Nevy Diana Hanafi
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN KULIT UBI KAYU FERMENTASI TAKAKURA PADA TERNAK KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN: Economic Analysis of Utilization Fermented Cassava Peel Leather Takakura on Male Rabbits of New Zealand White) Siti Zulaiha Sitorus; Usman Budi; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 1 No. 3 (2012): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.438 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v1i3.2698

Abstract

Kulit ubi kayu sangat berpotensi dimanfaatkan menjadi pakan dalam rangka pengembangan ternak potensialterutama kelinci. Setiap kilogram ubi kayu dapat menghasilkan 15–20 % kulit umbi. Kulit ubi kayu memilikikandungan nutrisi yang cukup baik, tetapi tetap perlu ada usaha untuk menaikkan nilai nutrisi yang dikandung agardapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak kelinci. Penelitian ini dilakukan di Laboratoriun BiologiTernak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan September sampai November 2012. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui nilai Ekonomi dari Pemanfaatan kulit Ubi Kayu Fermentasi Takakura dalam PakanKelinci New Zealand White Jantan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah P0 (tanpa kulit ubi kayufermentasi), P1 (10% kulit ubi kayu fermentasi), P2 (20% kulit ubi kayu fermentasi) dan P3 (30% kulit ubi kayufermentasi) dengan metode takakura. Dengan perlakuan ubi kayu fermentasi metode takakura maka perlu dilakukananalisis ekonomi mengenai pemanfaatannya. Adapun analisis yang diamati meliputi Total Biaya Produksi, TotalHasil Produksi, Laba-Rugi, Income Over Feed cost (IOFC), dan Benefit Cost Ratio (B/C Ratio). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian kulit ubi kayu fermentasi pada perlakuan P0 memberi keuntungan sebesar Rp237.441,7 dan keuntungan terendah pada perlakuan P3 sebesar Rp 142.157,0; Rataan Benefit Cost Ratio (B/CRatio) yang tertinggi pada P0 sebesar 1,38 dan yang terendah pada P3 sebesar 1,23; Rataan Income Over Feed Cost(IOFC) tertinggi pada perlakuan pada P0 sebesar Rp 81.011,62 dan yang terendah pada P0 sebesar Rp 60.517,17.Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kulit ubi kayu fermentasi takakura dalam pakanternak kelinci new Zealand white sampai level 30% tidak memberi keuntungan lebih baik dibandingkan dengankulit ubi tanpa fermentasi takakura.
PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN PADA BERBAGAI TINGKAT NAUNGAN DAN LEVEL PEMUPUKAN: Mixed Pasture Productivity at Different Levels of Shade and Levels of Fertilization Maradona Barutu; Nevy Diana Hanafi; Usman Budi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 1 (2013): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.88 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i1.2708

Abstract

Penelitian ini merupakan langkah untuk mengatasi masalah lahan yang sempit yaitu dengan carameningkatkan produktivitas hijauan yang lebih berkualitas dengan pengaruh unsur hara pada tanaman danpengaturan sinar matahari langsung ke tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respons pasturacampuran pada berbagai tingkat naungan dan pemupukan terhadap produksi hijauan (bahan kering), dankandungan nutrisi,. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan petak-petak terbagi (Split-split Plot),dimana sebagai petak utama adalah naungan (tanpa naungan, naungan dengan kerapatan 1,7mm dan naungandengan kerapatan 0,2mm), anak petak adalah level pemupukan (T0 : tanpa pemupukan, dan T1: 100kg Urea +50kg SP-36 + 50kg KCl per hektar), dan anak-anak petak yaitu pastura yang terdiri dari (P0: Arachis glabrata +Calopogonium muconoides + Centrocema pubescens. P1: Stenotaphrum secundatum + Brachiaria humidicola +Pueraria javanica + Arachis glabrata, P2: Stenotaphrum secundatum + Brachiaria humidicola + Puerariajavanica + Calopogonium muconoides dan P3: Stenotaphrum secundatum + Brachiaria humidicola + Puerariajavanica + Centrocema pubescens). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan kering pastura tidakmemberikan pengaruh yang berbeda nyata pada tingkat naungan dan level pemupukan. Hasil bahan keringpaling tinggi terdapat pada N2T1P1 yaitu sebesar 17.065,60 kg/ha/tahun. Sementara itu, kandungan proteinkasar memberikan pengaruh yang berbeda nyata, dimana kandungan protein kasar paling tinggi terdapat padaperlakuan N2T1P1 yaitu sebesar 19,51%. Serat kasar memberikan pengaruh yang berbeda nyata, dimanakandungan serat kasar paling tinggi terdapat pada perlakuan N0T0P2 yaitu sebesar 42,49%. Lemak kasarmemberikan pengaruh berbeda nyata, dimana lemak kasar paling tinggi terdapat pada perlakuan N2T1P1 yaitusebesar 4,07%.
PEMANFAATAN KULIT PISANG RAJA DIFERMENTASI DENGAN MOL DAN Trichoderma harzianum PADA BERBAGAI RANSUM TERHADAP PERFORMANS KELINCI REX JANTAN LEPAS SAPIH: The Utilization of Raja Banana Peel with MOL and Trichoderma harzianum Fermentation on Various Diet on Performances of Weaning Rex Rabbit Male Lesli Desora Br Tarigan; Usman Budi; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.663 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i2.2718

Abstract

Kulit pisang merupakan limbah buangan dari masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakanternak karena kandungan gizinya yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian kulit pisang raja yang difermentasi MOL dan Trichoderma harzianum pada berbagai ransumterhadap performans kelinci rex jantan lepas sapih. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi TernakUniversitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan 21 ekor kelinci rex dengan bobot badan awal732 ± 66,74 g dan rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan.Perlakuan terdiri atas P0: ransum kulit pisang raja tanpa difermentasi 45%, ransum kulit pisang raja yangdifermentasi MOL dengan tingkatan 15% (P1), 30% (P2), 45% (P3) dan ransum kulit pisang raja difermentasidengan Trichoderma harzianum dengan tingkatan 15% (P4), 30% (P5) dan 45% (P6). Hasil analisa uji ortogonalkontras menujukkan bahwa kulit pisang raja difermentasi dengan MOL lebih baik dibandingkan denganTrichoderma harzianum. Pada perlakuan P2 menujukkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dankonversi ransum terbaik dengan rataan 87,60 g/ekor/hari; 14,79 g/ekor/hari dan 5,78. Pemanfaatan kulit pisangraja difermentasi MOL dapat meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan serta menurunkankonversi ransum dibandingkan dengan Trichoderma harzianum.
PEMANFAATAN ECENG GONDOK FERMENTASI TERHADAP KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH: The Utilization of Fermented Water Hyacinth on Carcass and Non Carcass Local Weaning Ram Lusiyana Wanti Sihite; Tri Hesti Wahyuni; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.789 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i2.2719

Abstract

Eceng gondok merupakan salah satu limbah masyarakat yang dapat digunakan untuk memenuhikurangnya kebutuhan pakan hijauan ternak domba. Eceng gondok dapat dijadikan sebagai pakan ternak denganfermentasi MOL dan Tricoderma harzianum untuk menaikkan tingkat palatabilitas dan kandungan nutrisi darieceng gondok tersebut. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi PeternakanFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dari bulan Agustus sampai bulan Nopember 2013 menggunakan20 ekor domba lokal jantan dengan rataan bobot badan 8,30±1,16 kg/ekor. Rancangan yang dipakai dalampenelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiridari P0: 0% (tanpa eceng gondok fermentasi), P1: 60% eceng gondok fermentasi MOL, P2: 60% eceng gondokfermentasi Trichoderma harzianum, P3: 100% eceng gondok fermentasi MOL, P4: 100% eceng gondokfermentasi Trichoderma harzianum. Hasil penelitian menunjukkan pemberian eceng gondok yang difermentasiMOL dan Trichoderma harzianum tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot karkas,persentase karkas, bobot non karkas dan persentase non karkas. Rataan bobot karkas dengan perlakuan P0, P1,P2, P3 dan P4 (kg/ekor) 3,06, 2,93, 3,12, 3,12 dan 2,76. Rataan persentase karkas (%) 38,47, 36,66, 36,82, 36,09dan 34,38. Rataan bobot non karkas (kg/ekor) 4,65, 4,31, 4,60, 4,38 dan 3,82. Rataan persentase non karkas (%)58,73, 53,91, 55,02, 50,82 dan 52,89. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan eceng gondokfermentasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot karkas dan non karkas namun dapat digunakansebagai pakan alternatif.
PEMANFAATAN ECENG GONDOK FERMENTASI SEBAGAI PAKAN DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH: Utilization of Fermented Water Hyacinth as a Feed on Weaning Local Male Sheep Nurtati Natalia Nababan; Tri Hesti Wahyuni; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.394 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i2.2722

Abstract

Eceng gondok merupakan tanaman gulma yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak dombamelalui proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian eceng gondok yangdifermentasi MOL dan Trichoderma harzianum terhadap konsumsi, pertambahan bobot badan dan konversipakan domba lokal jantan lepas sapih. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium biologi ternak, FakultasPertanian, Universitas Sumatera Utara pada bulan Agustus–November 2013 yang menggunakan 20 ekor dombadengan rataan bobot badan awal 8,30±1,16 kg. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalahrancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan ini terdiri atas P0 (konsentrat +100% rumput); P1 (konsentrat + 40% rumput + 60% eceng gondok fermentasi MOL); P2 (konsentrat + 40%rumput+ 60% eceng gondok fermentasi Trichoderma harzianum); P3 (konsentrat + 100% eceng gondokfermentasi MOL); P4 (konsentrat + 100% eceng gondok fermentasi Trichoderma harzianum). Hasil penelitianmenunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05), dimana rataan konsumsi pakan (g/ekor/hari) dengan perlakuan P0,P1, P2, P3 dan P4 adalah 472,04; 425,27; 433,93; 435,12 dan 402,69. Rataan pertambahan bobot badan(g/ekor/hari) 28,10; 28,72; 28,57; 28,24 dan 28,93. Rataan konversi pakan 16,79; 14,83; 15,12; 15,39 dan 13,95.Pemanfaatan eceng gondok fermentasi MOL dan Trichoderma harzianum tidak memberikan pengaruh yangnyata terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan pada domba lokal jantan lepassapih selama 4 bulan.
ESTIMASI JARAK GENETIK DAN FAKTOR PEUBAH PEMBEDA RUMPUN KELINCI MELALUI ANALISIS MORFOMETRIK: Genetic Distance Estimation and Variable Differential Factor Through Analysis of Morphometrics on Rabbit Ukurta Pinem; Hamdan; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.808 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i3.2730

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menduga jarak genetik mahalonobis diantara rumpunkelinci. Penelitian dilakukan di kelompok tani Rehna Latersia Berastagi (Sumatera Utara) menggunakan 227ekor dari 20 rumpun kelinci yaitu kelinci Rex, English Spot (ES), Angora Inggris (AI), Angora Francis (AF),Vlaamse Reus (VR), Lyon, Lop, Dwarfth, Lilo (Lyon x Lop), Loplylo (Lokal Lop x Lilo), Lyplyp (F1 Lilo),Anglolylo (Anggora Lokal x Lilo), Loes (Lokal x ES), Lela (Loes x Lyang), Lorex (Lokal x Rex), Lovla (Lokalx VR), Lilolop (Lilo x Lop), Lyalya (F1 Lyang), Angrexlya ((Anggora x Rex) x Lyang), dan Lyang (Lyon xAnggora). Pengambilan data dilakukan pada kepala (panjang, lebar), telinga (panjang, lebar), dada (lingkar,dalam, lebar), panjang tulang (radius-ulna, humerus, tibia, femoris, punggung), lebar pinggul, panjang bulu(punggung, pinggul, kepala diantara telinga, kepala diantara mata dan perut). Hasil penelitian menunjukkanbahwa kelinci ES, VR, Lovla dan Loes memiliki ukuran tubuh lebih besar sedangkan AI dan AF memilikirambut yang lebih panjang dibandingkan dengan galur kelinci lainnya, pohon fenogram membentuk empatkelompok kekerabatan, jarak genetik paling jauh ditunjukkan antara kelinci VR dengan Dwarfth (8,24), ESdengan Dwarfth (8,28), jarak genetik dekat ditunjukkan Loplylo dengan Lilo (1,31), dan Loplylo dengan Lop(1,66). Hasil analisis kanonik memperlihatkan bahwa peubah fenotipik pembeda jenis kelinci adalah panjangbulu (perut, pinggul,diantara mata, punggung) pada kanonik pertama dan panjang (kepala, tulang humerus dantelinga) pada kanonik kedua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelinci dengan tujuan produksi yang samamenunjukkan nilai campuran antar rumpun relatif tinggi dan ukuran fenotipik yang relatif sama.
PEMANFAATAN Starbio, Aspergilus niger DAN Trichoderma viride PADA TONGKOL JAGUNG TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR PADA DOMBA JANTAN LOKAL LEPAS SAPIH: Utilization Starbio, Aspergillus niger and Trichoderma viride on the Corn Cobs Crude Protein and Crude Fiber Digestibility on Weaning Local Ram Rico Rifki Yudiar; Ma’ruf Tafsin; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.623 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i3.2733

Abstract

katkan kecernaan protein kasar dan serat kasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian pakan komplit hasil samping tongkol jagung terhadap kecernaan serat kasar dan protein kasar.Penelitian dilaksanakan di Fakultas pertanaian Univesitas Sumatera Utara pada bulan Juli sampai denganSeptember 2013. Rancangan yang digunakan dalam penelitaian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL)dengan 5 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan rataan kecernaan protein kasar tertinggi terdapat padaperlakuan P1(tongkol jagung fermentasi 0,5% starbio) dan terendah pada perlakuan P0(tongkol jagung tanpafermentasi) sedangkan rataan kecernaan serat kasar tertinggi pada perlakuan P4(tongkol jagung fermentasi,25% Aspergillus niger dan 0,25% Trichoderma viride). Tongkol jagung yang difermentasi dengan bioaktifatormemberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata dibandingkan dengan tongkol jagung tanpa fermentasi dalammeningkatkan kecernaan protein kasar dan kecernaan serat kasar. Kesimpulan penelitian adalah bioaktifatorStarbio memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata tinggi dalam meningkatkan kecernaan protein kasartetapi untuk kecernaan serat kasar tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan denganbioaktifator lainnya. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tongkol jagung yang difermentasi denganbioaktifator memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata dibandingkan dengan tongkol jagung tanpafermentasi dalam meningkatkan kecernaan protein kasar dan kecernaan serat kasar. Bioaktifator Starbiomemberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata dalam meningkatkan kecernaan protein kasar tetapi untukkecernaan serat kasar tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan dengan bioaktifator lainnya.
PENGARUH TINGKAT FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT GAJAH MINI (Pennisetum purpureum schamach ) PADA TANAH ULTISOL: Effect of Levels Mycorhiza arbuskular on Productivity of Mini Elephant Grass (Pennisetum purpureum schamach) on the Ultisol Reza Prabudi; Nevy Diana Hanafi; Ma’ruf Tafsin
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.401 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i1.2742

Abstract

Ketersediaan pakan ternak, khususnya hijauan masih merupakan masalah yang sulit diatasi terutama padamusim kemarau. Lahan untuk hijauan pakan ternak juga semakin berkurang karena tergeser oleh penggunanan lahanpemukiman dan tanaman pangan. Hal ini menyebabkan pemanfaatan lahan-lahan kurang subur seperti tanah ultisolharus ditingkatkan untuk media tanam hijauan pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pertumbuhanrumput gajah mini pada tanah ultisol dengan pemberian berbagai tingkat Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA).Penelitian dilaksanakan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Juni sampaidengan Oktober 2012. Rancangan yang dipakai dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).Perlakuan level mikoriza arbuskula terdiri dari P0 = 0 g FMA/polybag (kontrol), P1 = 10 g FMA/polybag, P2 = 20g FMA/polybag dan P3 = 30 g FMA/polybag. Parameter yang diteliti adalah tinggi tanaman, jumlah anakan,produksi bahan kering, dan biomasa akar rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum Schamach). Hasil penelitianyang diperoleh pada P0; P1; P2 dan P3 terhadap tinggi tanaman pada pemotongan I (58,20; 53,20; 63,00 dan 54,60),pemotongan II (80,40; 61,60; 81,60 dan 103,20), pemotongan III (127,40; 105,60; 116,20 dan 135,00). Hasil jumlahanakan pada pemotongan I (1,80; 3,40; 4,00 dan 5,80), pemotongan II (4,80; 5,60; 10,40 dan 10,40) dan padapemotongan III (6,80; 7,80; 12,60 dan 12,60) dan hasil produksi bahan kering pada pemotongan I (25,75; 30,32;27,76 dan 20,66), pemotongan II (24,20; 24,11; 23,99 dan 25,80), pemotongan III (18,55; 17,30; 25,22 dan 20,91).Hasil biomassa akar menunjukkan bahwa pada P0; P1; P2 dan P3 (46,95; 54,45; 53,78 dan 111,33). Kesimpulannyaadalah pemberian dosis Mikoriza arbuskula pada perlakuan P3 (level 30 g/polybag) menunjukkan hasil yang palingbaik pada produktivitas rumput gajah mini. Sementara itu perlakuan P0 (kontrol) menunjukkan hasil yang palingburuk pada produktivitas rumput gajah mini selama penelitian.
KECERNAAN LEMAK KASAR DAN TDN (Total Digestible Nutrient) RANSUM YANG MENGANDUNG PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGIS DAN KOMBINASINYA PADA DOMBA: Crude Fat Digestibility and TDN (Total Digestible Nutrient) of Diet Containing Oil Palm Frond Treated by Physical, Chemical, Biological and Their Combination on Sheep Mastopan; Ma’ruf Tafsin; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.28 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i1.2743

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan ransum yang mengandung pelepah daun kelapasawit dengan perlakuan fisik, kimia, biologis dan kombinasinya terhadap kecernaan lemak kasar dan TDN padadomba. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian,USU, Medan dimulai dari bulan Juni – Agustus 2013, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) denganempat perlakuan dan empat ulangan. Domba lokal jantan sebanyak 16 ekor dengan rataan bobot badan awal 10± 1,16 kg. Perlakuan diuji meliputi: P0 (konsentrat + pelepah kelapa sawit diolah secara fisik); P1 (konsentrat +pelepah kelapa sawit diolah secara biologi); P2 (konsentrat + pelepah kelapa sawit diolah secara kimia); P3(konsentrat + pelepah kelapa sawit diolah secara kombinasi). Parameter yang diamati adalah konsumsi lemakkasar, kecernaan lemak kasar dan TDN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang mengandungpelepah daun kelapa sawit diolah secara fisik, kimia, biologis dan kombinasinya pada domba adalah berbedasangat nyata (P < 0,01) terhadap kecernaan lemak kasar, tetapi tidak berbeda nyata (P > 0,05) terhadapparameter yaitu Total Digestible Nutrient (TDN). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah perlakuan biologimenurunkan kecernaan lemak kasar, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap TDN ransum.
PENGENDALIAN E. coli DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) TERENKAPSULASI TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER: Control E. coli with Lactic Acid Bacteria (LAB) Appearance on Encapsulated Broiler Chickens Nurul Hasanah Silalahi; Ma’ruf Tafsin; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.491 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i2.2759

Abstract

Pengendalian E. coli dengan bakteri asam laktat (BAL) terenkapsulasi akan meningkatkan penampilanpada ayam broiler. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh pengendalian E. coli dengan bakteri asam laktat(BAL) terenkapsulasi terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan (PBB) ayam broiler, konversi pakan,dan indeks performans ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Jl. Dr. AhmadSofyan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Oktober 2014 - November 2014. Rancanganyang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan.Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler dengan bobot awal rata-rata 37,749 g ± 1,125. Perlakuanterdiri atas P0A = (kontrol), P0B = (kontrol + infeksi E.coli 1 x 105 CFU), P1 = (infeksi + bakteri asam laktat(BAL) tanpa enkapsulasi), P2 = (infeksi + bakteri asam laktat (BAL) terenkapsulasi). Hasil penelitianmenunjukan rataan konsumsi secara berturut-turut P0A, P0B, P1 dan P2 yaitu 585,61, 575,17, 561,19 dan569,19 (g/ekor/minggu). Pertambahan bobot badan (PBB) secara berturut-turut 364,01, 357,90, 361,74 dan378,90. Konversi ransum secara berturut-turut 1,61, 1,62, 1,55 dan 1,50. Indeks performans secara berturut-turut318,80, 313,12, 332,78 dan 360,53. Hasil analisa keragaman menunjukan bahwa pengendalian E. coli denganbakteri asam laktat (BAL) terenkapsulasi memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadapkonsumsi pakan, namun memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap peningkatanpertambahan bobot badan (PBB) ayam broiler, indeks performans ayam broiler, serta konversi pakan.Kesimpulan dari penelitian ini penampilan ayam broiler terlihat ketika dilakukan uji tantang (pemberian infeksiE. coli).