Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Prokalsitonin Dengan Infeksi yang Menyebabkan Amputasi Ekstremitas Bawah Pada Kaki Diabetik Terinfeksi di IGD RSCM Pada Januari 2013-Juni 2016 Febriana, Sari; Darwis, Patrianef
Jurnal llmu Bedah Indonesia Vol 46 No 1 (2018): Artikel Penelitian
Publisher : Ikatan Ahli Bedah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46800/jibi-ikabi.v46i1.29

Abstract

Latar Belakang: Kaki diabetik terinfeksi masih menjadi permasalahan serius bagi penderitanya dan kerapkali berujung pada amputasi ekstremitas bawah. Penentuan agresifitas tindakan diperlukan untuk mencegah perburukan kondisi pasien. Prokalsitonin sebagai salah satu penanda infeksi sensitif diharapkan dapat membantu untuk mendiagnosis lebih awal sehingga manajemen yang diterapkan lebih tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prokalsitonin terhadap risiko terjadinya amputasi ekstremitas bawah. Metode: Dilakukan studi analitik komparatif dengan desain cross-sectional yang dilakukan di Divisi Bedah Vaskular dan Endovaskular Departemen Ilmu Bedah FKUI-RSCM periode Januari 2013-Juni 2016 pada semua pasien kaki diabetik terinfeksi yang datang ke IGD RSCM yang tidak disertai infeksi pneumonia, malaria, trauma berat, luka bakar, autoimun, dan karsinoma tiroid medula. Subjek dikelompokkan menjadi amputasi dan tidak, kemudian dilakukan analisis untuk melihat hubungan nilai prokalsitonin terhadap terjadinya amputasi ekstremitas bawah. Sumber data diambil dari rekam medik (data sekunder). Dilakukan uji statistik dengan kemaknaan p <0,05. Hasil: Studi melibatkan 110 subjek. Didapatkan setiap peningkatan kadar prokalsitonin 0,86 akan mempunyai risiko 2,36 kali untuk terjadinya infeksi yang menyebabkan amputasi (95% CI 1,227-4,568). Faktor lain yang memiliki kekuatan hubungan terbesar terhadap amputasi yaitu ankle brachial index <0,9 (OR 7,21 95% CI 2,246-25,247) dan osteomielitis (OR 5,94 95% CI 1,994-17,70). Didapatkan hubungan antara amputasi ekstremitas bawah dengan adanya neuropati (p = 0,002), penyakit komorbid ginjal (p = 0,004), leukosit >15000 /µl (p = 0,004), dan LED ≥100 mm/jam (p = 0,005). Simpulan: Prokalsitonin memiliki hubungan bermakna secara independen dengan terjadinya infeksi yang menyebabkan amputasi ekstremitas bawah. Faktor independen lain yang bermakna terhadap amputasi pada penelitian ini yaitu ABI (ankle brachial index) dan osteomielitis.
SKRINING HIPERTENSI DAN EDUKASI PENGGUNAAN OBAT SELAMA BULAN RAMADHAN Heryani, Monalisa; Simanjuntak, Kristina; Afriani, Dila; Febriana, Sari
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 9 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i9.3154-3160

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Umat Islam yang sudah baligh diwajibkan untuk berpuasa selama Ramadhan yaitu dari terbit fajar sampai tenggelam matahari. Pada masyarakat dengan penyakit seperti hipertensi, diabetes dan gangguan lambung, puasa memiliki tantangan tersendiri agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik tanpa memperparah penyakitnya. Pada saat puasa, pasien yang berpuasa tidak bisa mengkonsumsi obat-obatan sehingga diperlukan penyesuaian obat, dosis, atau waktu pemberian.  Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk skrining awal terhadap penyakit hipertensi pada anggota Dasawisma RW 04 Tanjung Barat Jakarta dan memberikan edukasi mengenai penggunaan obat selama puasa di bulan Ramadhan. Kegiatan ini dilakukan pada pertemuan bulanan anggota Dasawisma. yaitu dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan penyuluhan. Dari 32 peserta yang diperiksa,sebanyak 12 orang (38%) memiliki tekanan darah normal, 18 orang (56%) masuk kategori pre-hipertensi dan 2 orang (6%) masuk kategori hipertensi derajat 1. Mayoritas anggota Dasawisma yang hadir memiliki tekanan darah yang masuk kategori pre-hipertensi. Pengetahuan peserta mengenai penggunaan obat selama puasa juga meningkat.Â