Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN DERAJAT INSOMNIA PADA LANSIA Studi Observasi di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang Dewi Putri Hapsari; Ika Rosdiana; Rizkie Woro Hastuti
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.557 KB)

Abstract

Proses penuaan nantinya akan berpengaruh dengan kesehatan fisik dan psikis yang dapat menyebabkan kecemasan dan adanya insomnia terhadap lansia sehingga dapat mempengaruhi terhadap aktivitas kesehariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan derajat insomnia pada lansia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang. Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian yaitu lansia yang tinggal di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang dengan jumlah sampel 33 lansia. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling. Serta menggunakan uji statistik Pearson sebagai uji analisisnya. Berdasarkan uji statistik Pearson didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan derajat insomnia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang (p= 0,000) dengan nilai R= 0,752 yang tergolong dalam korelasi yang kuat, menunjukkan bahwa lansia yang mengalami tingkat kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan derajat insomnia. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dan derajat insomnia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang dengan tingkat kecemasan pada lansia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang ditemukan mayoritas pada kecemasan ringan dengan 11 lansia (33,3%) dan derajat insomnia lansia yang tinggal di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang ditemukan mayoritas pada lansia yang mengalami insomnia berat dengan 20 lansia (60,6%), sehingga kedepannya dapat mengantisipasi untuk faktor yang dapat menyebabkan tingkat kecemasan dan derajat insomnia meningkat. Kata Kunci : Kecemasan, Insomnia, Lansia.
Hubungan Antara Lamanya Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap Tingkat Depresi Studi Analitik Observasional pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSI Sultan Agung Semarang Devi Ika Nurfadila; Rizkie Woro Hastuti; Putri Rokhima Ayuningtyas
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.827 KB)

Abstract

Lamanya diabetes melitus (DM) mempengaruhi tingkat depresi seseorang. Penderita DM dengan jangka waktu lebih singkat memiliki tingkat depresi lebih rendah dibandingkan jangka waktu lama. Seseorang yang menderita DM diwajibkan menjalankan pengobatan dan perubahan pola hidup. Depresi yang meningkat merupakan respon psikologis dari perubahan pola hidup penderita DM. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keeratan dan arah hubungan antara lamanya DM tipe 2 terhadap tingkat depresi di RSI Sultan Agung Semarang serta mengetahui tingkat depresi pasien DM tipe 2 berdasarkan lamanya menderita DM tipe 2 di RSI Sultan Agung Semarang. Jenis penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian merupakan seluruh pasien DM tipe 2 tidak terkontrol terdiagnosis DM tipe 2 yang datang berobat ke Klinik Penyakit Dalam Sub Spesialis Endokrin RSI Sultan Agung Semarang tahun 2022. Sampling menggunakan Teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling, diperoleh sampel sejumlah 46 responden. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat depresi pada pasien DM adalah kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) II yang terdiri dari 21 item. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 23 dari 46 responden tidak depresi, namun rerata responden masuk dalam kategori depresi ringan. Hasil uji statistik dengan uji Spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,776 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara lamanya DM tipe 2 terhadap tingkat depresi. Kata kunci: DM tipe 2, lamanya DM tipe 2, tingkat depresi
Effect of Tuak Dayak on Testicular Organ Performance: In Vivo Study Sius, Usu; Elisebath Wahyu Savitri; Rizkie Woro Hastuti
Open Access Indonesian Journal of Medical Reviews Vol. 2 No. 6 (2022): Open Access Indonesian Journal of Medical Reviews
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/oaijmr.v2i6.237

Abstract

Tuak Dayak is an alcoholic drink that is often consumed by the people of West Kalimantan. Infertility is related to ROS levels as a result of alcohol oxidative stress. This study aims to determine the effect of tuak dayak on the 8-OHdG levels of semen and testicular weight. This research is an experimental study using experimental methods with a post-test-only randomized control group design. The research subjects were 25 rats, randomly divided into 5 groups. Group K0 was only given 3.6 mL/kgBW/day of distilled water, groups K1 and K2 were given Tuak Aren at doses of 1.8 and 3.6 mL/kgBW/day, and groups K3 and K4 were given Tuak Dayak at doses of 1.8 and 3.6 mL/kgBW/day. Treatment for 4 weeks. On day 29, semen and testes were taken. The testes are weighed with an electric weigher. Analysis of semen in the testes was performed to check the levels of 8-OHdG. The results of the Mann-Whitney test on K4 and K3 had no effect on the 8-OHdG content of cement. The average result in K4 was the number of Leydig cells 3.68±0.18, the thickness of the tubular tissue was 2.13±0.14µg, and the testicular weight was 0.91±0.09 g, the lowest. The average 8-OHdG content of cement was 0.22±0.01 ng/mL, the lowest was K2, and the highest was at K0 1.14±0.05 g/mL. In conclusion, Tuak Dayak had the effect of lowering testicular weight but did not show any effect on the activity of 8-hydroxy-2'deoxyguanosine (8-OHdG) in the semen of rats.