In the fast-paced digital era, conventional libraries face significant challenges as students and information users tend to shift to more accessible digital sources, resulting in a decline in physical visits. Realizing this urgency, an innovative study was conducted to evaluate the effectiveness of the coloring therapy strategy in increasing interest in visiting the library at Poltekkes Kemenkes Malang, especially at the Lawang Campus 2 Service. Coloring therapy was chosen as a creative solution that not only offers a relaxing activity amidst academic pressure, but also has an educational element and can create a more attractive atmosphere in the library. This study used a quantitative approach with a descriptive method, involving 25 respondents who provided feedback through a questionnaire measuring five indicators of innovation: relative advantage, suitability, complexity, possibility to try, and ease of observation. The results were very encouraging; coloring therapy was very well received by respondents, with an average score reaching 81.55%, indicating a positive perception of the five indicators. Furthermore, the implementation of this strategy proved successful in significantly increasing the number of library visits, from 124 visitors before the intervention to 217 visitors after the study was conducted. This success indicates that innovations such as coloring therapy have great potential for sustainable implementation as an effective way to re-engage visitors and revitalize the library’s role as a relevant and desirable physical space. ABSTRAKDi era digital yang serba cepat, perpustakaan konvensional menghadapi tantangan signifikan karena mahasiswa dan pengguna informasi cenderung beralih ke sumber-sumber digital yang lebih mudah diakses, mengakibatkan penurunan angka kunjungan fisik. Menyadari urgensi ini, sebuah penelitian inovatif dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas strategi terapi mewarnai dalam meningkatkan minat kunjungan ke perpustakaan di Poltekkes Kemenkes Malang, khususnya di Layanan Kampus 2 Lawang. Terapi mewarnai dipilih sebagai solusi kreatif yang tidak hanya menawarkan aktivitas relaksasi di tengah tekanan akademis, tetapi juga memiliki unsur edukasi dan dapat menciptakan suasana yang lebih menarik di perpustakaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, melibatkan 25 responden yang memberikan umpan balik melalui kuesioner yang mengukur lima indikator inovasi: keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemungkinan untuk dicoba, dan kemudahan untuk diamati. Hasilnya sangat menggembirakan; terapi mewarnai diterima dengan sangat baik oleh responden, dengan skor rata-rata mencapai 81,55%, yang menunjukkan persepsi positif terhadap kelima indikator tersebut. Lebih lanjut, implementasi strategi ini terbukti berhasil mendongkrak jumlah kunjungan perpustakaan secara nyata, dari 124 pengunjung sebelum intervensi menjadi 217 pengunjung setelah penelitian dilakukan. Kesuksesan ini mengindikasikan bahwa inovasi seperti terapi mewarnai memiliki potensi besar untuk diterapkan secara berkelanjutan sebagai cara efektif untuk menarik kembali minat pengunjung dan merevitalisasi peran perpustakaan sebagai ruang fisik yang relevan dan diminati.