Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Representasi Nilai dan Kultur Madura dalam Kumpulan Cerpen Rokat Tase’ Karya Muna Masyari Lely Virma Karuniya; M. Shoim Anwar
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.119 KB) | DOI: 10.25139/fn.v5i1.4622

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur kultur, dan nilai-nilai yang terkandung pada kumpulan cerpen Rokat Tase’ karya Muna Masyari yang mendasari masyarakat Madura dalam sehari-hari. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif dengan metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kalimat dan dialog dalam kumpulan cerpen Rokat Tase’ karya Muna Masyari. Sumber data pada penelitian ini yakni kata, frase, klausa, dan kalimat pada kumpulan cerpen Rokat Tase’ karya Muna Masyari yang mendeskripsikan unsur kultur, makna kultur masyarakat, dan nilai-nilai. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik penganalisisan yang digunakan, yaitu teknik deskriptif. Keabsahan data menggunakan trianggulasi teori dan metode. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya dua yakni (1) unsur kultur yaitu berupa sistem bahasa masyarakat Madura, pengetahuan mengenai dongeng mitos, sosial mengenai perjodohan, peralatan hidup dan teknologi yang berupa celurit, mata pencaharian hidup yakni sebagai pedagang, religi yakni adat tujuh bulanan, sistem kesenian dan kesenian; (2) nilai-nilai dalam kumpulan cerpen Rokat Tase’ karya Muna Masyari, meliputi nilai sosial berupa kasih sayang dan tanggung jawab, nilai moral berupa hubungan antar sesama manusia, diri sendiri, dan Tuhan, nilai agama berupa dimensi praktik, pengalaman, dan pengetahuan.
Hubungan Manusia Dengan Diri Sendiri Pada Cerita Rakyat Dalam Puisi Karya Penyair Kembar Tjahjono Widianto Dan Tjahjono Widarmanto Fauzi Hidayat Arsyi Suprapto; M. Shoim Anwar
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cerita rakyat yang merupakan karya sastra lisan, cerita rakyat yang dibungkus dalam puisi menjadi menarik untuk dibahas. Tujuan penelitian untuk menjelaskan hubungan manusia dengan diri sendiri. Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang diambil oleh peneliti adalah peneliti deskriptif berusaha mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang karya. Hasil penelitian dari buku Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto memiliki hasil yang beda. Dari puisi Tjahjono Widijanto tiga sikap hubungan manusia dengan diri sendiri, sikap tekad yang kuat, setia, dan dapat mengendalikan emosi. Data puisi Tjahjono Widarmanto hubungan manusia dengan diri sendiri dua sikap, mengendalisan emosi dan bertanggungjawab. Saran dari penelitian diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah referensi mengenai filsafat moral Immanuel Kant dan bagi pembaca dan pengajar, dapat membantu untuk menambah pengajaran tentang nilai-nilai moral.
Sejarah Dalam Puisi Karya Penyair Kembar Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto Faradibah Nur Azizah; M. Shoim Anwar
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puisi-puisi karya Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto masih jarang diteliti oleh orang- orang. Untuk itu, penulis menganalisis unsur kesejarahan dari puisi karya penyair kembar tersebut. Tujuan dari penelitian ini yang pertama untuk mendeskripsikan keterkaitan sejarah terkait dengan unsur mansusia dalam puisi karya penyair kembar Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto, kedua, untuk mendeskripsikan keterkaitan sejarah terkait unsur waktu dalam puisi karya penyair kembar, ketiga, tujuannya untuk mendeskripsikan keterkaitan sejarah terkait unsur ruang dalam puisi karya penyair kembar, dan keempat bertujuan untuk mendeskripsikan keterkaitan sejarah terkait unsur kausalitas dalam puisi karya penyair kembar Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif maka dapat menghasilkan bentuk kata-kata tertulis dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian ini ditemukan ada 15 puisi bertemakan sejarah dari lima buku kumpulan puisi karya penyair kembar. Analisis dari unsur manusianya, ditemukan beberapa perbedaan, karena dari masing-masing puisi memiliki tokoh yang berperan penting sehingga tidak bisa disamakan antara puisi satu dan lainnya, seperti tokoh Siti Jenar dan para leluhur. Unsur waktunya dari beberapa puisi banyak ditemukan kesamaan. Unsur waktu banyak ditemukan pada saat malam hari. Unsur ruang dari puisi Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto memiliki ruang tersendiri di tiap-tiap puisinya. Contohnya di pinggiran sungai dan di dalam hutan. Unsur kausalitas pada puisi Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto banyak menceritakan sebab akibat terjadinya perisitiwa pada zaman dahulu, di mana orang-orang berusaha menjadikan kejadian-kejadian tersebut sebagai pembelajaran untuk kedepannya.
Dongeng Dalam Puisi Karya Penyair Kembar Tjahjono Widijanto Dan Tjahjono Widarmanto Cindy Elvina Verdiana Putri; M. Shoim Anwar
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya sastra ialah bentuk wujud kata-kata dari pengarang yang disampaikan pada penikmat sastra dan berisi maksud tertentu. Puisi-puisi karya Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto masih jarang diteliti oleh orang-orang. Untuk itu, penulis menganalisis unsur kedongengan dari puisi karya penyair kembar tersebut. Tujuannya untuk mendeskripsikan tokoh dongeng dalam puisi karya penyair kembar Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto, lalu tujuan yang kedua yaitu untuk mendeskripsikan waktu peristiwa dongeng dalam puisi karya penyair kembar Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto, tujuan yang ketiga membahas mengenai tempat peristiwa dongeng terjadi, dan yang terakhir ialah untuk mendeskripsikan peristiwa dongeng yang di angkat sebagai ide oleh penyair kembar Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto. Dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif, maka dapat menghasilkan bentuk kata-kata tertulis dari penelitian yang dilakukan. Hasill penelitian ini ditemukan ada 15 puisi bertemakan dongeng dari lima buku kumpulan puisi karya penyair kembar. Beberapa judul puisi tersebut yaitu “Percakapan Rahasia”, “Durga”, “Tabuh”, “Kaba dari Negara Senja”, “Kidung Bayi”, “Saat Menuju Makam Kauman”, “Batu-batu Tak Hanyut”. Dari beberapa puisi karya Tjahjono Widijanto dan Tjahjono Widarmanto tersebut dapat disimpulkan jika unsur kedongengan yang ada lebih mendominasi pada puisi dongeng dengan berbagai macam tema, diantaranya ialah: puisi dongeng karya Tjahjono Widarmanto yang memiliki unsur tokoh dari buku kitab kelahiran ada puisi “Percakapan Rahasia” dan “Durga”. Pada puisi “Percakapan Rahasia” tokoh yang diceritakan yaitu dua orang yang ingin melakukan percintaan bersama makhluk yang tak kasat mata. Sedangkan pada puisi “Durga” tokoh yang diceritakan yaitu pasukan dengan kapak ditangan. Selanjutnya puisi dongeng karya Tjahjono Widijanto yang memiliki unsur waktu dari ada puisi “tabuh” dari buku riwayat kenangan dan puisi “kaba dari negara senja” dari buku janturan. Pada puisi “tabuh” waktu yang digambarkan yaitu latar waktu malam. Sedangkan dari puisi “kaba dari negara senja” menggambarkan latar waktu siang. Pada puisi dongeng karya Tjahjono Widarmanto yang memiliki unsur tempat dari buku kitab kelahiran ada puisi “Saat Menuju Makam Kauman” dan “Percakapan Rahasia” latar termpat yang digunakan dalam puisi “Saat Menuju Makam Kauman” tersebut ialah makam. Sedangkan pada puisi “Percakapan Rahasia” juga sama menggunakan latar tempat makam. Pada puisi karya Tjahjono Widijanto yang memiliki unsur peristiwa dari buku percakapan tan dengan puisi yang berjudul “Batu-batu Tak Hanyut” yaitu tentang manusia yang tetap bersemedi meski banyaknya rintangan yang mereka hadapi layaknya batu-batu, kerikil, bahkan pasir.
Membangun Jaringan Kerjasama Melalui Budaya Literasi Sekolah di SMP Negeri 2 Sukodono Kabupaten Sidoarjo Eko Cahyo Prawoto; M. Shoim Anwar; Luluk Isani Kulup
Kanigara Vol 2 No 1 (2022): Kanigara
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/kanigara.v2i1.5124

Abstract

Literacy is very important in the world of education, for teachers and students. Literacy problems at SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo Regency, among others, can be overcome by: increasing literacy knowledge and skills in schools, increasing skills in building collaborative networks through school literacy culture, increasing insight and skills in reading interest in schools, increasing literacy best practice writing in schools, as well as increasing school literacy collaboration with the following models: between teachers in one field of study, inter-teacher across fields of study, between teachers and students, between students and students. Literacy collaboration can also be carried out by the school with parents, companies, publishers, the press, universities, and other stakeholders.
KONFLIK GENDER DALAM KUMPULAN CERPEN WANITA TANPA TISU, LAKI-LAKI TANPA KAOS KAKI KARYA CAK SARIBAN M. Shoim Anwar
Buana Bastra Vol 10 No 2 (2023): JURNAL ILMIAH BUANA BASTRA
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/bastra.vol10.no2.a8643

Abstract

ABSTRAK Konflik terkait gender dalam karya sastra merupakan masalah yang tidak pernah basi. Posisi perempuan dalam karya sastra menarik untuk diteliti. Kumpulan cerita pendek Wanita Tanpa Tisu, Laki-laki Tanpa Kaos Kaki karya Cak Sariban (2010) menampilkan konflik gender yang dapat dianalisis dari perspektif feminisme. Dalam kumpulan cerita pendek tersebut, kekerasan terhadap perempuan sebagai basis konflik tampak dominan. Implikasinya, perempuan yang mengalami kekerasan ada yang melakukan perselingkuhan. Sebagai akhir eksistensi, para tokoh banyak yang mengalami kematian.