Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN TINGKAT ASUPAN NUTRISI DENGAN RESIKO TERJADINYA BGM (BAWAH GARIS MERAH) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KETAWANG Susana Setyowati, Susana Setyowati; Ariani, Ariani
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 10, No 2 (2019): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.932 KB)

Abstract

Nutritional status for children under five can be seen with the KMS book. In children with poor nutritional status, it will be indicated by a red line. The nutritional status of these children is influenced by economic conditions, level of knowledge and parenting.This study aims to determine the relationship between parenting and the level of nutritional intake with the risk of BGM carried out in January-March 2018, with quantitative methods, a sample of 86 respondents and methods of data collection using interviews, questionnaires and documentation. The collected data was analyzed using statistical analysis multiple linear regression methods.Statistical analysis shows that parenting variables (X1) thitung2.707> t0.05 prove that there is a significant relationship to the risk of BGM (Y). Variable level of nutrient intake (X2) has a value of 4.004 > t 0.05 proving that there is a significant relationship to the risk of BGM (Y). And the calculated F-value is 45,658 > F-table (0.05), the research hypothesis is proven that parenting (X1), nutrient intake level (X2) with the occurrence of BGM (Y). R2 (R-square) value is 0.0524 or 52.45%. This shows that the percentage of the influence of the independent variables of parenting (X1) and the level of nutrient intake (X2) on the dependent variable risk of the occurrence of BGM (Y) is 52.45%. While the rest is 51.6% influenced by factors or other variables not included in this study. Of the two independent variables (X) it is known that the more dominant variable is Y (BGM) is X2 (level of nutrient intake) with a value of t-count > t-table 4.004 > 2.000.Parenting and nutritional intake are related to BGM. It is recommended that parents always pay attention to and accompany the child so that adequate nutritional intake.
HUBUNGAN KEBIASAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI PADA REMAJA Rafika Rafika; Puji Astuty; Susana Setyowati
Biomed Science Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi remaja. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan pendekatan cross sectional. Variabel independent adalah kebiasaan sarapan pagi, variabel dependent adalah konsentrasi pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah 165 mahasisawa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 remaja yang melakukan sarapan pagi. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purprosive sampling dan  menggunakan perhitungan regresi linear sederhana.Hasil dari penelitian ini bahwa nilai  (2,858)  (2,024), artinya ada hubungan yang signitifkan antara hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi remaja.
HUBUNGAN FAKTOR USIA DAN KONSUMSI MINUMAN BERKAFEIN (KOPI DAN TEH) DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULULAWANG KABUPATEN MALANG Susana Setyowati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 6 No. 2 (2020): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Di Jawa Timur kasus preeklampsia/eklampsia 36,29%. Kejadian preeklampsia dapat dikurangi dengan cara deteksi dini apabila ibu hamil rutin melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan terlatih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Hubungan Faktor Usia dan Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) dengan Kejadian Pre Eklampsia pada Ibu Hamil. Metode: Populasi dalam penelitian ini adalah 213 ibu hamil dan sampel dalam penelitian ini 30 ibu hamil. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini menggunakan perhitungan regresi yaitu regresi linear berganda. Hasil: variabel Faktor Usia (X1) mempunyai nilai thitung sebesar 8,483 > ttabel 0,05 (2,045) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Faktor Usia (X1) dengan kejadian pre eklampsia (Y). Variabel Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) (X2) mempunyai nilai thitung sebesar 3,464 > ttabel 0,05 (2.045) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) (X2) dengan kejadian pre eklampsia (Y). Nilai Fhitung sebesar 44,301 > Ftabel 0,05 (3,35) artinya adanya hubungan yang signifikan antara variabel Faktor Usia (X1) dan Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) (X2) dengan kejadian pre eklampsia (Y). Nilai R Square dari variabel X1 dan X2 yaitu sebesar 0,766 yang artinya faktor usia (X1) dan konsumsi minuman berkafein (kopi dan teh) (X2) ada pengaruh terhadap kejadian pre eklampsia sebesar 76,6% sedangkan 23,4% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Hubungan Faktor Usia dan Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) dengan Kejadian Pre Eklampsia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bululawang Kabupaten Malang: HUBUNGAN FAKTOR USIA DAN KONSUMSI MINUMAN BERKAFEIN (KOPI DAN TEH) DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULULAWANG KABUPATEN MALANG Susana Setyowati
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 9 No. 2 (2020): JPFI
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v9i2.974

Abstract

Pre eklampsia adalah gejala yang timbul pada ibu hamil, pre eklampsia perlu untuk diwaspadai adanya komplikasi yang mungkin terjadi bisa mengalami kejang (eklampsia), penurunan perfusi uteroplasenta atau penurunan aliran darah ke ari-ari. Di Jawa Timur kasus preeklampsia/eklampsia 36,29%,. Namun hal ini kejadian preeklampsia dapat dikurangi dengan cara deteksi dini apabila ibu hamil rutin melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan terlatih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Hubungan Faktor Usia dan Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) dengan Kejadian Pre Eklampsia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bululawang Kabupaten Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah 213 ibu hamil dan sampel dalam penelitian ini 30 ibu hamil. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini menggunakan perhitungan regresi yaitu regresi linear berganda. Hasil penelitian yaitu variabel Faktor Usia (X1) mempunyai nilai thitung sebesar 8,483 > ttabel 0,05 (2,045) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Faktor Usia (X1) dengan kejadian pre eklampsia (Y). Variabel Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) (X2) mempunyai nilai thitung sebesar 3,464 > ttabel 0,05 (2.045) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) (X2) dengan kejadian pre eklampsia (Y). Nilai Fhitung sebesar 44,301 > Ftabel 0,05 (3,35) artinya adanya hubungan yang signifikan antara variabel Faktor Usia (X1) dan Konsumsi Minuman Berkafein (Kopi dan Teh) (X2) dengan kejadian pre eklampsia (Y). Nilai R Square dari variabel X1 dan X2 yaitu sebesar 0,766 yang artinya faktor usia (X1) dan konsumsi minuman berkafein (kopi dan teh) (X2) ada pengaruh terhadap kejadian pre eklampsia sebesar 76,6% sedangkan 23,4% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
PEMERIKSAAN IBU HAMIL DI DESA GANGGANTINGAN KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR Susana setyo wati
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 3, No 1 (2023): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v3i1.314

Abstract

ABSTRAKPemeriksaan pada ibu hamil yang dilakukan di desa Ganggantingan Kecamatan Ngimbang memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil yang ada di desa tersebut. Kegiatan pemeriksaan ini di lakukan dengan mengundang ibu hamil di balai desa Ganggantingan yang di bantu oleh perangkat dalam sosialisasi dan di bantu oleh bidan dalam proses. Pemeriksaan yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini meliputi 10T, dalam T yang ke 8 yaitu tes laboratorium yang kita lakukan  dalam pemeriksaan ini adalah tes GDA dan Tes Hb untuk tes protein urin tidak di lakukan dikarenakan tidak ada indikasi. Kondisi kesehatan ibu hamil dalam pemeriksaan ini dalam kondisi baik tidak ada tanda tanda preeklamsi yan di tunjukkan dengan tekanan darah yang normal dan tidak ada oedema, kadar Hb Ibu  normal tidak ada tanda anemia di tunjukkan dengan nilai kadar Hb rata-rata dalam posisi normal yaitu 13,96 g/dl . Kadar GDA sesaat nilai rata-ratanya normal yaitu 85 mg/dl.
PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI INDONESIA : SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW Irma Afifa; Susana Setyowati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.16738

Abstract

Menuju Indonesia Emas 2045 dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul serta sehat jasmani. Namun, data menunjukkan kondisi stunting saat ini masih tinggi. saat bayi lahir usia 6-11 bulan sejumlah 13,8% dan semakin meningkat pada rentang usia 6-24 bulan sejumlah 27,2%. Dibutuhkan upaya percepatan penanganan stunting salah satunya melalui optimalisai peran kader posyandu. Penelitian ini menggunakan systematic literature review dengan skala penelitian lebih besar dan bertujuan untuk mengekplorasi bukti ilmiah dan empiris terkait efektifitas pemberdayaan kader posyandu dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2023 dengan cara mengumpulkan artikel terkait pemberdayaan kader posyandu dan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Proses pencarian hingga penyeleksian artikel penelitian menggunakan preferred reporting items for systematic reviews and metaanalysis (PRISMA). Terpilih empat artikel yang menjadi bahasan utama penelitian, semuanya penelitian dengan desain cohort study dengan pemberdayaan kader posyandu terhadap kejadian stunting. Upaya pemberdayaan kader posyandu menggunakan cara penyuluhan, dialog interaktif, emotional demonstration, serta praktek langsung pengukuran alat timbang badan dan tinggi balita berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan dan ketrampilan kader posyandu untuk melakukan deteksi dini stunting serta memberikan penanganan awal stunting. Dibutuhkan adanya program pemberdayaan kader posyandu yang lebih tersistematis dan teratur untuk mengendalikan kejadian stunting pada balita di Indonesia.
Factors affecting nutritional status in toddlers in Sumberejo Village Batu District Batu City Susana Setyowati; Sayuti Sayuti; Qotimah Qotimah
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 5 No. 3 (2023): September: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v5i3.4091

Abstract

Nutritional status is a toddler's health condition which is assessed from physical form including height/weight. Indicators of nutritional status in children under five aged 2-5 years use Body Weight (BB) / Height (TB). The nutritional status of children under five is very important to know because it is an indicator of the quality of human resources that determines the level of community welfare. Toddlers who have good nutritional status are an important element in fulfilling nutritional needs, considering that nutrients function to produce energy, build and maintain tissue, regulate life processes in the body and meet the needs for growth and development of toddlers. The purpose of this study was to determine the factors that influence nutritional status in toddlers in Sumberejo Village, Batu District, Batu City. This study used an analytic survey research method with a case control approach, namely an analytic survey (research) involving how risk factors were studied using a retrospective approach. The sample in this study were mothers who had toddlers in Sumberejo Village, Batu District, Batu City, totaling 34 mothers. The results of data analysis show that family income (X2) The calculated X2 value is 20,864 <X2 table (3.84), knowledge (X3) The calculated X2 value is 20,864 <X2 table (3.84), history of infectious diseases (X5) The calculated X2 value is 20,864 < X2 table (3.84), Exclusive Breastfeeding (X6) X2 calculated value is 20,864 < X2 table (3.84), Nutrition Intake (X7) X2 calculated value is 20,864 < X2 table (3.84) with Asymp value. Sig. (2-sided) 0.000 <0.05 means that H0 is rejected and H6 is accepted, so it can be concluded that there is a significant effect on the nutritional status of toddlers (Y). While the education factor (X1) the X2 count value of mother's education is 2.391 < X2 table (3.84), parenting style (X4) The X2 count value is 2.391 < X2 table (3.84) with Asymp value. Sig. (2-sided) 0.122 > 0.05 means that there is no significant effect on the nutritional status of toddlers (Y).
HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI DESA WONOREJO KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG Susana Setyowati; Emy Setiowati
Biomed Science Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah kadar Hb (Hemoglobin), hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal atau bisa disebut juga penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi atau jumlah kadar hemoglobin (Hb) dibawah batas normal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dan pola istirahat dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Desa Wonorejo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang yang dilaksanakan pada bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2021. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode kuantitatif, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ibu hamil. Data yang digunakan data sekunder dan data primer dan di analisa menggunakan SPSS.Nilai thitung variabel asupan nutrisi (X1) sebesar 7,237 ttabel 2,051 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi (X1) dengan kejadian anemia pada ibu hamil (Y). Nilai thitung variabel status gizi (X2) sebesar 8,998 ttabel 2,051 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi (X2) dengan kejadian anemia (Y). Nilai Fhitung sebesar 60,025 dari nilai Ftabel 3,35, artinya terdapat hubungan yang signifikan secara bersamaan antara variabel asupan nutrisi (X1) dan status gizi (X2) dengan kejadian anemia (Y). Nilai koefisien regresi (Rsquare) sebesar 0,816 artinya hubungan kedua variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) sebesar 81,6%  (0,816x100%). Sedangkan sisanya 18,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Penyuluhan tentang Gizi Seimbang pada Remaja Putri di Desa Drujugurit Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Susana Setyowati; Donna Dwinita Adelia; Siti Aminah
Altafani Vol. 3 No. 1 (2023): Edisi Oktober 2023
Publisher : Institut Syekh Abdul Halim Hasan Binjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59342/jpkm.v3i1.432

Abstract

Masa remaja terhitung sejak usia 10-19 tahun yang merupakan masa peralihan dari anak –anak menuju dewasa dan masa untuk mencari identitas diri dan cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan, adanya keinginan untuk diterima oleh teman sebayanya dan mulai tertarik dengan lawan jenisnya baik itu remaja perempuan maupun remaja laki-laki. Sehingga menyebabkan remaja tersebut sangat menjaga penampilannya yang akan mempengaruhi pola makan. Selain itu kegemaran remaja yang tidak lazim, seperti menjadi vegetarian atau memilih makan diluar atau hanya makan kudapan. Masa remaja juga merupakan masa terjadinya perubahan-perubahan fisik, psikologi dan hormonal atau kematangan organ reproduksi (Istiany, 2013). Masa remaja sangat rentan terhadap masalah gizi, ini disebabkan percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Selain itu, adanya perubahan gaya hidup dan pola makan saat usia remaja yang cenderung menyukai makanan fast food. Aktifitas fisik yang tinggi meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi (Badriah, 2014). Permasalahan gizi pada remaja di pengaruhi oleh keluarga, teman, media terutama iklan dan paling besar adalah pengaruh teman dekat. Sehingga perlu dikembangkan perilaku remaja untuk makan makanan yang sehat dengan berpedoman pada gizi seimbang, serta bergaya hidup sehat agar tumbuh kembang dapat tercapai dengan optimal ( Paath, 2014). Metode yang digunakan dalam Ipteks bagi Masyarakat ini adalah ceramah dan diskusi dengan media Leaflet, LCD, Laptop yaitu pemberian penyuluhan tentang gizi seimbang pada remaja. Kegiatan ini di mulai dari mengumpulkan remaja putri, kemudian pemberian materi dan diskusi tanya jawab, kesimpulan. Hasil kegiatan pengapdian tersebut mendapat respon positif dibuktikan dengan antusias remaja putri saat penyuluhan. Dan adanya peningktan pengetahuan remaja tentang kebutuhan gizi diusianya.
STUDI TENTANG PARITAS DAN USIA IBU DENGAN TERJADINYA KALA II LAMA DI PUSKESMAS SINGOSARI KABUPATEN MALANG wati, susana setyo; Sayuti, Sayuti
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 2, No 4 (2022): Jurnal pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v3i1.310

Abstract

Old partus is one of the few causes of maternal and newborn death. According to the World Health Organization (WHO) in 2021, as many as 536,000 women died as a result of childbirth. As many as 99% of maternal deaths due to childbirth or birth problems occur in developing countries. The maternal mortality ratio in developing countries is the highest with 450 maternal deaths in nine developed countries and 51 commonwealth countries. The average old partus in the world causes maternal mortality by 8% (Mustika, 2012). The purpose of the study was to find out the Study of Parity and Maternal Age with the Occurrence of Kala 2 Lama at the Singosari Puskemas, Malang Regency. This study is a descriptive study of correlation with a cross secsional approach. The samples used in this study were 34 mothers who experienced 2 long periods at the Singosari health center, Malang Regency. The results of data analysis showed that there was a significant influence between Parity (X1) and the occurrence of the old 2 times with the results of the calculationttable analysis, namely 7,8722,045. And for Maternal Age (X2) there is a significant influence between Maternal Age and 2 long incidence with the results of statistical analysis of calculationsttabel, namely 7,8722,045. While the FhitungFtabel value is 17,3292.91 which means that there is a significant influence between the variables Parity (X1) and Maternal Age (X2) with the occurrence of 2 long periods (Y). The Rsquare value at X1 (Parity) and X2 (Maternal Age) was 0.528, which means that Parity and Maternal Age affect the occurrence of the 2-long period (Y) by 29.5%, while the remaining 70.5% is influenced by other factors that were not studied.ABSTRAKPartus lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2021, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang. Rasio kematian ibu dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu sembilan negara maju dan 51 negara persemakmur. Partus lama rata-rata di dunia memyebabkan kematian ibu sebesar 8% (Mustika, 2012). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Studi tentang Paritas dan Usia Ibu dengan Terjadinya Kala 2 Lama di Puskemas Singosari Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross secsional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 ibu yang mengalami kala 2 lama di puskesmas Singosari Kabupaten Malang. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Paritas (X1) dengan kejadian kala 2 lama dengan hasil analisa thitungttabel yaitu 7,8722,045. Dan untuk Usia Ibu (X2) terdapat pengaruh yang signifikan antara Usia Ibu dengan Kejadian kala 2 lama dengan hasil analisis statistik thitungttabel yaitu 7,8722,045. Sedangkan nilai FhitungFtabel yaitu 17,3292,91 yang diartikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Paritas (X1) dan Usia Ibu (X2) dengan terjadinya kala 2 lama (Y). Nilai Rsquare pada X1 (Paritas) dan X2 (Usia Ibu) sebesar 0,528 yang artinya Paritas dan Usia Ibu berpengaruh terhadap terjadinya kala 2 lama (Y) sebesar 29,5%, sedangkan sisanya 70,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.