuat SOP pada saat karyawan bekerja khususnya pekerja pencucian dan menggunakan bahan pencuci yang ramah lingkungan dan aman digunakan oleh pekerja.
Pencegahan Stunting pada Balita melalui Upaya Penerapan Enam Prinsip Higiene Sanitasi Pangan Rumah Tangga: Prevention Stunting for Child Under Five Years Old through Implementation Efforts of Six Principles of Food Higiene Sanitatin on Household Gunawan, Asep Tata; Nuryanto, Nuryanto; Lukmitarani, Ratih; Utomo, Budi; Widiastuti, Anita
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i3.6038

Abstract

Consuming food contaminated with physical, chemical, and bacteriological substances can cause diarrhea and worms, which results in children under five years old experiencing lacking nutrition and growth disorders, putting them at risk of stunting. The six principles of food sanitation hygiene aim to reduce the risk of disease transmission and health problems from consuming food. These community empowerment activities aim to increase the knowledge of health cadres in preventing stunting for children under five years old through implementation efforts of six principles of food hygiene sanitation in households. The target of this activity was 47 health cadres. Activity stages include coordination, preparation of pocketbooks, training, and evaluation. Statistical analysis was conducted for differences in health cadres' knowledge levels before and after training using the dependent t-test. The results of the coordination show that there is support and participation from 3 built villages, including Pandak, Karangmangu, and Kemutug Kidul villages. Arranged a pocketbook on stunting prevention and six principles of food sanitation hygiene as a reference for health cadres for outreach to the community. The training showed increased health cadres' knowledge before and after the activity (p-value=0.001). The results of community empowerment can be used as input for policymakers at the Baturraden II Primary Health Center and the District Health Officer Banyumas to accelerate stunting reduction through counseling on six principle hygiene sanitation implementation in households in sustainable.
Efektivitas Variasi Lama Waktu Pengukusan pada Titik Didih 100°C dalam Menurunkan Kadar Formalin pada Tahu Putih Vidiya Nurhaliza; Nurul Amaliyah; Ratih Lukmitarani
Buletin Keslingmas Vol 43, No 4 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.4 TAHUN 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v43i4.11439

Abstract

Badan POM menemukan 22 sarana produksi tahu dan mie basah di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Riau, dan Sumatera Barat yang menyalahgunakan formalin sebagai pengawet makanan pada periode Januari hingga Juni 2022. Mengonsumsi makanan berformalin menyebabkan iritasi, gangguan saraf pusat, pencernaan, pernapasan, hingga kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan efektivitas berbagai lama waktu pengukusan pada titik didih 100°C untuk menurunkan kadar formalin pada tahu putih. Jenis penelitian ini adalah pre-experiment dengan desain static group comparison. Sampel berupa 24 buah tahu putih non-formalin di pedagang X Pasar Wage Purwokerto yang direndam larutan formalin 2% selama 30 menit, kemudian dikukus selama 0, 40, 50, dan 60 menit pada titik didih 100°C dengan 6 replikasi. Hasil rata-rata kadar formalin tahu putih dengan pengukusan 0 menit sebesar 350,202 ppm, 40 menit sebesar 346,393 ppm, 50 menit sebesar 341,333 ppm, dan 60 menit sebesar 330,976 ppm. Hasil uji annova one way terdapat perbedan yang signifikan dalam penurunan kadar formalin pada tahu putih yang dikukus pada titik didih 100°C selama 0, 40, 50, dan 60 menit (p-value 0,000). Pengkusan selama 60 menit menurunkan kadar formalin sebesar 5,47% atau 19,225 ppm, 50 menit sebesar 2,52% atau 8,868 ppm, dan 40 menit sebesar 1,08% atau 3,809 ppm. Berbagai variasi lama waktu pengukusan pada titik didih 100°C memiliki efektivitas yang berbeda dalam menurunkan kadar formalin dengan pengukusan selama 60 menit dinilai yang paling efektif. Bagi peneliti selanjutnya disarankan menggunakan metode pengukusan dengan wadah terbuka untuk hasil penurunan kadar formalin yang lebih optimal