Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Rayah Al Islam : Jurnal Ilmu Islam

Penerapan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Kontruktivisme Dalam Pemebelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Penelitian di Madrasah Aliyah Muslimin Jaya Cimenteng Sukabumi) Ade Nurpriatna; Nandi Rustandi; Wawan Ridwan
Rayah Al-Islam Vol 5 No 01 (2021): Rayah Al-Islam April 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v5i01.712

Abstract

Abstrak Pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sekolah mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan pemahaman siswa tentang sejarah Islam dan kebudayaan Islam kepada peserta didik, agar ia memberikan konsep yang objektif dan sistematis dalam perspektif sejarah sehingga dapat mengambil i’tibar nilai dan makna yang terkandung dalam sejarah. Di samping itu pendidikan sejarah di sekolah bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa untuk berpikir kronologis dan kritis analitis serta dapat memahami sejarah dengan baik dan benar. Selama ini pembelajaran SKI cenderung sebagai pelajaran yang membosankan, juga dianggap tidak inovatif dalam memberikan kecakapan hidup bagi peserta didik, kurang menarik dan kurang diminati. Salah satu pendekatan yang diduga dapat menjembatani permasalahan tersebut adalah pendekatan konstruktivisme.Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di madrasah Aliyah Muslimin Jaya, aktivitas berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, pelaksanaan tindakan, dan proses evaluasi dan tingkat keberhasilan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Muslimin Jaya. Teaching Islamic Cultural History in schools has a strategic value in developing students' understanding of Islamic history and Islamic culture to students, so that they provide objective and systematic concepts from a historical perspective so that they can take the values ​​and meanings contained in history. In addition, history education in schools aims to develop students' potential to think chronologically and critically analytically and to understand history properly and correctly. So far, SKI learning tends to be a boring lesson, also considered not innovative in providing life skills for students, less interesting and less desirable. One approach that is thought to be able to bridge these problems is the constructivism approach.The problem in this research is how the conditions of learning Islamic Cultural History at Madrasah Aliyah Muslimin Jaya, students' critical thinking activities in Islamic Cultural History learning, implementation of actions, and the evaluation process and the success rate of learning Islamic Cultural History at MA Muslimin Jaya.
Fenomena Penggunaan Cadar di Kalangan Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta di Sukabumi (Studi Living Hadis) Ai Siti Nurmiati; Nandi Rustandi; Wawan Ridwan
Rayah Al-Islam Vol 4 No 02 (2020): Rayah Al-Islam Oktober 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v4i02.713

Abstract

Fenomena mahasiswi bercadar di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta di Sukabumi, terdapat peningkatan jumlah mahasiswi yang memakai cadar. Beberapa di antaranya adalah mahasiswi yang sebelumnya tidak memakai cadar. Fenomena ini dapat dipahami bahwa kecenderungan menutup aurat pada bagian kepala lebih dari sekedar jilbab semakin meningkat. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode living hadis dan menggunakan pendekatan fenomenologi. Responden dalam penelitian ini yaitu 26 orang mahasiswi bercadar yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mahasiswi dalam memakai cadar di STAI di Sukabumi menghasilkan tujuh motivasi yaitu: 1) perlindungan diri dalam menjaga pandangan dan membatasi diri dari non mahram; 2) mendekatkan diri kepada Allah; 3) menutup aurat; 4) tiba-tiba ingin memakai cadar; 5) bergaul dengan yang memakai cadar; 6) menutupi kekurangan; dan 7) ingin menjadi anak yang shalihah yang bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Dari ketujuh motivasi tersebut, yang lebih dominan adalah sebagai perlindungan diri sebanyak 42%. Adapun tantangan yang dihadapi mereka bersifat internal (diri sendiri) dan eksternal (keluarga dan lingkungan). Sedangkan dalil yang menguatkan mereka untuk memakai cadar adalah pendapat madzhab Syafi’i tentang aurat wanita di depan lelaki ajnabi (bukan mahram) adalah seluruh tubuh, sehingga mereka mewajibkan wanita memakai cadar di hadapan lelaki ajnabi. Inilah pendapat mu’tamad madzhab Syafi’i. The phenomenon of veiled female students in the Private Islamic High School in Sukabumi, there is an increase in the number of female students who wear the veil. Some of them are female students who previously did not wear a veil. This phenomenon can be understood that the tendency to cover the genitals on the head more than just a headscarf is increasing. The research used in this study is a qualitative research using the living hadith method and using a phenomenological approach. The respondents in this study were 26 veiled female students who were selected using the purposive sampling method. The method of data collection was done by interview technique. The results showed that the motivation of female students in wearing the veil at STAI in Sukabumi resulted in seven motivations, namely: 1) self-protection in maintaining views and limiting themselves from non-mahrams; 2) draw closer to Allah; 3) cover the genitals; 4) suddenly want to wear a veil; 5) associate with those who wear the veil; 6) cover deficiencies; and 7) want to be a pious child who can make his parents happy. Of the seven motivations, the more dominant is as self-protection as much as 42%. The challenges they face are internal (self) and external (family and environment). Meanwhile, the argument that strengthens them to wear the veil is the opinion of the Shafi'i school of thought about a woman's genitalia in front of an ajnabi man (not a mahram) is the whole body, so they oblige women to wear a veil in front of an ajnabi man. This is the opinion of the mu'tamad of the Shafi'i madhhab.
Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sebagai Evaluator Dengan Motivasi Belajar Mereka Dalam Mengikuti Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Penelitian di SMP PGRI 2 Cikidang Sukabumi) Ridwan Fauzi; Ai Siti Nurmiati; Nandi Rustandi
Rayah Al-Islam Vol 4 No 01 (2020): Rayah Al-Islam April 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v4i01.715

Abstract

Membatasi kajian pada fenomena yang terjadi yang melibatkan siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Cikidang, fokus permasalahan yang diteliti adalah terletak bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi guru sebagai evaluator, di lain pihak bagaimana motivasi belajar mereka dalam bidang studi PAI, serta bagaimana hubungan antara keduanya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas persepsi siswa tentang kornpetensi guru agama sebagai evaluator dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran PAI, serta hubungan antara keduanya.Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa motivasi belajar siswa dalam bidang studi PAI sebagian dipengaruhi oleh baik tidaknya persepsi mereka terhadap kompetensi guru sebagai evaluator. Karena tinggi rendahnya keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh tinggi rendahnya persepsi siswa terhadap guru, positif/negatif. Dari asumsi tersebut dapat ditarik hipotesis, yaitu semakin tinggi tingkat kompetensi guru agama sebagai evaluator, maka akan semakin tinggi motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI dan sebaliknya semakin rendah tingkat persepsi siswa tentang kompetensi guru agama sebagai evaluator, maka akan semakin rendah pula motivasi belajar mereka dalam Bidang Studi PAI.Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap 50 siswa SMP PGRI 2 Cikidang Sukabumi, serta dianalisis dengan pendekatan statistik korelasioner.Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa realitas persepsi siswa tentang kompetensi guru sebagai evaluator berkualifikasi sedang dengan rata-rata 3,18. Angka tersebut berada pada interval 2,5-3,5. Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran PAI berkualifikasi sedang dengan nilai rata-rata 3,27. Angka tersebut berada pada interval 7,5-3,5. Hubungan diantara keduanya diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,48 dengan kategori sedang. Begitu pula hasil analisis signifikansi korelasi menunjukkan t hitung lebih besar dari t iabel (T,67 > 3,83). Adapun derajat pengaruh yang ada sebesar i3% hal ini berarti masih terdapat faktor lain yang dapat mempengaruiri motivasi belajar siswa dalam pelajaran PAI, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar dirinya, yaitu sekitar 87%. Limiting the study to phenomena that occur involving class VIII students of SMP PGRI 2 Cikidang, the focus of the problem under study lies in how students perceive teacher competence as evaluators, on the other hand how their learning motivation is in the field of PAI studies, and what is the relationship between the two. This research is to find out the reality of students' perceptions about the competence of religious teachers as evaluators and students' learning motivation in attending Islamic education lessons, as well as the relationship between the two. teacher as evaluator. Because the high and low success of student learning is determined by the high and low perceptions of students towards teachers, positive/negative. From these assumptions a hypothesis can be drawn, namely the higher the level of competence of religious teachers as evaluators, the higher their learning motivation in PAI subjects and conversely the lower the level of students' perceptions of the competence of religious teachers as evaluators, the lower their learning motivation will be. in the PAI Study Field. The method used is descriptive method. While the data collection technique was through observation, interviews and distributing questionnaires to 50 students of SMP PGRI 2 Cikidang Sukabumi, and analyzed using a correlational statistical approach. Based on the results of the analysis, it showed that the reality of students' perceptions of teacher competency as evaluators with moderate qualifications was 3.18. The figure is in the interval 2.5-3.5. Students' motivation in taking PAI lessons is moderately qualified with an average value of 3.27. The figure is in the interval 7.5-3.5. The relationship between the two obtained a correlation coefficient of 0.48 in the moderate category. Likewise, the results of the correlation significance analysis showed that the t count was greater than the t table (T.67 > 3.83). The degree of influence that exists is i3%, this means that there are still other factors that can influence student learning motivation in PAI lessons, both from within the student and from outside himself, which is around 87%.