Ritual batatamba is a traditional way of treatment that becomes one of the local wisdoms especially in Central Kalimantan used as a healing medium of a variety of both physical and psychic diseases. Treatment made by using ingredients around the environment, then read the verses of the Qur'an. The research problems in the researcher is how the ritual procession batatamba and how the analysis of ritual meanings batatamba using social theory. The research method used was descriptive qualitative research using field study (Field Research) With 5 people patamba which were 45-70 years old, and 5 people batatamba which were 45-75 years old both men and women. The location of the research was at Pegatan, Katingan Kuala district, regency Katingan Central Kalimantan. This research used observation method, interview, and documentation. The results showed that the ritual meaning batatamba with Durkeim theory in cultural societies. There were four elements, such as the sacred, classification, rite and solidarity. In the four elements that the local culture of the ritual batatamba had its own rules and procedures in manambai or cured people were getting sick. Thus, the ritual batatamba it was considered important in everyday life for local communities. Ritual batatamba merupakan cara pengobatan tradisional yang menjadi salah satu kearifan lokal khususnya di Kalimantan Tengah yang digunakan sebagai media penyembuhan berbagai penyakit baik fisik maupun psikis. Pengobatan dilakukan dengan memanfaatkan ramuan yang ada di sekitar lingkungan, kemudian membacakan ayat-ayat Al-Qur'an. Permasalahan penelitian dalam peneliti adalah bagaimana prosesi ritual batatamba dan bagaimana analisis makna ritual batatamba dengan menggunakan teori sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi lapangan (Field Research) dengan 5 orang patamba yang berusia 45-70 tahun, dan 5 orang batatamba yang berusia 45-75 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Lokasi penelitian di Pegatan, Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna ritual batatamba dengan teori Durkeim dalam budaya masyarakat. Ada empat unsur, seperti sakral, klasifikasi, ritus dan solidaritas. Dalam empat unsur budaya setempat itu batatamba ritual memiliki aturan dan tata cara tersendiri dalam manambai atau menyembuhkan orang sakit. Dengan demikian, ritual batatamba itu dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat setempat.