Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GANGGUAN STRES PASKA TRAUMA PASKA COVID-19 Irna Permanasari Gani; Ade Kurnia Surawijaya; Vanessa Agatha Wijaya; Ardo Sanjaya; Julia Windi Gunadi
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang dinyatakan sebagai suatu pandemi global. Merebaknya COVID-19 menjadi sebuah ancaman bagi kesehatan masyarakat dan dapat menyebabkan tekanan kesehatan mental, seperti Gangguan Stres Pasca Trauma (GSPT). GSPT merupakan gangguan kejiwaan yang terjadi setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa menakutkan (stresor) dengan berbagai manifestasi. Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas hubungan COVID-19 yang menyebabkan GSPT dan mengetahui gejala GSPT pasca COVID-19. Kasus ini menyajikan seorang wanita 45 tahun dengan diagnosis GSPT pasca COVID-19 dengan manifestasi yang sesuai dengan kriteria dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III), seperti kesulitan tidur, menghindari berita mengenai COVID-19, jantung berdebar, peningkatan frekuensi pernapasan, dan kilas balik apabila mengetahui terdapat kerabat yang menderita COVID-19. Akibat dari COVID-19 seperti rawat inap di rumah sakit dapat menyebabkan stres dan menimbulkan beban pada kesehatan mental sehingga dapat dianggap sebagai suatu peristiwa traumatis. Di samping itu, invasi virus pada sistem saraf pusat (SSP) dapat menyebabkan gangguan neuropsikiatri akibat kerusakan saraf. Diagnosis GSPT ditegakkan berdasarkan PPDGJ-III dengan kurun waktu antara trauma dan gangguan timbul dalam 6 bulan setelah kejadian traumatis disertai berbagai manifestasi yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi normal individu. Kata kunci : COVID-19, gangguan stres pasca trauma, GSPT DOI : 10.35990/mk.v6n1.p103-112
EFEK COVID-19 TERHADAP LARING Hiro Salomo Mangape; Sharon Kolose Sihotang; Ardo Sanjaya; Julia Windi Gunadi; Christian Edwin
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 1 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus yang memiliki selubung single stranded Ribonucleic Acid (ss-RNA) yang menjadi penyebab penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Laring merupakan perbatasan saluran pernapasan dan saluran pencernaan sehingga mudah terkena infeksi COVID-19. Gangguan pada laring juga dapat terjadi akibat tindakan intubasi atau trakeostomi pada kasus COVID-19 derajat berat. Tujuan tinjauan pustaka ini adalah mempelajari mekanisme terjadinya infeksi COVID-19 pada laring baik infeksi secara langsung maupun akibat tindakan intubasi atau trakeostomi. Pencarian dilakukan melalui PubMed dan google scholar dengan kata kunci “COVID-19”, “laring”, “intubasi”, dan “komplikasi pada laring”. Hasil tinjauan Pustaka menunjukkan bahwa laring memiliki reseptor terhadap trans-membrane protease serine 2 (TMPRSS2) dan angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Infeksi laring terjadi ketika ACE2 berikatan pada permukaan luminal epitel saluran napas sehingga dapat menyebabkan gejala edema laring, sesak napas, stridor, dan disfonia. Penatalaksanaan pada kasus laring disesuaikan dengan etiologi dan manifestasi yang dihasilkan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah kasus COVID-19 memang jarang bermanifestasi pada laring, namun komplikasi pada laring dan setelah penggunaan post-intubasi sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, komplikasi COVID-19 terhadap laring tetap harus dipantau. Kata kunci : ACE2, COVID-19, laring, TMPRSS2 DOI : 10.35990/mk.v7n1.p101-111
Antiinflammatory Effect of Andrographolide in Sambiloto Extract (Andrographis paniculata) on Ulcerative Colitis Selonan Susang Obeng; Daniel Welson; Fen Tih; Ardo Sanjaya; Diana Krisanti Jasaputra; Julia Windi Gunadi; Yusuf, Inez Felia
Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 4 No. 2 (2023): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (June)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V4i2.5909

Abstract

Abstract—Ulcerative colitis (UC) is an idiopathic chronic inflammatory disease of the gastrointestinal tract which is one of the inflammatory bowel diseases (IBD). In Indonesia, epidemiological data obtained from hospital reports, generally show that the incidence of UC is higher than Crohn's Disease (CD). Mesalamine as a drug of choice for UC, is related to some side effects. Therefore, herbal plants such as sambiloto (Andrographis paniculata) could be used as a complementary therapy in UC. The purpose of this article is to provide information about the potential mechanisms of andrographolide (AG) as a bioactive compound in sambiloto (Andrographis paniculata) extract as an anti-inflammatory agent. The method used by authors in this article is a narrative review method, by collecting studies about the anti-inflammatory effect of AG on UC through a database search. The results showed that one of the ingredients of sambiloto, diterpenoid labdane compound in the active form of AG, is able to inhibit the expression of pro-inflammatory cytokines so that it has the potential to act as an anti-inflammatory similar to mesalamine in UC therapy. Additionally, sambiloto contains flavonoids and polyphenols which serve as antioxidants. In conclusion, AG has an anti-inflammatory property that might be utilized as a part of UC complementary therapy. Keywords: andrographolide, andrographis paniculata, inflammation, ulcerative colitis, sambiloto Abstrak—Kolitis ulseratif (KU) adalah penyakit inflamasi kronis idiopatik saluran pencernaan termasuk dalam salah satu inflammatory bowel disease (IBD). Di Indonesia, data epidemiologi diperoleh dari pelaporan rumah sakit, secara umum menunjukkan insidensi KU lebih tinggi daripada Crohn’s Disease (CD). Mesalamine sebagai pilihan terapi untuk KU, dapat menimbulkan beberapa efek samping. Oleh karena itu, tanaman herbal seperti sambiloto Andrographis paniculata dapat digunakan sebagai terapi komplementer pada KU. Tujuan artikel ini adalah memberikan informasi mengenai potensi dan mekanisme senyawa bioaktif andrographolide (AG) pada ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata) sebagai agen antiinflamasi. Metode yang digunakan oleh penulis dalam artikel ini adalah metode narrative review, dengan mengumpulkan beberapa studi tentang efek antiinflamatori dari AG pada KU melalui pencarian database. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa salah satu kandungan sambiloto, senyawa labdane diterpenoid dalam bentuk aktif AG, mampu menghambat ekspresi sitokin proinflamasi sehingga berpotensi sebagai antiinflamasi serupa dengan mesalamin pada terapi KU. Selain itu, sambiloto memiliki kandungan flavonoid dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan. Sebagai simpulan, AG memiliki properti antiinflammatori yang dapat digunakan sebagai bagian dari terapi komplementer pada KU. Kata kunci: andrographolide, andrographis paniculata, inflamasi, kolitis ulseratif, sambiloto
ISCHEMIA-MODIFIED ALBUMIN (IMA) AS A BIOMARKER OF OXIDATIVE STRESS IN PREGNANCY Arief Budiono; Dhyfa, Najwa aulia; Julia Windi Gunadi; Ardo Sanjaya
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Univers
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v12i1.485

Abstract

This study aims to determine IMA levels as a marker of oxidative stress that occurs in ectopic pregnancy and preeclampsia. The method of this study is screening using secondary data obtained from literature searches found in national and international journals, with the keywords 'Oxidative Stress' or 'IMA' and 'Pregnancy'. Articles are included in the inclusion criteria if they are published in national or international journals with topics in accordance with the research objectives in the period 2014 - 2024, full-text access, both in English and Indonesian. It was found that serum IMA levels were increased in preeclampsia and, In comparison to normal pregnancy, ectopic pregnancy. This literature study concludes that IMA can be a biomarker for pregnancy-related diseases, especially preeclampsia and ectopic pregnancy. Higher sensitivity and specificity results in preeclampsia compared to ectopic pregnancy, the IMA test is better used to identify preeclampsia compared to ectopic pregnancy.