Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbedaan Minat Baca Buku Elektronik (E-Book) dan Buku Konvensional pada Era Globalisasi di Kalangan Mahasiswa Prodi Kebidanan Kediri Poltekkes Kemenkes Malang Rahmaningtyas, Indah; Haryadi, Pipit
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 6 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.68 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i6.643

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi informasi memudahkan seseorang untuk mengakses informasi. Perkembangan teknologi diharapkan mampu mengubah paradigma konsep perpustakaan, sehingga perpustakaan mampu berkembang, bertahan, dan mampu meningkatkan minat baca buku konvensional maupun buku elektronik (e-book) pada mahasiswa Kampus IV Poltekkes Kemenkes Malang. Penelitian ini menggunakan pengujian Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan minat baca mahasiswa Kampus IV Poltekkes Kemenkes Malang. Jumlah obeservasi pada penelitian ini adalah 194 mahasiswa, yang meliputi mahasiswa tingkat akhir sebanyak 69 mahasiswa dan mahasiswa tingkat 1, 2, 3 sebanyak 125 mahasiswa. Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa pada mahasiwa Kampus IV Poltekkes Kemenkes Malang lebih memilih membaca buku elektronik dibandingkan dengan buku konvensional. Selain itu, minat baca buku elektronik dan buku konvensional memiliki perbedaan yang signifikan. Fasilitas perpustakaan hendaknya ditingkatkan agar minat baca mahasiswa baik buku elektronik maupun buku konvensional semakin meningkat, dan Perpustakaan diharapkan mampu menyediakan buku elektronik gratis lebih banyak dan penyediaan jaringan internet yang cepat dan kuat sehingga dapat diakses oleh semua mahasiswa kampus.
STRATEGI MENINGKATKAN KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN DENGAN INOVASI LAYANAN TERAPI MEWARNAI DI PERPUSTAKAAN Haryadi, Pipit; Hardjito, Koekoeh; Hardiati, Wijaya
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v5i2.4861

Abstract

In the fast-paced digital era, conventional libraries face significant challenges as students and information users tend to shift to more accessible digital sources, resulting in a decline in physical visits. Realizing this urgency, an innovative study was conducted to evaluate the effectiveness of the coloring therapy strategy in increasing interest in visiting the library at Poltekkes Kemenkes Malang, especially at the Lawang Campus 2 Service. Coloring therapy was chosen as a creative solution that not only offers a relaxing activity amidst academic pressure, but also has an educational element and can create a more attractive atmosphere in the library. This study used a quantitative approach with a descriptive method, involving 25 respondents who provided feedback through a questionnaire measuring five indicators of innovation: relative advantage, suitability, complexity, possibility to try, and ease of observation. The results were very encouraging; coloring therapy was very well received by respondents, with an average score reaching 81.55%, indicating a positive perception of the five indicators. Furthermore, the implementation of this strategy proved successful in significantly increasing the number of library visits, from 124 visitors before the intervention to 217 visitors after the study was conducted. This success indicates that innovations such as coloring therapy have great potential for sustainable implementation as an effective way to re-engage visitors and revitalize the library’s role as a relevant and desirable physical space. ABSTRAKDi era digital yang serba cepat, perpustakaan konvensional menghadapi tantangan signifikan karena mahasiswa dan pengguna informasi cenderung beralih ke sumber-sumber digital yang lebih mudah diakses, mengakibatkan penurunan angka kunjungan fisik. Menyadari urgensi ini, sebuah penelitian inovatif dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas strategi terapi mewarnai dalam meningkatkan minat kunjungan ke perpustakaan di Poltekkes Kemenkes Malang, khususnya di Layanan Kampus 2 Lawang. Terapi mewarnai dipilih sebagai solusi kreatif yang tidak hanya menawarkan aktivitas relaksasi di tengah tekanan akademis, tetapi juga memiliki unsur edukasi dan dapat menciptakan suasana yang lebih menarik di perpustakaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, melibatkan 25 responden yang memberikan umpan balik melalui kuesioner yang mengukur lima indikator inovasi: keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemungkinan untuk dicoba, dan kemudahan untuk diamati. Hasilnya sangat menggembirakan; terapi mewarnai diterima dengan sangat baik oleh responden, dengan skor rata-rata mencapai 81,55%, yang menunjukkan persepsi positif terhadap kelima indikator tersebut. Lebih lanjut, implementasi strategi ini terbukti berhasil mendongkrak jumlah kunjungan perpustakaan secara nyata, dari 124 pengunjung sebelum intervensi menjadi 217 pengunjung setelah penelitian dilakukan. Kesuksesan ini mengindikasikan bahwa inovasi seperti terapi mewarnai memiliki potensi besar untuk diterapkan secara berkelanjutan sebagai cara efektif untuk menarik kembali minat pengunjung dan merevitalisasi peran perpustakaan sebagai ruang fisik yang relevan dan diminati.
E-LIBRARY WEEK: MERETAS JARAK, MENYENTUH ILMU DI UJUNG JARI Hardjito, Koekoeh; Haryadi, Pipit; Mashadi, Ali; Sendra, Eny; Antono, Sumy Dwi
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v5i1.5474

Abstract

ABSTRACT Indonesia's low literacy rate remains a major challenge, particularly among students and the general public. This community service program aimed to enhance digital literacy skills through a five-day initiative called E-Library Week. The program adopted a hybrid (online and offline) approach and involved librarians, the head of the library, and lecturers as facilitators. The results showed that 87.5% of participants improved their understanding of how to access and use the e-library, while 75% discovered new digital features for the first time. The formation of the WhatsApp group “Sahabat E-Library” encouraged active interaction and developed into a sustainable digital literacy community. This initiative demonstrated that digital libraries can reach users more inclusively and flexibly, while also strengthening academic collaboration. Participants also showed high enthusiasm in attending each session, especially during hands-on practice using the e-library platform. This demonstrates that digital literacy can be significantly improved through participatory and contextual approaches. Therefore, E-Library Week represents a strategic step toward bringing reading resources closer to the public and narrowing the literacy gap in the digital era. ABSTRAK Rendahnya tingkat literasi di Indonesia masih menjadi tantangan serius, terutama dalam kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan literasi digital melalui program E-Library Week yang diselenggarakan selama lima hari. Kegiatan ini menggunakan pendekatan hybrid (online dan offline) dengan melibatkan pustakawan, kepala perpustakaan, dan dosen sebagai fasilitator. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa 87,5% peserta mengalami peningkatan pemahaman dalam mengakses dan menggunakan e-library, serta 75% di antaranya baru pertama kali mengetahui fitur-fitur koleksi digital tertentu. Pembentukan grup WhatsApp berhasil mendorong interaksi aktif dan menjadi komunitas literasi digital yang berkelanjutan. Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa perpustakaan digital mampu menjangkau pengguna secara lebih inklusif dan fleksibel, serta memperkuat kolaborasi antar unsur akademik. Peserta juga menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti setiap sesi, terutama saat praktik langsung menggunakan platform e-library. Hal ini membuktikan bahwa literasi digital dapat ditingkatkan secara signifikan melalui pendekatan yang partisipatif dan kontekstual. Dengan demikian, E-Library Week menjadi salah satu langkah strategis untuk mendekatkan sumber bacaan ke masyarakat dan meretas kesenjangan literasi di era digital.