Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TERHADAP SENSITIVITAS KAKI DI PUSKESMAS MULIOREJO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2019 Megawati Megawati
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 14 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei-Agustus 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.941 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v14i1.561

Abstract

Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihanyang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus untukmencegah terjadinya luka dan membatu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Dengan tumit yangdiletakkan di lantai, gerakan jari-jari kaki ke atas dan kebawah, ulangi sebanyak 2 – 10 kali (Suryadi, 2004).Adapun tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam kaki adalah memperbaiki sirkulasi darah pada kakipasien diabetes mellitus, sehingga nutrisi lancer ke jaringan tersebut (Tara, 2003). Sensitivitas kaki adalahkepekaan dari rangsangan pada ekstermitas bawah (ujung telapan kaki). Jenis penelitian ini menggunakanPrestest-Posttest Design, dimana penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan awal (pretest)terlebih dahulu dilakukan sebelum dilakukan intervensi. Setelah diberikan intervensi, kemudian dilakukanlagi pengamatan (posttest). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden. Data diperoleh darilembar observasi. Hasil penelitian didapat sebelum diberikan intervensi senam kaki sensitivitas kurangsebanyak 15 responden (50%), sensitivitas sedang sebanyak 8 responden (26,7%), sensitivitas baik sebanyak7 responde (23,3%) dan setelah dilakukan intervensi senam kaki meningkat menjadi sensitivitas sedangsebanyak 18 responden (78,3%), sensitivitas baik sebanyak 5 responden (21,7%). Hasil uji statistic didapathasil yang signifikan terhadap peningkatan sesitivitas kaki dimana p = 0,00 dengan nilai rata-ratapeningkatan 0.67. Kesimpulan rata-rata senam kaki nilai sensitvitas sebelum dilakukan rendah. Setelahdilakukan senam kaki terhadap sensitivitas kaki terhadap sensitivitas kaki lebih tinggi. Disarankan agarkeluarga ikut memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien dalam melakukan senam kaki baik dirumah maupun saat pertemuan di Puskesmas.
Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien BPJS di Poliklinik Penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidempuan: Factors Affecting the Quality of Health Services towards BPJS Patient Satisfaction at the Internal Medicine Polyclinic of the Padang Sidempuan City General Hospital Karlina Sari; Megawati; Haslinah Ahmad
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 5: MAY 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i5.3470

Abstract

Latar belakang: Keberadaan pelayanan kesehatan sangatlah penting demi mewujudkan masyarakat yang sehat. Berbagai pelayanan kesehatan baik primer maupun tersier, baik milik pemerintah maupun swasta didirikan pada setiap daerah untuk memudahkan masyarakat untuk mengaskes pelayanan kesehatan. Kepuasan seseorang dapat ditentukan oleh penilaian dari seseorang tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien BPJS di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidempuan. Metode: Jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidempuan, Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasaan pasien BPJS di Poliklinik Penyakit Dalam adalah sebanyak 59,1%. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logostik menunjukkan bahwa assurance (p= 0,006), tangible (p= 0,055), empaty (p=0,028), responsiveness (p=0,004) berpengaruh terhadap kepuasaan pasien BPJS, sedangkan variabel reliability (p= 0,779) tidak berpengaruh terhadap kepuasaan pasien BPJS. Kesimpulan: Tenaga kesehatan dapat meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan serta melakukan survei kepuasan pasien secara berkala sehingga tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Analisis Tingkat Kepuasan Pasien BPJS di Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas : Analysis of Patient Satisfaction Levels of National Health Insurance Administration in Tanjung Botung Health Center Padang Lawas District Mhd. Idris Lubis; Haslinah Ahmad; Rusdiyah Sudirman Made Ali; Anto J. Hadi; Megawati
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 7: JULY 2023 -Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i7.3755

Abstract

Latar belakang: Di Indonesia, program pemeliharaan kesehatan adalah sistem asuransi, yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat seperti adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dalam hal ini dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, seperti telah diselenggarakannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Nasional (BPJS) Kesehatan, sebagai upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam memperoleh pemeliharaan kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingakt kepuasan pasien BPJS di Puskesmas Tanjung Botung Kabupaten Padang Lawas. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross section study. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien BPJS sebanyak 713 dan sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menggunakan BPJS dan di ambil dengan menggunakan accidental sampling sebanyak 116. serta uji statistik menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa daya tanggap (p=0,001), kehandalan (p=0,003), empati (p=0,001), dan bukti fisik (p=0,012) adalah variabel yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien bpjs, sedangkan variabel jaminan (p=0,411) tidak berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien bpjs. Selain itu daya tanggap yang paling berhubungan dengan tingkat kepuasaan pasien dengan nilai Exp (B)=3,816. Kesimpulan: diperoleh bahwa daya tanggap, kehandalan, empati, bukti fisik merupakan factor kepuasan pasien. Sehingga diperlukan usaha pelayanan kesehatan prima untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien BPJS.
Faktor yang Berhubungan dengan Pemberdayaan Keluarga dalam Pencegahan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Rasoki Kota Padang Sidempuan: Factors Related to Family Empowerment in Stunting Prevention in Labuhan Rasoki Public Health Center Working Area Padang Sidempuan City Giopani Simbolon; Anto J. Hadi; Megawati; Aminuddin Syam; Owildan Wisudawan B
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 10: OCTOBER 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i10.4166

Abstract

Latar belakang: Masalah stunting salah satunya dipengaruhi oleh keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial pertama anak dalam tumbuh kembangnya. Anak akan berkembang optimal apabila mereka mendapatkan stimulasi yang baik dari keluarga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemberdayaan keluarga dalam pencegahan stunting. Metode: Jenis penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Rasoki Kota Padang Sidempuan. Populasi adalah seluruh keluarga yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas Labuhan Rasoki sebanyak 1.846 keluarga dan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian keluarga yang ditentukan dengan rumus Slovin sebanyak 95 keluarga serta pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner penelitian, data diolah dan dianalisis dengan uji chi-square dan regresi logistik menggunakan program SPPS. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0,001), jumlah anggota keluarga (p=0,001), pelatihan (p=0,001), dukungan tenaga kesehatan (p=0,001) berhubungan dengan pemberdayaan keluarga dalam pencegahan stunting, dan motivasi keluarga (p=0,915) dan lingkungan kerja (0,607) tidak berhubungan serta yang paling berhubungan adalah variabel jumlah anggota keluarga dengan nilai Exp(B)= 26,588. Kesimpulan: Pemberdayaan keluarga dalam pencegahan stunting disebabkan oleh factor pengetahuan, jumlah anggota keluarga, pelatihan, dukungan tenaga kesehatan sehingga diperlukan dukungan dan komitmen kuat dari pemerintah daerah dalam memberdayakan keluarga sebagai agen perubahan dalam pencegahan stunting.