Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

LITERATURE REVIEW: IS CONSUMPTION OF AKING RICE RECOMMENDED FOR PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS? Sindhu Wisesa
Medical and Health Journal Vol 2 No 2 (2023): February
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.117 KB) | DOI: 10.20884/1.mhj.2023.2.2.8341

Abstract

Asupan karbohidrat dengan indeks glikemik rendah dianjurkan untuk penderita diabetes melitus maupun individu sehat karena memperbaiki kontrol gula darah, sensitivitas insulin, dan profil lipid. Nasi aking dibuat dengan cara mengeringkan nasi sisa dan memasaknya kembali. Proses pembuatan nasi aking merupakan salah satu teknik retrogradasi nasi yang umum dilakukan di Indonesia. Retrogradasi pada sumber karbohidrat meningkatkan jumlah pati resisten yang tidak dapat dicerna sehingga menurunkan indeks glikemik dan baik dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Penulisan review ini bertujuan untuk melakukan telaah terkait potensi penurunan indeks glikemik pada nasi aking untuk dikonsumsi penderita diabetes melitus. Literatur yang digunakan dalam penulisan review berasal dari google scholar dan pubmed. Belum ditemukan studi yang menunjukkan manfaat langsung konsumsi nasi aking pada penderita diabetes melitus. Retrogradasi nasi aking meningkatkan jumlah pati resisten dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan nasi putih. Pada hewan coba, nasi aking memberikan respon glikemik yang lebih baik daripada nasi putih. Asupan nasi yang dilakukan retrogradasi dengan cara didinginkan memiliki kurva kadar gula darah yang lebih rendah dibandingkan dengan nasi putih pada manusia sehat dan memperbaiki respon glikemik pada penderita diabetes melitus. Walaupun demikian, jumlah penelitian terkait konsumsi nasi aking atau nasi yang didinginkan pada penderita diabetes melitus masih terbatas dengan jumlah sampel yang kecil. Oleh karena itu, walaupun memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat yang baik, manfaat langsung konsumsi nasi aking pada penderita diabetes melitus belum dapat disimpulkan.
Levels of Cortisol and Inflammatory Cytokines after The Induction of Various Sleep Deprivation Stress Models in Male Wistar Rats Fitranto Arjadi; Sindhu Wisesa; Nor Sri Inayani; Prasetyo Tri Kuncoro; Catharina Widiartini
Molekul Vol 17 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jm.2022.17.3.6218

Abstract

Sleep deprivation (SD) can modulate the production of various cytokines, including pro-inflammatory cytokines such as IL-6, TNF-α, and IFN-γ, and anti-inflammatory cytokines such as IL-10. Paradoxical sleep deprivation (PSD) increases the risk of inflammation but can be relieved by sleep recovery (SR). This study aimed to determine the differences in levels of cortisol and inflammatory cytokines (IL-6, IL-10, TNF-α, dan IFN-γ) in male Wistar rats (Rattus norvegicus) after induction of various sleep deprivation stress models. Twenty-five of male Wistar rats were randomly divided into five groups: control, PSD (20 hours of SD/day for five days), Total Sleep Deprivation or TSD (24 hours of SD/day for five days), PSD+SR (PSD followed by SR), and TSD+SR (TSD followed by SR). The plasma cortisol levels were measured with ELISA, and inflammatory cytokine levels were measured with immunoassay and calculated with fold change. Mean cortisol levels were significantly increased in treatment groups compared to the control group (p=0.029). Multivariate analysis showed no statistically significant difference in inflammatory cytokine levels of IL-6 (p=0.658), IL-10 (p=0.065), TNF-α (p=0.399), and IFN-γ (p=0.283) in all groups. In conclusion, various sleep deprivation stress models affect cortisol levels but not inflammatory cytokine levels of IL-6, IL-10, TNF-α, and IFN-γ among male Wistar rats.
Program Edukasi Pencegahan dan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik pada Lansia di Kelurahan Grendeng, Kabupaten Banyumas Afifah Afifah; Rani Afifah Nur Hestiyani; Viva Ratih Bening Ati; Hajid Rahmadianto Mardihusodo; Sindhu Wisesa; Nafiisah Nafiisah; Synta Haqqul Fadhilah; Siti Munfiah; Wahyudin Wahyudin
Jurnal Serambi Abdimas Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Serambi Abdimas
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/sa.v5i1.11079

Abstract

Penyakit ginjal kronik masih menjadi salah satu masalah kesehatan pada lansia di dunia termasuk Indonesia. Hipertensi dan diabetes melitus merupakan penyebab terbanyak penyakit ginjal kronis di Indonesia. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi pencegahan dan melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit ginjal kronis pada lansia. Kegiatan edukasi dilakukan dengan metode ceramah dan pemeriksaan tekanan darah serta kadar glukosa darah. Terdapat peningkatan pengetahuan setelah kegiatan dan diketahui sebanyak 34% peserta mengalami hipertensi serta 11% mengalami hiperglikemia dari sebanyak 102 peserta. Secara keseluruhan, pengabdian ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan terdeteksi faktor risiko utama penyakit ginjal kronis.