Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Business Feasibility Analysis of Shredded Layang Fish (Decapterus) at Thanko Shredded Fish Msmes Pinky Natalia Samanta; Fenny Crista Anastasia Panjaitan; Gede Agus Surya Pratama
East Asian Journal of Multidisciplinary Research Vol. 2 No. 3 (2023): March 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/eajmr.v2i3.3464

Abstract

Shredded fish is a processed fishery product consisting of fish meat or seasoned, processed fish. This research aimed to analyse the business capital, profit, and feasibility of processing shredded Layang fish. This study was undertaken at Thanko Shredded Fish MSMEs in Jembrana, Bali from April to May 2022. The research employed observation of the process of shredded Layang from receiving raw materials to packaging and storing finished products. The data was analysis utilised cost, revenue, profit, efficiency and business risk analysis methods. The findings of this study indicated that the business of selling shredded Layang fish can generate business profits. The business has a capital of IDR. 57,501,093 and produces 2,880 packets of shredded Layang fish each year at a selling price of IDR. 25,000 per 100 grammes. An annual revenue of IDR 72,000,000 will generate a profit of Rp 14,498,907. With a selling price of IDR 25,000, the shredded Layang fish firm will Break Even Point or repay the money in less than a year if it can manufacture 2,290 units or more. The business feasibility research indicates that the shredded Layang fish business can be profitable with a payback period of less than one year.
Karakteristik organoleptik dan nilai gizi biskuit dengan fortifikasi tepung surimi ikan swanggi (Priacanthus tayenus): Organoleptic and nutritional characterization of fish biscuits with fortification of surimi powder from purple-spotted bigeye fish (Priacanthus tayenus) Ika Astiana; Almira Fardani Lahay; Siluh Putu Sri Dia Utari; Iftachul Farida; Pinky Natalia Samanta; I Gusti Ayu Budiadnyani; Desy Febrianti
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 1 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i1.44286

Abstract

Fish have high nutritional value, but most people do not consume fish because they have a fishy smell, many thorns, and are prone to rottenness. Therefore, the diversity of processed seafood could be a solution for people who do not like to consume fish. This study aimed to determine the effect of the formulation on the level of consumer acceptance and to determine the nutritional value of biscuits fortified with surimi powder. The research method was divided into three steps: surimi characterization, fish biscuit formulation, and fish biscuit characterization. The concentrations of surimi powder used were 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%. The data from this study were analyzed using the one-way ANOVA test with the Duncan advanced test for the organoleptic test and the Tukey advanced test for the proximate test, with a confidence level of 95%. Based on the results of the proximate test, fish surimi had a protein content of 19.91%, lipid content of 0.7%, ash content of 0.41%, water content of 78.9%, and carbohydrate content of 0.08%. Surimi powder had a protein content of 53.01%, lipid 5.03%, ash 1.35%, water 25.22%, and carbohydrate 15.39%. The best biscuit formulation was the fortification of surimi powder with a concentration of 20% with the results of the best preference test of appearance 7.50; smell 6.87; taste 7.37; and texture 7.13 from the maximum scale of 9 while the results of the proximate test with values of protein, lipid, mineral, water, and carbohydrate content of 16.91%; 17.10%; 2.80%; 5.67%; and 57.52%
Identifikasi Otolithh Ikan Tongkol lisong, Komo, dan Krai Pinky Natalia Samanta*; Yulia Estmirar Tanjov; Rohiliyah Rani Salsabila
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 3 (2023): Juni, socio-economics, community law, cultural history and social issues
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i3.25324

Abstract

Ikan tongkol merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting sebagai sumber pangan bagi masyarakat. Meskipun secara morfologis ikan-ikan ini memiliki perbedaan yang cukup jelas, identifikasi yang akurat menjadi penting dalam pengelolaan sumber daya ikan tongkol yang berkelanjutan.Salah satu metode yang umum digunakan dalam identifikasi ikan adalah dengan menganalisis otolith. Tujuan penelitian ini adalah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang ikan tongkol lisong, komo, dan krai. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan turun langsung dalam melakukan pengambilan otolithh dan pengamatan otolithh di Loka Riset Perikanan Tuna. Teknik pengambilan otolith yang digunakan adalah Up through the gill dan Open the hatch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bentuk otolith ikan tongkol lisong dan komo oval dan untuk bentuk otolith ikan krai oval memanjang, bentuk dorsal margin Ikan lisong dan krai sama yang berbeda bentuk dorsal margin komo, bentuk ventral margin Ikan komo dan krai sama yang berbeda ikan lisong,bentuk posterior dari ketiga ikan berbeda, bentuk rostrumĀ  dari ketiga ikan sama, bentuka antirostrum dari ikan lisong dan komo sama yang berbeda ikan krai, bentuk postrostrum dan pararostum ikan lisong dan krai sama yang berbeda ikan komo. Perkembangan bagian tersebut seiring dengan pertambahan umur ikan dan pertumbuhan panjang ikan, jadi semakin besar ikannya maka akan semakin nampak bagian postrostrum dan pararostrumnya semakin jelas. Bagian inti otolith dari primordium sampai kepostrostrum dan pararostrum adalah bagian penting untuk preparasi sampel pendugaan umur ikan dan strukturnya paling kuat, maka pada saat melakukan diperlukan ketelitian agar sampel tidak hancur
MUTU EKSPOR UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) BEKU BENTUK PND (Peeled Deveined) Siluh Putu Sri Dia Utari; Pinky Natalia Samanta; Riviani Riviani; A Kurniawan Syafii
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 2 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i2.549

Abstract

Kualitas mutu udang beku ekspor yang memenuhi standar diperlukan untuk menembus pasar internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutu ekspor udang vanname (Litopenaeus vannamei) beku bentuk PND (Peeled Deveined). Penelitian ini menggunakan 3 sampel udang per minggu selama 7 minggu. Parameter yang diujikan meliputi organoleptik bahan baku segar dan produk udang beku, mutu mikrobiologi yang meliputi TPC, E. coli, Coliform dan Salmonella bahan baku maupun produk akhir; dilanjutkan dengan pengujian kandungan antibiotik pada bahan baku maupun produk akhir udang beku bentuk PND. Rata-rata nilai organoleptik bahan baku udang yaitu 7,35. Hal tersebut menunjukkan bahwa mutu bahan baku udang yang digunakan masih baik dan segar sesuai dengan SNI 01-2728.1-2006. Hasil pengujian organoleptik udang beku bentuk PND sebagai produk akhir yaitu kerataan lapisan es pada produk 8,33, pengeringan pada produk 7,67 dan diskolorisasi produk 8,00. Hasil ini telah memenuhi standar mutu organoleptik sesuai SNI 3457:2014. Suhu bahan baku dan produk akhir udang adalah < 5 oC dan -24,50 oC. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa produk udang beku telah memenuhi standar mikrobiologi dengan hasil pengujian Salmonella negatif, TPC < 5 x 105, Coliform < 1100 cfu/gram, E. coli < 3 APM/gram. Tidak terdeteksi residu antibiotik baik pada bahan baku maupun produk akhir udang beku bentuk PND.