Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Makna Kata Sholat Dalam Al-Quran Deden Mula Saputra
Al-Dirayah Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam diskursus ilmu al-Qur’an dan tafsir, al-Wujuh wa an-Nazhair adalah sebuah fenomena kebahasaan. Dimana ilmu ini mampu mengungkap makna yang ada dalam setiap lafadz mufradat al-Qur’an, sehingga terang dan terungkaplah sisi-sisi kemu’jizatan al-Qur’an baik dari aspek lafadznya maupun penuturannya. al-Wujuh wa an-Nazhair berfungsi menjelaskan lafadz yang telah di sebutkan dalam al-Quran Karim pada suatu tempat dengan makna yang bebeda ketika lafaz itu di sebutkan pada tempat lain, dan juga menjelasakan makna yang sama dari suatu lafadz yang ada. al-Wujuh adalah kata yang memiliki kesamaan lafadz namun berbeda makna. Sedangkan an-Nazhair adalah kata yang memiliki perbedaan lafadz namun hakikat maknanya adalah sama. Kata sholat tidak kurang disebutkan 68 kali di dalam a-Qur’an, baik dalam bentuk ashli ataupun derivasi ‘aridhinya. Menarik untuk diteliti kata shalat dan makna shalat jika ditinjau dari aspek al-Wujuh wa an-Nazhair.
MEMAHAMI BENTUK IKHTILAF DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN Deden Mula Saputra
Al-Dirayah Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Al-Dirayah Vol 8 no 2
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini dimaksudkan untuk memahami dan mencari tahu jenis, penyebab dan unsur Ikhtilaf atau perbedaan mufassir ketika menafsirkan al-Qur’an. Metodologi dalam penelitian ini adalah library research. Hasil dari penelitian ini menunjukkan fakta sebenarnya Ikhtilaf dalam memahami dan intrepretasi terhadap al-Qur’an merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Lebih jauh lagi Ikhtilaf dalam tafsir jika ditinjau dari cara mufassir memahami nash atau lafazh ayat terbagi kedalam dua jenis, pertama, Ikhtilaf tanawwu’ dan kedua, iktilaf tadhodh. Hasil penelitian ini juga menunjukkan penyebab terjadinya Ikhtilaf paling tidak disebabkan oleh beberapa factor, pertama perbedaan dalam memahami dhomir, kedua, perbedaan dalam memahami naskh mansukh, ketiga, perbedaan qiro’ah, keempat, perbedaan dalam memahami lafazh jauh dan dekat.
Penerapan Teori Maslahat Izzuddin ibn Abd al-Salam dalam Menyelesaikan Persoalan Kepemimpinan Perempuan (Analisis Berbasis Kitab Qawa'id al-Ahkam fi Masalih al-Anam) Deden Mula Saputra; Lailatul Mu'jizati; Adhlan Maghfur
AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol. 5 No. 2 (2025): Al-Mikraj, Jurnal Studi Islam dan Humaniora
Publisher : Pascasarjana Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/almikraj.v5i2.7291

Abstract

This research examines the application of the maslahah theory of Izzuddīn ibn ʿAbd al-Salām in resolving the controversy of women's leadership in Islam. With a qualitative-descriptive approach based on literature, the article analyzes in depth the concept of maslahah from the book Qawāʿid al-Aḥkām fī Maṣāliḥ al-Anām and the dynamics of the discourse on women's leadership in classical and contemporary traditions. The study results show that the principle of 'prioritizing the greater maslahat and rejecting the worse mafsadah' allows for a re-contextualization of the verses of the Qur'an and hadith, assessing leadership based on competence rather than gender, and categorizing various forms of leadership according to typology. The hierarchy of maṣlaḥah and the principle of tarjīḥ provide a flexible normative framework that is responsive to modern socio-political changes. This paradigm emphasizes the need for a synthesis between the authority of texts and the consideration of public welfare to formulate inclusive jurisprudence that respects religious sensitivities and optimizes women's potential in the public sphere.
PARADIGMA BARU KONSEP TA’WIL: Telaah atas Pemikiran Muhammad Syahrur Deden Mula Saputra
Al-Dirayah Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article is titled "The New Paradigm of the Concept of Ta'il: Review of Muhammad Syahrur's Thought. Muhammad Syahrur tried to make deconstruction as well as reconstruction of various concepts, theories and paradigms that had been established and became a mainstream understanding, thought, and even belief of the majority of Muslims. Especially through his effort entitled al-Kitab wa al-Qur'an: Mu'a asiraah Qira'ah. One of the deconstruction efforts carried out by Syahrur concerning the concept of ta'il as a methodology of understanding the Qur'anic text. The concept of ta'il referred to by Shahrur was introduced by the term manhaj at-tartil. An interesting thing to study is the deconstruction of the concept of ta'il which has been a sacred area in understanding the exoteric meaning of the Qur'an is understood differently by Syahrur. Then this article aims to find out how Muhammad Syahrur views the concept of ta'il and how the implications of applying the concept of ta'il are formulated by Muhammad Syahrur if used in tafsir of the Qur'an.
KONSEP HISTORISITAS TEKS AL-QUR’AN: Telaah atas Pembacaan Kontemporer Muhammad Arkoun Deden Mula Saputra; Latipah
Al-Dirayah Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammad Arkoun is one of Muslim thinkers who offers a controversial theory of interpretation of the Qur'an. Arkoun argues for a project of criticism of Islamic reasoning, which supports the reexamining of the essence considered as well-established in the Islamic world, which for him is not in accordance with the true Islamic reasoning. Through deconstruction he criticizes discourse that is considered well-established in Islam and inseparable from its readers. One of them is about revelation, in which an important point of change is its historical plot that can been seen from the change of verbal revelation into a written corpus, or mushaf, which he considers as the point of problematization to restore the authenticity of the manuscripts and signifies a deviation in thought and interpretation. As a solution, Arkoun offers the concept of historicity in order to dismantle the discourse rooted for centuries.
HIKMAH ASMA’UL HUSNA DIAKHIR AYAT AL-QUR’AN (Memahami Makna Ar-Razᾱq dan Implikasinya Pada Generasi Sandwich) Ayu Annisa; Pathur Rahman; Deden Mula Saputra
Al-Dirayah Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendalami hikmah penggunaan Asmaul Husna, khususnyapemahaman terhadap nama ar-Razᾱq, yang muncul pada akhir ayat Al-Qur'an. Fokuspenelitian ini terutama difokuskan pada implikasi pemahaman tersebut terhadap generasisandwich, yaitu generasi yang berada di antara tanggung jawab merawat orang tua danmerawat anak-anak mereka sendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis teksAl-Qur'an dan studi literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahamanmendalam terhadap Asmaul Husna, khususnya ar-Razᾱq, dapat memberikan wawasan yangmendalam tentang konsep rezeki dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Implikasipemahaman ini pada generasi sandwich dapat memperkaya perspektif mereka terhadap peranmereka sebagai penyedia rezeki dan pengelola tanggung jawab keluarga. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Al-Qur'an dan menggali potensi pengaruh positifnya terhadap kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks generasi sandwich. Implikasi praktis dari penelitian ini dapat membantumasyarakat, terutama generasi sandwich, untuk mengelola peran mereka dengan penuhkesadaran dan memahami konsep rezeki secara holistik.
NON MUSLILM SELAMAT DIL AKHILRAT (Studi Komparatif Tafsir Q.S. Al-Baqarah: 62 dan Al-Maidah: 69 dalam At-Tahrir wa Tanwir dan Al-Manar) M. Khai Hanif Yuli Edi Z; Deden Mula Saputra
Al-Dirayah Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Q.S al-Baqarah ayat 62 dan al-Maildah ayat 69 mengilsyaratkan bahwa non muslilm akan mendapatkankeselamatan dil akhilrat. Oleh karena iltu muncul berbagail macam pertanyaan-pertanyaan dil dalam pilkilran kilta. Nonmuslilm yang sepertil apa yang mendapat keselamatan dil akhilrat? Apa saja krilterilanya? alpalkalh ilnil bersilfalt umumuntuk non muslilm sebelum Nalbil Muhalmmald SAlW dilutus daln setelalh Nalbil dilutus? Dal alm alrtilkel ilnil penulils alkalnmemfokuskaln paldal palndalngaln Muhalmmald Albduh, Ralsyild rildhal daln Ilbnu alsyur. Metode dal alm peneliltilaln ilnilalnal ilsils kepustalkalaln yalng menggunalkaln pendekaltaln kual iltaltilf. Peneliltilaln ilnil bertujualn untuk memberilkalnwalwalsaln mendal alm mengenalil perspektilf yalng beralgalm terkalilt keselalmaltaln alkhilralt balgil non-Muslilm,sebalgalilmalnal dilalrtilkaln oleh dual talfsilr yalng memegalng peraln pentilng dal alm traldilsil Ilslalm. Talfsilr Talhrilr wal Talnwilrdaln Talfsilr Al -Malnalr dilalnggalp sebalgalil kalryal-kalryal klalsilk modern yalng mewalkil il pemalhalmaln kontekstual, hilstorils,daln filosofils dalril alyalt-alyalt tersebut. Halsil dalril peneliltilaln ilnil balhwal Muhalmmald Albduh, Ralsyild Rildhal daln IlbnuAlsyur aldal kesepalkaltaln balhwal non muslilm yalng selalmalt dil alkhilralt sebelum Nalbil Muhalmmald SAlW dilutus aldal alhsilalpal saljal yalng mengilkutil Nalbil-nalbil terdalhulu yalng memil ilkil perilncilaln krilterilal yaliltu (Merekal berilmaln kepaldal Allalhdengaln ilmaln yalng lurus benalr sesualil aljalraln Ilslalm, Merekal berilmaln kepaldal kiltalb Ilslalm, yaliltu kiltalb-kiltalb yalngdilturunkaln Allalh Swt kepaldal nalbilnyal malsilng-malsilng, Berilmaln secalral keseluruhaln daln benalr terhaldalp kiltalb yalngdilturunkaln kepaldal nalbil merekal, Bersilkalp Khusu’ terhaldalp aljalraln yalng dilbalwal oleh nalbil merekal sebalgalil bualhaldalnyal ilmaln yalng benalr dal alm daldal daln perbualtaln merekal, tildalk menukalr altalu melalkukaln jual belil terhaldalpalyalt-alyalt Allalh dengaln kesenalngaln kehildupaln dunilal). Dengaln demilkilaln, alrtilkel ilnil berfungsil sebalgalil sumbalngalnkonstruktilf untuk memalhalmil daln mengalpresilalsil keralgalmaln keyalkilnaln dal alm Ilslalm.
KECURANGAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MENURUT QS. AL-MUTHAFFIFIN:1-6 (STUDI ANALISIS FENOMENA ONLINE SHOP) Moudy Khansa Putri; Deden Mula Saputra
Al-Dirayah Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan transaksi jual beli yang dilakukan secara daring di berbagai platform media sosial marak terjadi di Tengah Masyarakat. Transaksi ini disinyalir memberikan kemudahan karena tidak terbatas jarak dan waktu. Namun, disamping kemudahan tersebut masih banyak ditemui praktik kecurangan dalam transaksi online shop yang seringkali dianggap remeh dan biasa tanpa memikirkan akibat yang akan ditanggung setelahnya. Dan praktik kecurangan dalam transaksi jual beli sebenarnya bukan suatu hal yang baru melainkan sudah terjadi sejak zaman dahulu, sebagaimana hal tersebut telah termaktub dalam kitab suci Q.S Al-Muthaffifin: 1-6. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kecurangan dalam transaksi jual beli menurut QS. Al-Muthaffifin: 1-6 (studi analisis fenomena online shop). Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian library research dan bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan penafsiran al-Qur’an metode analisis (tahlili) yang berusaha menerangkan kandungan ayat alquran dari berbagai sisi, Selain itu teori yang dipakai yakni teori fraud triangle, fraud scale dan muamalah maliyah sebagai kerangka teori untuk kemudahan dalam proses memahami masalah yang dibahas. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu kecurangan dalam transaksi online shop termasuk perbuatan yang terancam akan mendapatkan kecelakaan, kebinasaan, kehinaan baik di dunia maupun di akhirat, sehingga Allah SWT melarang praktik kecurangan tersebut. Sebagaimana kecurangan dalam QS. Al-Muthaffifin 1-6 secara garis besar, dapat diperluas dengan berbagai aspek, sehingga praktik kecurangan dan penipuan pada online shop dapat disebut sebagai muthaffifin.