Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PRODUKSI TEH HITAM (BLACK TEA) DI PTPN XII MALANG JAWA TIMUR Sutrisno Adi Prayitno; Dwi Retnaningtyas Utami; Domas Galih Patria; Silvy Novita Antrisna Putri; Sugiyati Ningrum; Rahmad Jumadi; Ainanda Al Fatina
JUSTI (Jurnal Sistem dan Teknik Industri) Vol 3 No 3 (2022): justi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/justicb.v3i3.5526

Abstract

Teh sebagai bahan pangan (minuman) merupakan produk yang memiliki kepopuleran di semua lapisan masyarakat. Teh juga merupakan komoditi penghasil devisa Negara Indonesia. Produk teh memiliki ragam jenis, seperti teh hijau, teh putih dan the hitam. Salah satu produsen besar yang ada di Jawa Timur adalah PTPN yang memproduksi the dengan label “Teh Rolas”. Jenis teh yang diproduksi berupa teh hijau dan teh hitam. Untuk menjalakan produksi dan menjaga kualitas pada produk teh yang dihasilkan PTPN melaksanakan program kelayak dasar berupa penerapan GMP. Program tersebut dilaksanakan demi mendukung dan mewujudkan salah satu misi perusahaan yaitu berupa Competitive Advantage. Tahapan dalam proses pengolahan teh adalah penerimaan bahan baku, pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis, pengeringan, sortasi, pengemasan, penyimpanan dan pengiriman. Untuk mendukung proses produksi, proses penerapan GMP dilakukan dengan pengawasan yang baik. Bebrapa aspek penerapan GMP yang di PTPN adalah lingkungan dan lokasi pabrik, bangunan dan fasilitas, penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi, peralatan pengolahan, pengendalian hama, sanitasi dan higiene karyawan, pengawasan proses produksi, manajemen pengawasan, pencatan dan dokumentasi. PTPN telah melaksanakan program kelayak dasar (GMP) dengan baik dalam menjaga mutu utama teh yang diproduksi. Untuk mempertahankan penerapan GMP perlu dilakukan improvisasi dan kesadaran pada karyawan pada setiap lini proses produksi. Selain itu proses pengawasan terhadap karyawan dan aspek program kelayakan dasar perlu untuk ditingkatkan dalam menjaga mutu serta aspek dalam lingkungan produksi.