Nursigit Bintoro
Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS MATEMATIS PERUBAHAN KUALITAS KOLANG-KALING (Arenga pinnata) PADA PENYIMPANAN MODIFIED ATMOSPHERE PACKAGING (MAP) Arina Fatharani; Nursigit Bintoro; Arifin Dwi Saputro
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.237 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v11i1.455

Abstract

Kolang-kaling merupakan produk minimally processed yang masih akan terus menunjukkan perubahan kualitas selama penyimpanan. Produk ini memiliki transpirasi yang tinggi sehingga cepat menunjukkan tanda-tanda kerusakan produk, seperti tekstur, kadar air, dan susut bobot. Diperlukan inovasi penyimpanan untuk memperlambat kerusakan produk, salah satunya adalah Modified Atmosphere Packaging (MAP). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis matematis dan memodelkan perubahan kualitas tekstur, kadar air, dan susut bobot selama penyimpanan dengan variasi perlakuan suhu ruang penyimpanan dan ketebalan kemasan MAP kolang-kaling selama penyimpanan. Variasi perlakuan yang digunakan adalah suhu ruang penyimpanan 5, 15, dan 28℃ dan ketebalan kemasan 30, 50, dan 80µm. Pengukuran tekstur, kadar air, dan susut bobot masing-masing dilakukan dengan menggunakan texture analyzer, oven, dan timbangan digital. Perubahan tekstur, kadar air, dan susut bobot kolang-kaling selama penyimpanan pada sistem MAP dianalisa dengan menggunakan persamaan kinetika dan dimodelkan dengan menggunakan Persamaan Arrhenius dan regresi polinomial orde kedua. Pada analisis kinetika, didapatkan orde untuk setiap parameter perubahan kualitas tekstur, kadar air, dan susut bobot masing-masing adalah orde kedua, pertama, dan nol. Persamaan Arrhenius dan regresi polinomial orde kedua dapat digunakan untuk memodelkan perubahan tekstur, kadar air, dan susut bobot kolang-kaling selama penyimpanan pada sistem MAP dengan rerata nilai R² masing-masing sebesar 0,9164 dan 0,9160. Kedua persamaan tersebut dapat digunakan untuk penyimpanan kolang-kaling pada sistem MAP dengan rentang suhu ruang penyimpanan 5-28℃ dan ketebalan kemasan 30-80µm.
PRA-PERLAKUAN BLANSING PADA PENGERINGAN TIPE BEKU (FREEZE DRYING) UNTUK MEMPERTAHANKAN KUALITAS PETAI (Parkia speciosa) Joko Nugroho Wahyu Karyadi; Muhammad Adani Akbar; Dwi Ayuni; Nursigit Bintoro
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.054 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v9i1.245

Abstract

Petai (Parkia speciosa) merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki ciri khas rasa yang unik serta nutrisi yang melimpah. Karakteristik tersebut membuat petai berpotensi untuk diolah menjadi sayuran eksotis dengan sasaran pasar nasional maupun internasional. Meskipun begitu, seperti halnya sayuran lain, kualitas petai sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Salah satu solusi untuk penyimpanan petai adalah dengan proses pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pra-perlakuan blansing terhadap kualitas fisik petai hasil pengeringan tipe beku (freeze-drying). Dua variasi jenis blansing, yaitu blansing dengan air panas (HWB) dan blansing dengan uap panas (SB) dilakukan sebelum proses pengeringan. Selain itu, pengeringan tipe cabinet juga dilakukan sebagai pembandingan. Kualitas yang diukur pada penelitian ini meliputi karakteristik pengeringan, kadar air, susut bobot, shrinkage ratio, kekerasan bahan, warna, dan kandungan klorofil. Pengering beku yang digunakan pada penelitian ini ialah pengering hasil rancangan sendiri yang berdimensi total 0,5 x 0,7 x 1,0 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penurunan kadar air pada proses pengeringan beku untuk petai secara baik dideskripsikan dengan model kinetika orde satu (R2 > 0,95; RMSE < 0,1). Kadar air akhir terendah didapatkan dari pengeringan beku, dengan rentang kadar air 2 – 3 % w.b. Pengeringan beku dapat mengurangi resiko discoloration pada petai, dibandingkan dengan pengering tipe cabinet. Pra-perlakuan blansing terbukti dapat membantu meningkatkan laju pengeringan sehingga pengeringan berlangsung lebih cepat, dan kandungan klorofil didalam petai dapat terjaga lebih baik.
Statistical Analysis of Changes in Physical and Chemical Parameters and Cooking Quality of Rice with a Combination of Temperature Treatment and Amylose Content During Storage Febriana Intan Permata Hati; Joko Nugroho Wahyu Karyadi; Nursigit Bintoro
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 12, No 3 (2023): September 2023
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v12i3.777-794

Abstract

Rice is one of the staple foods produced in Indonesia. One of the postharvest processes experienced by rice is storage. During the storage process, rice changes cooking quality, physical and physicochemical qualities. This research aims to analyze changes in cooking, physical and physicochemical qualities of Indonesian rice varieties. The rice varieties used, namely Sintanur, Ciherang, and IR 42 were stored at storage room temperatures of 30˚C, 20˚C, and 10˚C. Rice taken from farmers was stored for 4 months and changes were measured for parameters of water content, color (chroma, hue, whiteness), amylose, elongation ratio, gel consistency, alkali spreading value (ASV), water absorption, and texture profile (packability, hardness, cohesiveness, extrudability, chewiness). The results showed that the lowest water content was at sintanur which was stored at 10 ˚C, namely 3.09% wb, elongation, and ASV increased with the highest final value at sintanur 30 ˚C, namely 2.07 and 4.45, the consistency of the gel decreased in the first week then stable in the following week, on the other hand, water absorption increased at the beginning of storage and did not change much until the end of storage. Statistical tests showed that there was an interaction between time*variety*temperature on the parameters of water content, whiteness, elongation ratio, water absorption, amylose, and chewiness. Based on the research results, it was found that several parameters did not interact with temperature, namely hue, packability, hardness, and extrudability. Keywords: Amylose content, Cooking quality of rice, Physical quality of rice, Rice storage
Kinerja internal reboiler tipe vertical tubular baffle pada proses distilasi etanol secara batch Yuana Susmiati; Bambang Purwantana; Nursigit Bintoro; Sri Rahayoe
Jurnal Rekayasa Proses Vol 15 No 1 (2021): Volume 15, Number 1, 2021
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.65483

Abstract

The performance of ethanol distillation is determined by the type of reboiler used in the distillation column. This study aims to determine the effect of differences in diameter and height of internal reboiler tubes, as well as feed content on ethanol distillate concentration and distillation yield. The research was conducted on a batch ethanol distillation process using a rectified distillation device with an internal vertical tubular baffle reboiler using different diameters and tube height, namely 1.5, 1, and 0.5 inches of diameter, and 8, 6, and 4 cm of tube heights. Materials or feeds in this study were ethanol solutions with levels of 10%, 20%, and 30% v/v. The results showed that the highest ethanol distillate content of 97.17% v/v (average) was achieved in the distillation process using an internal reboiler with a diameter of 0.5”, a tube height of 8 cm, and a feed content of 10%. Geometry affected the heat transfer process in the internal reboiler of a distillation device so that it affected the distillation results.