Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RESTORASI GIGI ANTERIOR MENGGUNAKAN TEKNIK DIRECT KOMPOSIT (Kajian Pustaka) Dewiyani, Sari
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i2.843

Abstract

Restorasi gigi anterior yang terlihat natural merupakan faktor estetik yang penting. Restorasi resin komposit adalah restorasi estetik di bidang konservasi gigi. Restorasi resin komposit direct paling umum dilakukan pada pasien karena langsung dikerjakan didalam mulut, menggunakan bahan yang sewarna dengan gigi aslinya dan cara manipulasi yang mudah. Restorasi direct pada gigi anterior dilakukan pada kasus diastema anterior, fraktur gigi anterior, karies kelas III, IV GV Black dan perubahan warna pada gigi. Teknik restorasi ini merupakan perawatan konservatif di kedokteran gigi.
DISTRIBUSI FREKUENSI PULPITIS REVERSIBEL DAN PULPITIS IREVERSIBEL DI RSGM FKG MOESTOPO PADA TAHUN 2014-2016 (BERDASARKAN JENIS KELAMIN, USIA DAN LOKASI GIGI) Dewiyani, Sari
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v15i2.892

Abstract

Latar belakang: pulpa adalah jaringan lunak yang berada di tengah gigi yang di kelilingi oleh email dan dentin yang merupakan jaringan yang membentuk dan menyokong gigi. Pulpitis adalah jaringan pulpa yang terinflamasi dapat disebabkan oleh karies, trauma atau restorasi. Klasifikasi penyakit pulpa diantaranya adalah pulpitis reversibel dan pulpitis ireversibel. Pulpitis reversibel apabila dibiarkan tidak terawat dapat berlanjut menjadi pulpitis ireversibel. Tujuan: mengetahui distribusi frekuensi pulpitis reversibel  dan pulpitis irevesibel berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lokasi gigi pasien. Metode: deskriptif retrospektif dengan melakukan pengambilan data sekunder pada kartu rekam medik pasien konservasi di RSGM FKG Moestopo (B) pada tahun 2014-2016 dengan teknik simple random sampling. Jumlah sampel penelitian yang diambil adalah 380 kartu rekam medik.  Hasil: pulpitis reversibel dan ireversibel di RSGM FKG Moestopo (B) pada tahun 2014-2016 sebesar 1822 kasus. Penyakit pulpa yang banyak terjadi adalah pulpitis reversibel pada wanita usia 18-28 tahun dan lokasi gigi terkena pulpitis adalah gigi molar.
Penggunaan Bahan Restorasi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)/RSGM FKG UPDM (B) pada Tahun 2014-2016 Dewiyani, Sari; Puspitasari, Ika
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v9i2.35773

Abstract

Abstract: Dental caries results in destruction of hard structure of teeth that causes demineralization of calcified tissue associated with destruction of organic tissue due to microorganisms and fermented carbohydrates. Dental caries can be treated with tooth resroration. There are different types of materials for dental restorations, as follows: amalgam, composite resins, and glass ionomer cement (GIC). This study was aimed to obtain the usage of restoration materials at Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) [RSGM FKG UPDM (B)] Jakarta from 2014 to 2016. This was a descriptive and retrospective study. Samples were obtained by using random sampling technique. There were 1322 cases categorized based on age, sex, and location of restoration. Amalgam restoration was the most common in patients aged 17-25 years and in females. Most teeth at posterior region were treated with amalgam restoration (72%). In conclusion, the most common cases were amalgam restoration, aged 17-25 years, female, and posterior location of restoration.Keywords: resin composite; glass ionomer cement (GIC); amalgam; dental caries Abstrak: Karies gigi adalah suatu penyakit infeksi yang merusak struktur keras gigi sehingga menyebabkan demineralisasi jaringan terkalsifikasi, disertai kerusakan jaringan organiknya yang disebabkan oleh aksi mikroorganisme dan karbohidrat yang dapat di fermentasi. Salah satu cara penanganan karies gigi ialah dengan cara merestorasi gigi menggunakan bahan restorasi gigi. Bahan restorasi yang sering digunakan saat ini ialah amalgam, resin komposit, dan glass ionomer cement (GIC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi penggunaan bahan restorasi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)/RSGM FKG UPDM (B) Jakarta pada tahun 2014-2016. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian mendapatkan 1322 kasus yang dikategorikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lokasi restorasi. Perawatan dengan amalgam lebih sering dilakukan oleh pasien yang berusia 17-25 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Regio posterior merupakan regio gigi yang paling banyak mendapatkan restorasi dengan amalgam. Simpulan penelitian ini ialah penggunaan bahan restorasi terbanyak ialah restorasi amalgam dengan kelompok usia terbanyak 17-25 tahun, jenis kelamin perempuan, dan lokasi restorasi pada posterior (72%).Kata kunci: resin komposit; glass ionomer cement (GIC); amalgam; karies gigi
PERBANDINGAN PENURUNAN KEKERASAN PERMUKAAN EMAIL GIGI YANG DIRENDAM DALAM JUS STROBERI, JUS LEMON, DAN JUS NANAS Dewiyani, Sari; Alfathia, Nazhifa
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi (JITEKGI) Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v20i1.3986

Abstract

Latar belakang: Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat semakin meningkat, salah satunya dengan rutin mengonsumsi jus buah. Jus buah kemasan memiliki konsentrasi asam tinggi dan jika sering dikonsumsi menyebabkan terjadinya proses demineralisasi email gigi dengan larutnya sebagian atau keseluruhan mineral pada email gigi yang akan menurunkan kekerasannya. Tujuan: Membandingkan penurunan kekerasan permukaan email gigi yang direndam di dalam jus stroberi, jus lemon, dan jus nanas. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan desain pretest dan posttest. Sampel berjumlah 36 gigi premolar, dibagi ke dalam 9 kelompok yaitu kelompok yang direndam dalam jus stroberi, jus lemon dan jus nanas yang masing-masing kelompok direndam selama 5, 10, dan 15 menit. Sebelum dan setelah perendaman dilakukan pengukuran kekerasan permukaan email menggunakan Vickers Micro Hardness Tester Machine. Hasil penelitian: Perendaman gigi dengan jus stroberi, jus lemon, dan jus nanas selama 5, 10, dan 15 menit menghasilkan penurunan rerata kekerasan permukaan email gigi yang signifikan (p0,05). Penurunan kekerasan permukaan email gigi paling tinggi ketika direndam di dalam jus lemon selama 15 menit dan yang paling rendah ketika direndam dalam jus nanas selama 5 menit. Kesimpulan: Penurunan kekerasan permukaan email gigi yang direndam dalam jus lemon paling tinggi dibandingkan jus stroberi dan jus nanas.
PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI KLORHEKSIDIN 2% DAN ESKTRAK GAMBIR TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ENTEROCOCCUS FAECALIS ATCC 29212 Dewiyani, Sari; Paath, Stanny Linda; Alysia, Shahnaz
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi (JITEKGI) Vol 21, No 1 (2025): MEI 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v21i1.5211

Abstract

Latar Belakang: Kegagalan perawatan endodontik disebabkan oleh persistensi bakteri di dalam saluran akar.  Enterococcus faecalis adalah  bakteri paling dominan  penyebab utama kasus reinfeksi saluran akar.  Ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri klorheksidin 2% dan ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb.) terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212. Bahan dan Metode: Delapan belas sampel yang terbagi menjadi 6 kelompok, yaitu klorheksidin 2% dan ekstrak gambir dengan konsentrasi 1%,2%,3%,4%,5%, dilakukan pengukuran aktivitas antibakteri terhadap bakteri Enterococcus faecalis dengan mengukur diameter terluar zona bening di sekitar kertas cakram. Hasil Penelitian: Klorheksidin 2% dan Ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb)  memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Klorheksidin 2%  memiliki aktivitas antibakteri 15,5 mm dan ekstrak gambir yang telah menjadi fraksi n-heksana dengan konsentrasi terbesar, yaitu 5% mempunyai aktivitas antibakteri 9,4 mm, konsentrasi 1% aktivitas antibakterinya 7,8 mm, konsentrasi 2% dengan aktivitas antibakterinya 8,4 mm, konsentrasi 3% dengan aktivitas antibakterinya 8,5 mm, dan konsentrasi 4% dengan aktivitas antibakterinya 8,6 mm, tetapi perbandingan aktivitas antibakteri klorheksidin 2% dan ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) terhadap bakteri Enterococcus faecalis adalah tidak signifikan (p0.05). Pembahasan: Semakin tinggi konsentrasi ekstrak gambir yang digunakan semakin besar daya hambat bakteri yang dihasilkan. Ekstrak gambir dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212. Hal ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat yang terbentuk Kesimpulan: Klorheksidin 2% memiliki aktivitas  antibakteri lebih tinggi dari ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212.
PERBANDINGAN DAYA HAMBAT KLORHEKSIDIN 2% DAN ESKTRAK GAMBIR (UNCARIA GAMBIR ROXB) PADA CANDIDA ALBICANS ATCC 10231 Dewiyani, Sari; Firdaus, Ihsan; Pramesti, Gading
M-Dental Education and Research Journal Vol 5, No 1 (2025): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Keberhasilan perawatan saluran akar ditentukan oleh eliminasi mikrooganisme di dalam saluran akar di antaranya jamur Candida albicans. CHX 2% memiliki sifat antimikroba khususnya dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada perawatan saluran akar. Ekstrak gambir (Uncaria gambir roxb) mengandung katekin yang dapat menghambat pertumbuhan  jamur. Katekin merupakan flavonoid dapat membunuh jamur dengan merusak membran sel jamur dan mendenaturasi protein sel mikroorganisme. Tujuan: Mengetahui perbandingan daya hambat ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb.) dan klorheksidin 2% terhadap pertumbuhan Candida albicans ATCC 10231. Metode: Lima belas sampel dibagi 5 kelompok yaitu ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb.) dengan konsentrasi 2%, 3%, 4%, 5%, dan klorheksidin 2%. Pengukuran zona hambat terhadap Candida albicans dilakukan dengan mengukur diameter terluar zona bening di sekitar cakram. Hasil: Ekstrak gambir dan klorheksidin 2% mempunyai daya anti jamur menghambat pertumbuhan Candida albicans. Ekstrak gambir dengan konsentrasi yang paling besar, 5%  mempunyai daya hambat 8,2 mm dan yang paling kecil konsentrasi 2%,  dengan daya hambat 6,8 mm, serta klorheksidin 2% dengan daya hambat 13,1 mm. Namun, perbandingan daya hambat ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb.) dan klorheksidin 2% tidak berbeda signifikan (p0.05). Pembahasan: Efektivitas antijamur yang ditimbulkan dari penggunaan CHX 2% yang memiliki sifat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada perawatan saluran akar. Ekstrak gambir yang telah menjadi fraksi etil asetat dengan konsentrasi yang paling kecil, yaitu 2% dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans ATCC 10231. Kesimpulan: Klorheksidin 2% memiliki daya hambat yang lebih tinggi dari ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb.) terhadap pertumbuhan Candida albicans ATCC 10231.