Ketersediaan pakan ternak, khususnya hijauan masih merupakan masalah yang sulit diatasi terutama padamusim kemarau. Lahan untuk hijauan pakan ternak juga semakin berkurang karena tergeser oleh penggunanan lahanpemukiman dan tanaman pangan. Hal ini menyebabkan pemanfaatan lahan-lahan kurang subur seperti tanah ultisolharus ditingkatkan untuk media tanam hijauan pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pertumbuhanrumput gajah mini pada tanah ultisol dengan pemberian berbagai tingkat Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA).Penelitian dilaksanakan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Juni sampaidengan Oktober 2012. Rancangan yang dipakai dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).Perlakuan level mikoriza arbuskula terdiri dari P0 = 0 g FMA/polybag (kontrol), P1 = 10 g FMA/polybag, P2 = 20g FMA/polybag dan P3 = 30 g FMA/polybag. Parameter yang diteliti adalah tinggi tanaman, jumlah anakan,produksi bahan kering, dan biomasa akar rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum Schamach). Hasil penelitianyang diperoleh pada P0; P1; P2 dan P3 terhadap tinggi tanaman pada pemotongan I (58,20; 53,20; 63,00 dan 54,60),pemotongan II (80,40; 61,60; 81,60 dan 103,20), pemotongan III (127,40; 105,60; 116,20 dan 135,00). Hasil jumlahanakan pada pemotongan I (1,80; 3,40; 4,00 dan 5,80), pemotongan II (4,80; 5,60; 10,40 dan 10,40) dan padapemotongan III (6,80; 7,80; 12,60 dan 12,60) dan hasil produksi bahan kering pada pemotongan I (25,75; 30,32;27,76 dan 20,66), pemotongan II (24,20; 24,11; 23,99 dan 25,80), pemotongan III (18,55; 17,30; 25,22 dan 20,91).Hasil biomassa akar menunjukkan bahwa pada P0; P1; P2 dan P3 (46,95; 54,45; 53,78 dan 111,33). Kesimpulannyaadalah pemberian dosis Mikoriza arbuskula pada perlakuan P3 (level 30 g/polybag) menunjukkan hasil yang palingbaik pada produktivitas rumput gajah mini. Sementara itu perlakuan P0 (kontrol) menunjukkan hasil yang palingburuk pada produktivitas rumput gajah mini selama penelitian.