Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASAP ROKOK DENGANKEJADIAN ISPA PADA ANAK UMUR 1– 3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJON Qotimah Qotimah; Tri Esti Wahyuningtyas
Biomed Science Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian ISPAsebagai infeksiakibat mikroorganismeyang menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan di dalam paru-paru (saluran bagian bawah) yang sering dialami oleh anak. Salah satu penyebab ISPA yaitu kekurangan status gizi dan terpapar asap rokok.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dan asap rokokdengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Dampit. Desain penelitian mengunakan desain kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling sebanyak 33 orang. Teknik pengumpulan data dengan memberikan kuesioner. Metode analisa data yang di gunakan yaitu deskriptif dan regresi linear bergandamenggunakan SPSS. Waktu Penelitian September-Desember 2019.Nilai thitung (5,542) ttabel (2,042) dan nilai signifikasi sebesar (0,000) (0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun. Nilai thitung (3,285) ttabel (2,042) dan nilai signifikasi sebesar (0,003) (0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara asap rokokdengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun. Nilai F hitung (9,046) Ftabel (3,320) dan nilai signifikasi sebesar (0,000) (0,050) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi (X1) dan asap rokok (X2) dengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun (Y). Nilai R Square (R2) membuktikan ada hubungan status gizi dan asap rokokdengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pujon sebesar 70,9%, sedangkan 29,1% selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASAP ROKOK DENGANKEJADIAN ISPA PADA ANAK UMUR 1– 3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJON Qotimah Qotimah; Sayuti Sayuti
Biomed Science Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian ISPAsebagai infeksiakibat mikroorganismeyang menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan di dalam paru-paru (saluran bagian bawah) yang sering dialami oleh anak. Salah satu penyebab ISPA yaitu kekurangan status gizi dan terpapar asap rokok.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dan asap rokokdengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Dampit. Desain penelitian mengunakan desain kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling sebanyak 33 orang. Teknik pengumpulan data dengan memberikan kuesioner. Metode analisa data yang di gunakan yaitu deskriptif dan regresi linear bergandamenggunakan SPSS. Waktu Penelitian September-Desember 2019.Nilai thitung (5,542) ttabel (2,042) dan nilai signifikasi sebesar (0,000) (0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun. Nilai thitung (3,285) ttabel (2,042) dan nilai signifikasi sebesar (0,003) (0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara asap rokokdengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun. Nilai F hitung (9,046) Ftabel (3,320) dan nilai signifikasi sebesar (0,000) (0,050) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi (X1) dan asap rokok (X2) dengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun (Y). Nilai R Square (R2) membuktikan ada hubungan status gizi dan asap rokokdengan kejadian ISPA pada anak umur 1– 3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pujon sebesar 70,9%, sedangkan 29,1% selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
HUBUNGAN USIA IBU DAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN TERJADINYA BAYI PREMATUR DI PUSKESMAS PUJON KABUPATEN MALANG Qotimah Qotimah
Biomed Science Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Manuaba (2008) Persalinan preterem atau partus prematur adalah persalinan  yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal karena berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan nifas serta  cara mengasuh juga menyusui bayinya (Arini, 2012). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III kadar haemoglobin 10,5 gr% pada trimester II (Depkes RI, 2009).Penelitian ini dilakukan secara observasi, dimana sampel di ambil secara jenuh sebanyak 25 responden pada ibu yang melahirkann bayi prematur. Variabel prematur di ukur dengan menggunakan indikator (berat badan lahir (gram)), variabel usia ibu ditelti dengan menggunakan indikator (umur), variabel Anemia Dalam Kehamilan diteliti dengan menggunakan indikator (HB).Pendekatan analisa yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan hasil kedua variabel X berpengaruh terhadap Y.  Hasil analisis data menunjukan bahwa Nilai Fhitung2,937 F0,05 = 2,34 yang artinya kedua variabel yang diteliti yaitu usia ibu (X1), anemia dalam kehamilan (X2) memiliki hubungan yang signifikan dengan bayi prematur.Nilai koefisien determinasi atau Rsquare sebesar 0,211. Nilai tersebut membuktikan bahwa kedua variabel yang diteliti yaitu usia ibu dan anemia dalam kehamilan memiliki hubungan yang signifikan terhadap bayi prematur sebesar21,1 % sedangkan 78,9 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Pada variabel usia ibu(X1) terhadap bayi prematur dapat dilihat dari thitung2,501 t0,05 2,042 yang berarti bahwa usia ibu mempunyai hubungan yang signifikan terhadap bayi prematur. Dari hasil analisa variabel anemia dalam kehamilan (X2) di dapatkan hasil  thitung  2,202 t0,05 2,042 yang berarti bahwa  anemia dalam  kehamilan mempunyai  hubungan yang signifikan terhadap bayi prematur.
PEMERIKSAAN IBU HAMIL DI DESA WEDORO KECAMATAN SUKORAME KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR Qotimah mah
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 3, No 2 (2023): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v3i2.316

Abstract

ABSTRAKPemeriksaan pada ibu hamil yang dilakukan di desa Wedoro kecamatan Sukorame Kabupaten  memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil yang ada di desa Wedoro. Kegiatan pemeriksaan ini di lakukan dengan mengundang ibu hamil di balai desa Wedoro yang di bantu oleh perangkat desa, kader dalam sosialisasi dan di bantu oleh bidan dalam proses. Pemeriksaan yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini meliputi 10T, dalam T yang ke 8 yaitu tes laboratorium yang kita lakukan  dalam pemeriksaan ini adalah tes GDA dan Tes Hb untuk tes protein urin tidak di lakukan dikarenakan tidak ada indikasi. Kondisi kesehatan ibu hamil dalam pemeriksaan ini dalam kondisi baik tidak ada tanda tanda preeklamsi yan di tunjukkan dengan tekanan darah yang normal dan tidak ada oedema, kadar Hb Ibu  normal tidak ada tanda anemia di tunjukkan dengan nilai kadar Hb rata-rata dalam posisi normal yaitu 11,12 g/dl . Kadar GDA sesaat nilai rata-ratanya normal yaitu 89,8  mg/dl. Kata Kunci : Pemeriksaan ibu hamil
Factors affecting nutritional status in toddlers in Sumberejo Village Batu District Batu City Susana Setyowati; Sayuti Sayuti; Qotimah Qotimah
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 5 No. 3 (2023): September: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v5i3.4091

Abstract

Nutritional status is a toddler's health condition which is assessed from physical form including height/weight. Indicators of nutritional status in children under five aged 2-5 years use Body Weight (BB) / Height (TB). The nutritional status of children under five is very important to know because it is an indicator of the quality of human resources that determines the level of community welfare. Toddlers who have good nutritional status are an important element in fulfilling nutritional needs, considering that nutrients function to produce energy, build and maintain tissue, regulate life processes in the body and meet the needs for growth and development of toddlers. The purpose of this study was to determine the factors that influence nutritional status in toddlers in Sumberejo Village, Batu District, Batu City. This study used an analytic survey research method with a case control approach, namely an analytic survey (research) involving how risk factors were studied using a retrospective approach. The sample in this study were mothers who had toddlers in Sumberejo Village, Batu District, Batu City, totaling 34 mothers. The results of data analysis show that family income (X2) The calculated X2 value is 20,864 <X2 table (3.84), knowledge (X3) The calculated X2 value is 20,864 <X2 table (3.84), history of infectious diseases (X5) The calculated X2 value is 20,864 < X2 table (3.84), Exclusive Breastfeeding (X6) X2 calculated value is 20,864 < X2 table (3.84), Nutrition Intake (X7) X2 calculated value is 20,864 < X2 table (3.84) with Asymp value. Sig. (2-sided) 0.000 <0.05 means that H0 is rejected and H6 is accepted, so it can be concluded that there is a significant effect on the nutritional status of toddlers (Y). While the education factor (X1) the X2 count value of mother's education is 2.391 < X2 table (3.84), parenting style (X4) The X2 count value is 2.391 < X2 table (3.84) with Asymp value. Sig. (2-sided) 0.122 > 0.05 means that there is no significant effect on the nutritional status of toddlers (Y).
STUDY TENTANG PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN HIPERMESIS GRAVIDARUM DI PMB RIFATUL KHUSNIAH, S.ST WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJON KECAMATAN PUJON Qotimah, Qotimah; Sayuti, Sayuti; Muliarini, Prita
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 2, No 2 (2022): Jurnal pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v2i6.312

Abstract

In Indonesia, based on the total cases of the jamkesda program in 2008 regarding cases of grvidarum hypermesis reached 1.13%. In this study using a descriptive design of correlation with a cross sectional approach. The sample used in this study was 34 pregnant women who had hypermesis gravidarum. Data collection uses observation, interviews, questionnaires and documentation. The data were processed analytically using multiple regression tests with signification ? = 0.05. The results of the analysis showed that the variable X1 (Parity) obtained the results of the calculation analysis value, namely 2,9322,035. It can be interpreted that there is a significant relationship between Parity and the Incidence of Gravidarum Hypermesis. Variable X2 (Maternal Age) obtained the results of the calculation analysis value, namely 2,3512,035. It can be interpreted that there is a significant relationship between maternal age and the incidence of Gravidarum hypermesis. The results of the statistical analysis of the FhitungFtabel value are 6,4743,305. Where it can be interpreted that there is a significant influence between the variables Parity (X1) and Maternal Age (X2) and the Incidence of Gravidarum Hypermesis (Y). The value of Rsquare at X1 (Parity) and X2 (Maternal Age) was 0.295which means that Parity and Maternal Age influenced the Incidence of Gravidarum Hypermesis (Y) by 29.5%, while the remaining 70.5% was influenced by other factors that were not studied. From the two independent variables (X) it is known that the variable that is more dominant to the dependent variable Y (Incidence of Hypermesis Gravidarum) is X1 (Parity) with a calculated value of ttabel which is 2,9322,035.ABSTRAKDi Indonesia berdasarkan total kasus program jamkesda tahun 2008 mengenai kasus hipermesis grvidarum mencapai sebesar 1,13%. Dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 ibu hamil yang mengalami hipermesis gravidarum. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Data diolah secara analitik dengan menggunakan uji regresi berganda dengan signifikasi ? = 0,05. Hasil analisis menunjukan bahwavariabel X1 (Paritas) didapatkan hasil nilai analisa thitungttabel yaitu 2,9322,035. Dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikanantara Paritas dengan Kejadian Hipermesis Gravidarum. Variabel X2 (Umur Ibu) didapatkan hasil nilai analisis thitungttabel yaitu 2,3512,035. Dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Umur Ibu dengan Kejadian Hipermesis Gravidarum. Hasil analisis statistik nilai FhitungFtabel yaitu 6,4743,305. Dimana dapat diartikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Paritas (X1) dan Umur Ibu (X2)dengan Kejadian Hipermesis Gravidarum (Y). Nilai Rsquare pada X1 (Paritas) dan X2 (Umur Ibu) sebesar 0,295yang artinya Paritas dan Umur Ibu berpengaruh terhadap Kejadian Hipermesis Gravidarum (Y) sebesar 29,5%, sedangkan sisanya 70,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari kedua variabel independen (X) diketahui bahwa variabel yang lebih dominan terhadap variabel dependen Y (Kejadian Hipermesis Gravidarum) adalah X1 (Paritas) dengan nilai thitung ttabel yaitu 2,9322,035.
EFEKTIVITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DAN DAYA TAHAN TUBUH ANAK USIA 1-3 TAHUN DI HAFIZHA BABY AND KIDS SPA Qotimah, Qotimah; Sayuti, Sayuti; Setyowati, Susana
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 15 No 2 (2023): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i2.1234

Abstract

Berat badan adalah salah satu indikator antropometrik untuk menilai tumbuh kembang. Manfaat pijat untuk meningkatkan pertumbuhan, konsentrasi bayi, membuat bayi tidur lelap, meningkatkan daya tahan tubuh. Berdasarkan studi pendahuluan di Hafizha Baby & Kids Spa, melalui wawancara kepada customer yang datang memijatkan anaknya mengeluh bahwa kenaikan berat badan anaknya sedikit sekali dan sering mengalami sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas Pijat bayi terhadap Peningkatan Berat Badan dan Daya Tahan Tubuh Anak Usia 1-3. Jenis penelitian pre eksperimen dengan desain yang digunakan one group pre test - post test design. Sampel penelitian anak berusia 1-3 tahun yang melakukan pijat, dengan analisa uji t test. Hasil penelitian ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan dan daya tahan tubuh. Peningkatan berat badan di tunjukkan nilai signifikansi 2-tailed 0.000 < α 0,05 dan nilai thitung = 12,241 > ttabel = 1,699 artinya ada pengaruh pemberian pijat bayi terhadap peningkatan berat badan anak usia 1-3 tahun. Sedangkan daya tahan tubuh di tunjukan nilai signifikansi 2-tailed 0.000 < α 0,05 dan nilai thitung = 9,522 > ttabel = 1,699 artinya ada pengaruh pemberian pijat bayi terhadap daya tahan tubuh pada anak usia 1-3 tahun.
STUDI TENTANG PEKERJAAN, KADAR HB, DAN KONDISI KESEHATAN IBU SAAT HAMIL DENGAN KONDISI BAYI BARU LAHIR DI KRI NU MADINAH PUJON Sayuti, Sayuti; Qotimah, Qotimah; Setyowati, Susana
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 15 No 2 (2023): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i2.1237

Abstract

Normal newborns are babies born with a gestational age of more than or equal to 37 weeks with a weight of 2500-4000 grams. The condition of the mother during pregnancy can affect the condition of the baby at birth, for example, mothers who have anemia, CED, hypertension, mothers with high parity, or due to other diseases can give birth to babies who are LBW. The purpose of this study was to find out about the relationship between work, Hb levels, and the health condition of mothers during pregnancy and the condition of newborns at the NU Madina Pujon Inpatient Clinic. This study uses a quantitative method with a cross-sectional approach. The sample in this study were all mothers giving birth at the NU Madina Pujon Inpatient Clinic, a total of 30 mothers. The results of this study show that simultaneously there is a relationship between work, Hb levels, and the health condition of the mother during pregnancy and the condition of newborns at the Inpatient Clinic which is indicated by the Fh value > Ftable, namely 14.946 > 2.743. Individually there is a significant relationship seen from the value of th> ttable with a significance value of <0.05.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA SUMBER BRANTAS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Qotimah, Qotimah; Sayuti, Sayuti; Setyowati, Susana
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 1 (2024): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i4.1776

Abstract

Stunting is classified as affecting children under the age of five years or younger than the age of five years (Yuliana, 2019). According to Simbolon (2019), stunting is a child's inability to develop due to chronic malnutrition which lasts from birth until the child is two years old and causes the child to be too small for his age. Family characteristics including education, employment, wealth, parenting style, eating habits, and number of family members are several variables that influence a child's risk of experiencing stunting (Yuliana, 2019). Stunting (short) is one of the nutritional difficulties that is being addressed both in the world and in Indonesia. Up to 150.8 million children under five, or 22.2% of all children under five, are affected by stunting globally. Indonesia is ranked third among Southeast Asian/Southeast Asian Regional (SEAR) countries with the largest frequency according to WHO statistics. Various variables influence the occurrence of stunting in toddlers, especially preterm birth babies (LBW), exclusive breastfeeding and early weaning, the presence of infectious diseases, and complete basic vaccination status. The long-term impact is reduced learning and decreased productivity in the younger generation due to their low IQ.The aim of this research is to determine the factors that influence the incidence of stunting in Sumber Brantas Village, Bumiaji District, Batu City. Multiple linear regression was used to analyze the collected data. The incidence of stunting and family condition factors correlate with the tcount>ttable value, namely 5.946>2.035 according to the research results. The incidence of stunting is strongly correlated with children's dietary factors (tcount>ttable or 2.181>2.035). The variables for the incidence of stunting and the child's health history are significantly correlated; The value of tcount>ttable is 2.348>2.035. Other factors not included in the research have an influence on the Rsquare value of the variable X1, %, and the remaining 1.8%. The total F value of 348.295>3.305 shows that the prevalence of stunting is significantly correlated with the mother's condition (X2), family condition (X1), children's eating habits (X3), and health history (X4).