Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Warga Kecamatan Pekalongan Selatan Pada Masa Pandemi Covid-19 Nailis Sa'adatin Nafiah; Nur Ermawati; Nila Oktaviani
Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 37, No 1 (2023): PENA MARET 2023
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/jurnalpena.v37i1.2419

Abstract

Coronvirus telah menyebar diberbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Coronavirus menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. diIndonesia menggunakan obat tradisional yang berasal dari tanaman herbal yang diguakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh diera pandemi COVID-19.   Penelitian ini dilakukan diKota Pekalongan kecamatan Pekalongan Selatan penduduknya berjumlah sekitar 63.052 ribu jiwa penggunaan ramuan obat tradisional yang beragam.Metode Penelitian  yang dilakukan  merupakan  penelitian observational/survei yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat Kecamatan Pekalongan Selatan. Dilakukan penjabaran deskriptif tentang hasil yang sudah didapatkan dari pengumpulan data.Hasil Gambaran penggunaan ramuan obat tradisional pada masa pandemi COVID-19 sesudah pandemi COVID-19 mengalami peningkatan konsumsi ramuan obat  tradisional.  Sumber  pemakaian  ramuan  obat  tradisional  berasal  dari  diri sendiri. Masyarakat mengkonsumsi ramuan obat tradisional agar menyehatkan badan.  Meyakini  bahwa  ramuan obat tradisional  dapat mencegah infeksi  virus. Masyarakat merasakan manfaat ramuan obat tradisional dimasa pandemi COVID-19.  Sebagian  besar  masyarakat  melakukan  upaya  kesehatan  dengan  mencuci tangan. Dan merasakan aman karena tidak ada efek samping dan mudah untuk ditemukan  dan  cukup  terjangkau.  Tanaman  obat  yang  paling  sering  digunakan adalah tanaman jahe dan kunyit yang digunakan adalah rimpangnya lalu serai yang digunakan adalah batangnya.Kata kunci : persepsi, obat tradisional, pandemi COVID-19
Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Warga Kecamatan Pekalongan Selatan Pada Masa Pandemi Covid-19 Nailis Sa'adatin Nafiah; Nur Ermawati; Nila Oktaviani
Pena: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 37, No 1 (2023): PENA MARET 2023
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/jurnalpena.v37i1.2419

Abstract

Coronvirus telah menyebar diberbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Coronavirus menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. diIndonesia menggunakan obat tradisional yang berasal dari tanaman herbal yang diguakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh diera pandemi COVID-19.   Penelitian ini dilakukan diKota Pekalongan kecamatan Pekalongan Selatan penduduknya berjumlah sekitar 63.052 ribu jiwa penggunaan ramuan obat tradisional yang beragam.Metode Penelitian  yang dilakukan  merupakan  penelitian observational/survei yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat Kecamatan Pekalongan Selatan. Dilakukan penjabaran deskriptif tentang hasil yang sudah didapatkan dari pengumpulan data.Hasil Gambaran penggunaan ramuan obat tradisional pada masa pandemi COVID-19 sesudah pandemi COVID-19 mengalami peningkatan konsumsi ramuan obat  tradisional.  Sumber  pemakaian  ramuan  obat  tradisional  berasal  dari  diri sendiri. Masyarakat mengkonsumsi ramuan obat tradisional agar menyehatkan badan.  Meyakini  bahwa  ramuan obat tradisional  dapat mencegah infeksi  virus. Masyarakat merasakan manfaat ramuan obat tradisional dimasa pandemi COVID-19.  Sebagian  besar  masyarakat  melakukan  upaya  kesehatan  dengan  mencuci tangan. Dan merasakan aman karena tidak ada efek samping dan mudah untuk ditemukan  dan  cukup  terjangkau.  Tanaman  obat  yang  paling  sering  digunakan adalah tanaman jahe dan kunyit yang digunakan adalah rimpangnya lalu serai yang digunakan adalah batangnya.Kata kunci : persepsi, obat tradisional, pandemi COVID-19