Carolus Prasetyadi
Teknik Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PALEOEKOLOGI DAN PALEOIKLIM DAERAH TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Sapto Kis Daryono; Carolus Prasetyadi; Sutanto Sutanto; Eko Teguh Paripurno
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i2.9510

Abstract

Lintasan Oligosen-Miosen yang tersingkap di Lintasan Stratigrafi Lubuk Lawas dan Lubuk Bernai di Bukit Tigapuluh, Subcekungan Jambi, Indonesia, mengarsipkan sisa-sisa vegetasi khatulistiwa pada saat pemanasan global yang ekstrem dan mendekati permulaan tumbukan mikrokontinen Jawa Timur-Eurasia, diteliti dengan menggunakan pemetaan permukaan, stratigrafi dan palinologi.  ingkungan pengendapan berubah dari waktu ke waktu, melewati dari cekungan tektonik yang sempit dan bersisi curam, selama Oligosen Awal hingga Akhir, diikuti oleh suatu cekungan lakustrin hingga palustrin dengan pengaruh lautan, sebagai akibat dari pergerakan distensif E-W antara Sesar Jambi dan Sesar Sunda di Oligosen Akhir hingga Miosen Tengah.Variasi fosil polen penentu ekologi dan iklim masa lalu berkembang Palynomorph Marine, Palynomorph Continentaldengan sublingkungan Mangrove-Backmangrove, Peat Swamp, Freshwater Swamp, Freshwater Algae, Riparian dan Montane. Terjadinya serbuk sari angiosperma yang sangat beragam secara taksonomi di ketiga zona palinologi membuktikan flora tropis daratan dan dekat pantai yang sangat kaya di bawah rezim curah hujan musiman yang kuat. Iklim tetap hangat dan menjadi semakin lembab menjelang akhir Miosen.Kata Kunci : Oligosen, Miosen, Paleoekologi, Paleoiklim, Tanjung Jabung Barat, Jambi
PALEOENVIRONMENT ENDAPAN PALEOGEN, DAERAH TANJABBAR, JAMBI Sapto Kis Daryono; Carolus Prasetyadi; Eko Teguh Paripurno
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i1.9528

Abstract

Lintasan Oligosen-Miosen yang tersingkap di Lintasan Stratigrafi Lubuk Lawas dan Lubuk Bernai di Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Subcekungan Jambi, Indonesia, mengarsipkan sisa-sisa vegetasi khatulistiwa pada saat pemanasan global yang ekstrem dan permulaan tumbukan mikrokontinen Jawa Timur-Eurasia, diteliti dengan menggunakan pemetaan permukaan dan palinologi. Satuan batuan diendapkan selama satu fase sedimentasi, yaitu fase endapan kontinental, yang terdiri dari konglomerat, batupasir kerikilan dan batupasir yang mengisi cekungan diikuti oleh endapan transgresif yang terkait dengan pendalaman lingkungan cekungan. Tiga zona palinologi Meyeripollis naharkotensis (Oligosen), Florschuetzia trilobata (Miosen Awal) dan Florschuetzia levipoli (Miosen Tengah) diidentifikasi secara stratigrafi berdasarkan kelimpahan taksa polen ini di atas yang lain. Perlapisan batuan merupakan endapan dari Oligosen Awal hingga Miosen Tengah dari bawah ke arah atas. Lingkungan pengendapan berubah dari waktu ke waktu, melewati dari cekungan tektonik yang sempit dan bersisi curam, selama Oligosen Awal hingga Akhir, diikuti oleh suatu cekungan lakustrin hinggapalustrin dengan pengaruh lautan, sebagai akibat dari pergerakan distensif E-W antara Sesar Jambi dan Sesar Sunda di Oligosen Akhir hingga Miosen Tengah. Terjadinya serbuk sari angiosperma yang sangat beragam secara taksonomi di ketiga palinozone membuktikan flora tropis daratan dan dekat pantai yang sangat kaya di bawah rezim curah hujan musiman yang kuat. Iklim tetap hangat dan menjadi semakin lembab menjelang akhir Miosen. Sifat lingkungan tersebut terkait dengan dinamika pembukaan pembukaan cekungan.Kata kunci : Oligosen-Miosen, Lingkungan Pengendapan, Tanjabbar, Jambi
PALEOENVIRONMENT ENDAPAN PALEOGEN, DAERAH SUNGAI KETALO- MALAKO, JAMBI Sapto Kis Daryono; Carolus Prasetyadi; Sutanto Sutanto; Eko Teguh Paripurno
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i1.9533

Abstract

Lintasan Oligosen-Miosen yang tersingkap di Lintasan Stratigrafi Sungai Ketalo dan Malako di Jambi Barat, Subcekungan Jambi, Indonesia, mengarsipkan sisa-sisa vegetasi khatulistiwa pada saat pemanasan global yang ekstrem dan permulaan tumbukan mikrokontinen Jawa Timur-Eurasia, diteliti dengan menggunakan pemetaan permukaan dan palinologi. Satuan batuan diendapkan selama satu fase sedimentasi, yaitu fase endapan kontinental, yang terdiri dari konglomerat, batupasir kerikilan dan batupasir yang mengisi cekungandiikuti oleh endapan transgresif yang terkait dengan pendalaman lingkungan cekungan. Tiga zona palinologi Meyeripollis naharkotensis (Oligosen), Florschuetzia trilobata (Miosen Awal) dan Florschuetzia levipoli (Miosen Tengah) diidentifikasi secara stratigrafi berdasarkan kelimpahan taksa polen ini di atas yang lain. Perlapisan batuan merupakan endapan dari Oligosen Awal hingga Miosen Tengah dari bawah ke arah atas. Lingkungan pengendapan berubah dari waktu ke waktu, melewati dari cekungan tektonik yang sempit dan bersisi curam, selama Oligosen Awal hingga Akhir, diikuti oleh suatu cekungan lakustrin hinggapalustrin dengan pengaruh lautan, sebagai akibat dari pergerakan distensif E-W antara Sesar Jambi dan Sesar Sunda di Oligosen Akhir hingga Miosen Tengah.Kata Kunci : Oligosen-Miosen, Lingkungan Pengendapan, Sungai Ketalo-Malako, Jambi
ANALISA STRUKTUR GEOLOGI DI DAERAH WATUPATOK, KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN PACITAN, PROVINSI JAWA TIMUR Arifani Setyawan; Carolus Prasetyadi; Ediyanto Ediyanto
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i1.9613

Abstract

Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat (UTM-WGS84 zona 48 S) 0529264 – 0534264mT dan 9121348 – 9116348mU. Secara administratif daerah penelitian terletak pada daerah Watupatok dan sekitarnya, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Pola pengaliran yang berkembang pada daerah telitian adalah pola pengaliran ubahan subtrellis. Aspekaspek geomorfologi pada daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan bentuk asal antara lain bentuk asal struktural berupa perbukitan struktural (S1) serta bentuk asal vulkanik berupa punggungan lava (V1) dan bukit intrusi (V2). Stratigrafi daerah penelitian dapat dibagi menjadi empat satuan batuan. Satuan batupasir Dayakan merupakan satuan batuan paling tua, diatasnya terendapkan satuan lava Watupatok secara selaras dengan bentuk menjari, diatas kedua satuan tersebut terendapkan satuan batupasir Semilir secara selaras dan menjari terhadap dua satuan dibawahnya. Ketiga satuan tersebut berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal. Satuan paling muda merupakan litodemik andesit yang menerobos ketiga lapisan sebelumnya.. Struktur yang berkembang berupa sesar dan kekar. Arah umum stuktur geologi yang berkembang adalah baratlaut-tenggara yang diketahui dari analisa kekar gerus secara keseluruhan didaerah telitian. Sesar daerah telitian dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan arah relatifnya antara lain sesar berarah baratlaut-tenggara dan sesar berarah timurlau- baratdaya. Tegasan yang berpengaruh pada daerah telitian merupakan tegasan berumur Miosen Awal yang berarah baratlaut-tenggara (C. I. Abdullah 2003). Sesar-sesar yang terbentuk didaerah telitian merupakan hasil Shear Stress (Means,1976) dan memiliki hubungan antar sesar bertipe Conjugate Aray (Ben A. Van der Pluijm & Stephen Marshak 2004)Kata-kata Kunci : Provenance, Formasi Semilir Semilir Formation, Tectonic Setting
GEOLOGI DAN KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN SIFAT FISIK DAN KIMIA DAERAH PUTAT DAN SEKITARNYA, KECAMATAN PATUK, KABUPATEN GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Shobhi Rafif Rizqullah; Puji Pratiknyo; Carolus Prasetyadi
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v5i2.9662

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi geologi dan kualitas airtanah di Daerah Putat yang terletak ± 15 km ke arah timur dari kota Yogyakarta, secara administrasi terletak di Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, secara geografis terletak pada zona 49 X: LS 7°51’0” – LS 7°53’30”, Y: BT 110°30’0” – BT 110°32’30”, dan berada pada koordinat X: 444000 – 450000 dan Y: 9127000 – 9133000 pada zona UTM 49s. Metode penelitian adalah dengan pemetaan geologi permukaan, kemudian dilakukan analisis laboratorium dan studio untuk menghasilkan peta lintasan, peta geomorfologi, peta geologi serta peta hidrogeologi kaitannya dengan parameter fisik dan kimia untuk mengetahui kualitas air tanah daerah penelitian. Secara Geomorfologi daerah penelitian dibagi atas 3 bentuk asalyaitu bentuk asal struktural, vulkanik, fluvial yang dibagi menjadi 4 bentuk lahan berupa Perbukitan Homoklin (S1), Lereng Homoklin (S2), Perbukitan Breksi (V1), Tubuh Sungai (F1). Pola pengaliran yang berkembang pada daerah telitian yaitu subdendritik, merupakan pola aliran dasar yang didominasi oleh proses erosi danpengangkutan material lepas. Cabang sungai yang berkelok menyerupai cabang pohon, dicerminkan dengan resistensi dan homogenitas batuan seragam dan dipengaruhi proses pelapukan. Stratigrafi daerah telitian dibagi menjadi 3 satuan, urutan satuan batuan dari yang paling tua adalah Satuan breksi Nglanggeran (Miosen awal), Satuan batupasir Sambipitu (Miosen awal – Miosen Tengah), dan Satuan batugamping Wonosari (Miosen Tengah). Analisa hidrogeologi berdasarkan parameter fisik dan kimia yang didapat dari BBTKLPP Yogyakarta, disimpulkan unsur kation (Na, K, Mg, Ca) dan anion (Cl-, SO42 -, HCO3-, CO2) didapatkan bahwa pada LP 9, LP 42, LP 45 memiliki nilai DHL dan TDS diatas nilai normal, namun masih dalam kondisi normal (air tawar). Untuk kebutuhan sehari – hari seperti mencuci, mandi, dan lainnya masih layak, namun kurang layak untukdigunakan sebagai air konsumsi Sedangkan, nilai kation dan anion berasal dari material sumber air tanah tersebut mengalir. Unsur kation – anion pada breksi berasal dari kandungan andesit. Pada batupasir karbonatan dan batugamping-berlapis berasal dari kandungan karbonat.Kata-kata kunci : Hidrologi, Stiff, Piper, Gunungkidul