Laode Rijai
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Formulasi Sediaan Lotion dari Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Sebagai Tabir Surya : Formulation Lotion of Cherry Leaf Ethanol Extract (Muntingia calabura L.) as a Sunscreen Ina Indriyani; Novita Eka Kartab Putri; Laode Rijai
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 17 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v17i1.687

Abstract

Tabir surya merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk menyerap sinar UV sehingga dapat mengurangi jumlah radiasi UV yang berbahaya pada kulit. Daun kersen (Muntungia calabura L) adalah salah satu herbal tropis yang dilaporkan memiliki kandungan flavonoid yang tinggi sehingga bisa dimaanfaatkan sebagai bahan aktif yang alami untuk pembuatan lotion tabir surya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan formulasi sediaan lotion tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) serta mengetahui nilai SPF-nya. Sampel yang digunakan adalah Daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang dikeringkan, diserbuk kemudian dilakukan proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol daun kersen dibuat dalam konsentrasi 0,002%, 0,004%, 0,006%, 0,008%, dan 0,01%. Hasil nilai SPF yang diperoleh dari ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan konsentrasi 0,002%, 0,004%, 0,006%, 0,008% dan 0,01% sebesar 2,366; 8,214; 14,789; 19,379; 24,965. Ekstrak etanol daun kersen dapat memberikan efektifitas perlindungan terhadap sinar UV
Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes: Phytochemical Screening and Antibacterial Activity Test of Bidara (Ziziphus mauritiana) Leaf Extract Against Propionibacterium acnes Bacteria Lia Novita Alydrus; Sabaniah Indjar Gama; Laode Rijai
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 17 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v17i1.688

Abstract

Bidara (Ziziphus mauritiana) merupakan salah satu tanaman di Indonesia yang telah banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Salah satu khasiat yang terdapat pada tanaman ini ialah sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui rendemen, senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak daun bidara terhadap Propionibacterium acnes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bidara memiliki nilai rendemen sebesar 14,97% dengan beberapa senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Berdasarkan uji aktivitas antibakteri, ekstrak daun bidara dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan kategori sedang pada kosentrasi 15% dan 20% dengan zona hambat sebesar 5,41 mm dan 6,43mm.
Analisis Karakteristik Dismenore pada Remaja Putri: Analysis of the Characteristics of Dysmenorrhea in Adolescent Girls Alfenia Rahmayanti; Fahriani Iatiqamah Jafar; Laode Rijai
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.696

Abstract

Menstrual pain or dysmenorrhea is pain felt during menstruation so that it can interfere with a woman's daily activities. Usually women experience discomfort during menstruation, such as cramps and are usually accompanied by nausea and dizziness. The aim of this research is to determine the characteristics of young women who experience dysmenorrhea at SMKN 1 Muara Bengkal. This research is descriptive in nature with an observation method. It was found that the incidence of dysmenorrhea occurred most frequently in respondents who were 16 years old at 36.67%, at menarche age 12-13 years at 63.33%, with a duration of menstrual pain of 1 day at 40.00%, respondents did not take care of the pain. amounted to 66.67%, respondents with symptoms of dizziness amounted to 60.00%, and it was found that 76.67% of respondents said that menstrual pain could affect activities. So it can be concluded that there is no relationship between age, age of menarche, duration of menstrual pain, treatment during menstrual pain, other symptoms during dysmenorrhea which can influence the occurrence of dysmenorrhea. Keywords: Menstruation, dysmenorrhea, menstrual pain, teenage girls Abstrak Nyeri haid atau dismenore adalah nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi sehingga dapat mengganggu aktifitas sehari-hari wanita. Biasanya wanita mengalami rasa yang tidak nyaman pada saat menstruasi, seperti keram dan biasanya disertai mual dan pusing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik remaja putri yang mengalami dismenore di SMKN 1 Muara Bengkal. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode observasi. Diperoleh hasil kejadian dismenore paling banyak terjadi pada responden yang memiliki 16 tahun sebesar 36,67%, memiliki usia menarche 12-13 tahun sebesar 63,33%, dengan durasi nyeri haid 1 hari sebesar 40,00%, responden tidak melakukan penanganan saat nyeri sebesar 66,67%, responden dengan gejala pusing sebesar 60,00%, dan didapatkan responden sebesar 76,67% mengatakan bahwa nyeri haid dapat mempengaruhi aktivitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia, usia menarche, durasi nyeri haid, penanganan saat nyeri haid, gejala lain saat dismenore yang dapat mempengaruhi terjadinya dismenore. Kata Kunci: Menstruasi, dismenore, nyeri haid, remaja putri
Skrining Fitokimia dan Optimasi Basis Spray Gel Ekstrak Etanol Kulit Bawang Putih (Allium sativum L.) sebagai Anti Jerawat: Phytochemical Screening and Optimization of Garlic Peel (Allium sativum L.) Ethanol Extract Gel Spray Base as Anti-Acne Brilian Dwisaputra Bandu; Maria Almeida; Laode Rijai
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.698

Abstract

Spray gel is topical pharmaceutical preparations that can last long when sprayed on the skin. Because without physical contact, this preparation can reduce waste and the risk of developing skin diseases. The purpose of this study are determine the secondary metabolite content of garlic skin extract and obtain the optimal spray gel base. This study begins with the extraction of samples using 70% ethanol. Then qualitative phytochemical screening was conducted. Spray gel base optimization was carried out by varying the concentration of carbopol where F1(0,1%), F2(0,2%) and F3(0,3%) were then evaluated. The results of this study are garlic skin extract contains alkaloids, flavanoids, saponins and tannins. While the results of the base evaluation are in the organoleptic test all bases form are slightly cloudy in color, odorless and liquid, not sticky and has no air bubbles. All base formulas have been homogeneous, attached and spread, the range of the pH are 8.67-9.80 and the results of the viscosity test is range of average viscosity are 33.33-780 dPa.s. In this study, it can be concluded that garlic skin extract contains alkaloid, flavanoid, saponin and tannin that have potential as anti acne and the optimum carbopol concentration for spray gel base is 0,2%. Keywords: Phytochemical Screening, Allium sativum L., Spray Gel, Anti Acne Abstrak Spray gel termasuk kedalam sediaan topikal farmasi yang dapat bertahan lama ketika disemprotkan pada kulit, karna tanpa adanya kontak fisik sediaan ini dapat mengurangi limbah dan risiko terkena penyakit kulit seperti jerawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari ekstrak etanol kulit bawang putih dan mendapatkan basis optimal spray gel. Penelitian ini diawali dengan ekstraksi sampel menggunakan pelarut etanol 70%. Kemudian dilakukan skrining fitokimia secara kualitatif. Optimasi basis spray gel dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi bahan pembentuk gel (karbopol) dimana F1(0,1%), F2(0,2%) dan F3(0,3%) yang kemudian dievaluasi. Hasil dari penelitian ini adalah ekstrak kulit bawang putih mengandung alkaloid, flavanoid, saponin dan tanin. Sedangkan hasil dari evaluasi basis adalah pada uji organoleptik dari semua basis didapatkan sediaan berwarna agak keruh, tidak berbau dan berbentuk cairan, tidak lengket serta tidak memiliki gelembung udara. Semua formula basis telah homogen, melekat dan menyebar, memiliki pH dengan rentang 8,67-9,80 dan hasil dari uji viskositas didapatkan hasil berupa rata-rata kekentalan sediaan 33,33-780 dPa.s. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit bawang putih mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin dan tanin yang berpotensi sebagai anti jerawat serta konsentrasi karbopol yang optimum untuk sediaan spray gel ekstrak etanol kulit bawang putih adalah 0,2%. Kata Kunci: Skrining Fitokimia, Allium sativum L., Spray Gel, Anti Jerawat
Profil Kromatografi Lapis Tipis Antioksidan Tumbuhan Gulma: Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv and Digitaria ciliaris (Retz.) Koeler: Thin Layer Chromatographic Profiles of Antioxidant Weeds: Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv and Digitaria ciliaris (Retz.) Koeler Mersi Mersi; Venna Sinthary; Laode Rijai
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.709

Abstract

Weeds are plant species that grow around cultivated crops and are often considered unwanted nuisance plants because they are considered harmful. These weeds, which are often considered a nuisance, can be utilised, especially as a source of medicine. Many studies have presented information on the benefits of weed plants as a source of treatment for degenerative diseases. This study aims to determine the secondary metabolite compounds contained in Axonopus compressus and Digitaria ciliaris weed plants through thin layer chromatographic (KLT) profiles. Extraction was carried out by maceration using methanol solvent and the yield value of Axonopus compressus extract was 3.01% and Digitaria ciliaris extract was 3.27%. The KLT profile test obtained secondary metabolite groups of Axonopus compressus and Digitaria ciliaris methanol extracts, namely flavonoids, alkaloids, steroids/terpenoids, saponins, and tannins. Qualitative test of antioxidant activity using DPPH method on KLT plates of methanol extracts of Axonopus compressus and Digitaria ciliaris obtained positive results of yellow stains with RF values of 0.6; 0.65 and 0.7 which indicate the presence of compounds that have antioxidant activity. Keywords: Axonopus compressus, Digitaria ciliaris, thin layer chromatography, antioxidant Abstrak Gulma merupakan spesies tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman budidaya dan sering dianggap sebagai tumbuhan pengganggu yang tidak diinginkan karena dianggap merugikan. Tumbuhan gulma yang sering dianggap mengganggu ini dapat dimanfaatkan khususnya sebagai sumber pengobatan. Telah banyak Penelitian yang menyajikan informasi mengenai manfaat tumbuhan gulma sebagai sumber pengobatan penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada tumbuhan gulma Axonopus compressus and Digitaria ciliaris melalui profil kromatografi lapis tipis (KLT). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol dan didapatkan hasil nilai rendemen ekstrak Axonopus compressus sebesar 3.01% dan ekstrak Digitaria ciliaris sebesar 3,27%. Uji profil KLT didapatkan golongan metabolit sekunder ekstrak metanol Axonopus compressus dan Digitaria ciliaris yaitu flavonoid, alkaloid, steroid/terpenoid, saponin, dan tanin. Uji kualitatif aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH pada plat KLT ekstrak metanol Axonopus compressus dan Digitaria ciliaris didapatkan hasil positif noda berwarna kuning dengan nilai RF 0,6; 0,65 dan 0,7 yang menunjukkan adanya senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan. Kata Kunci: Axonopus compressus, Digitaria ciliaris, kromatografi lapis tipis, antioksidan
Kajian Metabolit Sekunder dan Potensi Antibakteri Daun Banitan (Monocarpia kalimantanensis): Study of Secondary Metabolites and Antibacterial Potential of Banitan Leaves (Monocarpia kalimantanensis) Nugra Ilmahdi; Fahriani Istiqamah Jafar; Laode Rijai
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.716

Abstract

The Banitan plant (Monocarpia kalimantanensis) is a plant in the Annonaceae family that can be found in Samboja, East Kalimantan. The aim of this research is to identify and determine the content of secondary metabolite compounds and antibacterial activity contained in banitan leaves. The method used for antibacterial testing was well diffusion and the positive control used was Amoxicillin. The results obtained from this research were a yield with a value of 12.35%, then in secondary metabolites there were alkaloids, triterpenoids, flavonoids, phenolics, saponins and tannins. Antibacterial testing using well diffusion obtained the best results against Escherichia coli at a concentration of 15%. And for Staphylococcus aureus bacteria, the best concentration was found at 25%. Keywords: Banitan (Monocarpia kalimantanensis), phytochemicals, yield, antibacterial, well diffusion Abstrak Tanaman Banitan (Monocarpia kalimantanensis) merupakan tanaman berfamili Annonaceae yang dapat dijumpai di Samboja, Kalimantan Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder, dan Aktivitas antibakteri yang terdapat dalam daun banitan. Metode yang dilakukan pada pengujian antibakteri adalah difusi sumuran dan kontrol positif yang digunakan adalah Amoxicillin. Hasil dari penelitian ini yang didapat adalah hasil rendemen dengan nilai 12,35%, kemudian pada metabolit sekunder terdapat senyawa alkaloid, triterpenoid, flavonoid, fenolik, saponin, dan tannin. Pengujian antibakteri dengan difusi sumuran didapat hasil terbaik terhadap Escherichia coli pada konsentrasi 15%. Dan pada bakteri Staphylococcus aureus didapat konsentrasi terbaik pada 25%. Kata Kunci: Banitan (Monocarpia kalimantananensis), Fitokimia, Rendemen, Antibakteri, Difusi Sumuran
Efek Konsumsi Kopi terhadap Kadar MDA (Malondialdehid) Tikus Terpapar Asap Rokok: Effect of Coffee Consumption on the Levels of MDA (Malondialdehyde) in Rats Exposed to Cigarette Smoke Lizma Febrina; Aryanti Aryanti; Rolan Rusli; Laode Rijai
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2023): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5i2.1797

Abstract

Coffee is the most commonly consumed beverage beside water. In addition to its benefits as a beverage that reduces drowsiness, coffee reportedly possesses a variety of biological activities, including antioxidant activity, antibacterial activity, and antidiabetic activity. To the best of our knowledge, no scientific studies have been published on the ability of coffee to reduce the increase in MDA levels in experimental animals exposed to cigarette smoke. The purpose of this research was to determine the possibility that coffee can indeed reduce MDA levels in animals exposed to cigarette smoke. The coffee used in this study was instant robusta coffee, which had the highest DPPH radical scavenging activity. MDA levels were determined using the TBARS method. Results indicated that coffee could decrease MDA levels by 11.84 percent. This data indicates that coffee can mitigate the negative effects of cigarette smoke exposure. Keywords: Robusta Coffee, Malondialdehyde, Cigarette Smoke Abstrak Kopi merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air putih. Selain manfaatnya sebagai minuman yang mengurangi rasa kantuk, kopi juga dilaporkan memiliki berbagai aktivitas biologis, seperti aktivitas antioksidan, aktivitas antibakteri serta aktivitas antidiabetes. Namun, sepanjang pengetahuan kami, belum ada laporan ilmiah mengenai kemampuan kopi dalam meredam peningkatan kadar MDA hewan coba yang dipaparkan asap rokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan seduhan kopi dalam mengurangi kadar MDA hewan coba yang dipaparkan asap rokok. Kopi yang digunakan pada penelitian ini adalah kopi instan jenis kopi robusta yang memiliki aktivitas peredaman radikal DPPH yang paling baik. Kadar MDA diukur menggunakan metode TBARS. Didapatkan hasil bahwa seduhan kopi dapat menurunkan kadar MDA sebesar 11,84%. Data ini mengungkapkan kemampuan kopi dalam mengurangi efek negatif dari paparan asap rokok. Kata Kunci: Kopi Robusta, Malondialdehida, Asap Rokok