Agus Wahyana Anggara, Agus Wahyana
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ETHOGRAM PERILAKU ALAMI INDIVIDU TIKUS SAWAH (Rattus argentiventer Robinson and Kloss, 1916) DALAM LABORATORIUM Anggara, Agus Wahyana; Solihin, Dedy Duryadi; Manalu, Wasmen; Irzaman, Irzaman
ZOO INDONESIA Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku merupakan respons senso-motorik makhluk hidup terhadap beragam stimulus dan fluktuasi kondisi lingkungan. Pengamatan terhadap perilaku alami tikus sawah yang ditangkap dari lapangan dilakukan pada kondisi di dalam laboratorium. Percobaaan bertujuan untuk memetakan dan mendeskripsikan perilaku alami tikus sawah. Hasil percobaan diharapkan dapat menjadi dasar untuk menyusun metode manipulasi perilaku tikus sawah dalam rangka menyusun metode pengendaliannya. Semua aktivitas tikus percobaan dipantau kamera CCTV dan dilakukan pengamatan saksama untuk membuat ethogram. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas normal tikus sawah sepanjang periode aktifnya pada malam hari meliputi perilaku keluar-masuk lubang sarang, mengendus, mengawasi, menjelajah, makan dan minum, merawat diri, istirahat, dan menggali tanah. Sebagian besar aktivitas dilakukan pada pukul 17:30-22:00 WIB sehingga dapat dinyatakan bahwa puncak aktivitas tikus sawah berlangsung pada periode petang hari.Kata kunci:aktivitas harian, nokturnal, laboratorium, pengendalian
VOKALISASI BIOAKUSTIK TIKUS SAWAH (RATTUS ARGENTIVENTER ROBINSON AND KLOSS, 1916) PADA RENTANG SUARA TERDENGAR DI AGROEKOSISTEM SAWAH IRIGASI SUKAMANDI, SUBANG, JAWA BARAT Anggara, Agus Wahyana; Solihin, Dedy Duryadi; Manalu, Wasmen; Irzaman, Irzaman
ZOO INDONESIA Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indera pendengaran tikus sawah memiliki dua puncak tanggap akustik yaitu pada kisaran suara terdengar (frekuensi 20 Hz รข?? 20 KHz) dan ultrasonik (>20 KHz). Kemampuan indera tersebut penting dalam menunjang aktivitas kehidupan tikus sawah sebagai hewan nokturnal. Penelitian eksploratif dilakukan untuk mengumpulkan dan menginventarisasi vokalisasi alami tikus sawah pada rentang suara terdengar dalam kondisi alami di lapangan sepanjang musim tanam padi. Vokalisasi yang diperoleh dimurnikan dan dikarakterisasi menggunakan perangkat lunak Cool Edit Pro 2.1, selanjutnya dibuat databasenya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus sawah pada kondisi alami di lapangan tidak setiap saat melantangkan vokalisasi bioakustik sepanjang musim tanam padi. Eksplorasi sepanjang musim tanam padi diperoleh 6 pola vokalisasi bioakustik yang dilantangkan tikus sawah pada saat pengolahan lahan, padi stadia anakan maksimum, bunting, dan berbunga, serta seminggu pascapanen. Vokalisasi bioakustik berdurasi singkat, rata-rata 12,41 detik (0,5-25,1 detik) dengan frekuensi dominan 1-2 kHz yang disertai frekuensi 5-9 kHz selama pelantangan. Taraf intensitas menunjukkan tingkat kebisingan suara berkisar 6,94-93,90 desibel (rata-rata 43,91 dB). Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui respon perilaku tikus sawah apabila dipaparkan vokalisasi tersebut.
MONITORING PENYAKIT BLAS PADI DI AGROEKOSISTEM RAWA KALIMANTAN TENGAH Yuliani, Dini; Santoso, Santoso; Anggara, Agus Wahyana
Agroswagati : Jurnal Agronomi Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Agronomi Pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/.v10i2.8585

Abstract

Blast disease caused by Pyricularia oryzae is one of the primary diseases that can reduce rice production in Indonesia. This disease has spread in almost all agroecosystems, including swamps. This study aimed to obtain information on the incidence and severity of blast disease based on routine monitoring for rice blast disease control strategies in swamp agroecosystems in Central Kalimantan. The blast disease incidence and severity were observed from the early vegetative phase, flowering, and grain ripening until before harvest. Observations were made at the sample point of the same rice clump with an area of 14 ha at the display location of rice varieties and 66 ha at the rice demfarm. The blast incidence in the presence or absence of blast symptoms in the observed clump, while the severity of disease in the form of severe and low damage to the clump was observed using a scoring method that refers to the Standard Evaluation System for Rice from IRRI. Incidence and severity of blast disease at the varieties display and rice demfarm location in Blanti Siam village, Pandih Batu Sub-District, Pulang Pisau District Central Kalimantan was relatively low. In September, blast disease incidence and severity were still low when rice plants were in the vegetative phase. Blast disease incidence and severity increase in October when the plant enters the generative phase. The incidence of the disease decreased in November. Leaves showing blast symptoms ran into leaf death, and blast pathogens did not infect new leaves, so rice blast symptoms were not found or in low conditions.