Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi Airtanah Daerah Ciemas, Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Citra Satelit, Geologi Dan Hidrogeologi Muhammad, Fathurrizal; Barkah, Mochammad Nursiyam; Hadian, Mohamad Sapari Dwi
Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 3 (2016): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.175 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v14i3.10966

Abstract

Air merupakan sumber kehidupan. Eksplorasi sumber daya air perlu terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Daerah penelitian secara administratif terletak pada daerah Ciemas, Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Keterdapatan airtanah di daerah ini masih belum banyak diketahui dan perlu dicari melalui beberapa interpretasi yang dilakukan. Untuk mengindentifikasi potensi airtanah dilakukan berdasarkan beberapa analisis diantaranya, analisis Citra satelit, Geologi dan Hidrogeologi.Dalam analisis citra satelit, di bagian Utara dan Selatan daerah Ciemas terlihat adanya perbedaan tekstur yang menunjukkan adanya perbedaan litologi batuan. Daerah penelitian memiliki tiga satuan batuan yaitu satuan batupasir kuarsa (Tebpk), satuan batupasir kuarsa (Tmbp), dan Endapan Alluvial (Qa). Selain itu terlihat pola kelurusan dan beberapa indikasi sesar yang menunjukkan 7 sesar oblique yang mengontrol daerah penelitian. Hal tersebut berpengaruh pada kondisi hidrogeologi daerah penelitian, dengan terdapat tiga jenis akuifer yang berbeda, yaitu akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir dengan produktivitas sedang, akuifer bercelah/bersarang dengan produktivitas kecil, dan akuifer bercelah/bersarang dengan produktivitas langka. Berdasarkan hasil analisa tersebut mempengaruhi besar kecilnya potensi airtanah dan teridentifikasi berada di kawasan dataran tinggi pada akuifer produktif yang terpotong oleh patahan-patahan geologi.Kata kunci : Airtanah, Ciemas, Citra satelit
LINGKUNGAN PENGENDAPAN FORMASI KALIBENG PADA KALA MIOSEN AKHIR DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH BERDASARKAN RASIO FORAMINIFERA PLANGTONIK DAN BENTONIK (RASIO P/B) Jurnaliah, Lia; Muhamadsyah, Faizal; Barkah, Mochammad Nursiyam
Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 3 (2016): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1537.615 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v14i3.10965

Abstract

Research area is classified a  Lower Kalibeng Formation. Its age is Lower Miocene.  The total number of sediment samples is 29 samples that are carried out based on measured section with 10 metres interval.  The whole samples are processed by  hydrogen peroxide method.  Foraminifers’ quantitative analyses is conducted on each one gram of dry sample.  Based on ratio P/B value that range between 49.64% - 99.41%, Late Miocene Kalibeng Formation is deposited on marine environment.  The depositional process is beginning from neritic (outer neritic) – oceanic (upper bathyal-lower bathyal) – neritic (outer neritic) - oceanic (upper bathyal – lower bathyal). Keywords: Kalibeng Formation, plangtonic and benthic foraminifera, neritic, oceanic Daerah penelitian merupakan Formasi Kalibeng bagian bawah berumur Miosen Akhir..  Pengambilan 29 sampel sedimen dilakukan secara sistematis berdasarkan penampang terukur dengan interval 10 meter. Seluruh sampel sedimen diproses dengn menggunakan metoda hydrogen peroksida.  Analisis kuantitatif foraminifera dilakukan pada setiap 1 gram sampel kering berukuran >120 mesh.  Berdasarkan hasil perhitungan rasio foraminifera plangtonik dan bentonik (rasio P/B) yang berkisar antara 49,64% - 99,41%, Formasi Sungaibeng Kala Miosen Akhir terendapkan pada lingkungan marin dimulai dari neritik (neritik luar) – oseanik (batial bawah-batial atas) – neritik (neritik luar) dan terakhir adalah oseanik (batial bawah-batial atas). Kata Kunci:  Formasi Kalibeng, foraminifera plangtonik dan bentonik, neritik, oseanik