Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Identifikasi Bidang Gelincir Berdasarkan Parameter Fisika Batuan (Studi Kasus: Daerah Rawan Longsor Di Jalan Kereta Api Km 110, Purwakarta) Budy Santoso; Bambang Wijatmoko; Eddy Supriyana
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.349 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v4i2.27579

Abstract

AbstrakJalan Kereta Api Km 110, Purwakarta, Jawa Barat adalah salah satu lokasi yang rawan pergerakan tanah. Salah satu faktor yang menyebabkan gerakan tanah di lokasi ini adalah adanya bidang gelincir yang berada di bawah permukaan tanah. Gerakan tanah di lokasi ini merupakan gerakan tanah lama yang aktif kembali karena dipicu oleh infiltrasi air hujan. Secara geologi daerah penelitian termasuk dalam Formasi Subang, terdiri dari: batulempung, breksi dan batupasir. Batulempung merupakan lapisan kedap air, apabila terdapat infiltrasi air hujan, maka air tidak dapat diserap oleh lapisan batuan tersebut, tetapi akan mengalir ke arah bawah lereng. Batulempung yang terkena air akan mengubah sifat kekerasan batulempung menjadi licin, sehingga permukaan batulempung tersebut dapat berfungsi sebagai bidang gelincir. Berdasarkan hasil pengukuran resistivitas, data pengeboran dan analisis laboratorium mekanika tanah, Batulempung memiliki nilai resistivitas: 1 - 5 Ohm.m, permeabilitas: 5,39x10-7 cm/detik dan porositas: 54,99 %.Kata kunci:  bidang gelincir,  permeabilitas,  porositas,  resistivitas.
Identifikasi Korosivitas Tanah Menggunakan Metode Resistivitas Wenner-4 Pin Budy Santoso; Bambang Wijatmoko
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jiif.v7i2.43976

Abstract

Penelitian korosivitas tanah telah dilakukan di kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Lokasi peneitian ini berada di dekat laut sehingga tanah dilokasi tersebut memiliki potensi korosif. Pada area kilang minyak terdapat pipa maupun struktur penyangga bangunan yang terbuat dari logam yang ditanam dalam tanah. Infrastruktur tersebut sangat riskan terhadap korosi. Korosi di industri migas harus dikendalikan karena dapat menurunkan kemampuan suatu bahan (logam) dalam menerima beban, sehingga berdampak pada keamanan dan keselamatan kerja. Salah satu metode geofisika untuk mengidentifikasi korosivitas tanah yaitu Metode Resistivitas Wenner 4 pin. Metode  ini merupakan metode pengujian resistivitas tanah yang telah terstandarisasi internasional berdasarkan  American Society for Testing and Materials (ASTM-G57). Dalam pegukuran korosivits tanah, spasi antar elektroda yang digunakan : 1 – 15 m, dengan kedalaman yang dapat dideteksi mulai kedalaman : 0 – 2 m, 2 – 3,5 m, 3,5 – 6,5 m, 6,5 – 8 m dan 8 – 10 m.Kata kunci: korosivitas  tanah,  resistivitas, Wenner-4 pin
PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK UNTUK KEPERLUAN MASYARAKAT DI DESA PERTANIAN HILMAN, IMRAN; SANTOSO, BUDI; WIJATMOKO, BAMBANG
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v14i1.49015

Abstract

Air bersih merupakan salah satu komponen vital yang menghidupi suatu desa pertanian. Keberadaan air bersih yang berkelanjutan sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan produktivitas desa, baik untuk kegiatan pertanian maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Pada desa-desa dengan lahan pertanian tadah hujan dimana tidak terdapat saluran irigasi, keberadaan aliran air yang berkesinambungan merupakan hal yang sangat urgen untuk dipenuhi sepanjang musim. Makalah ini membahas mengenai karakteristik struktur resistivitas suatu desa pertanian tadah hujan sebagai upaya melakukan pencarian sumber mata air bersih. Data resistivitas didapat dengan menggunakan pengukuran geolistrik tahanan jenis menggunakan konfigurasi Wenner untuk melihat sebaran zona dengan resistivitas rendah. Hasil pengolahan geolistrik menunjukkan adanya suatu struktur anomali yang dicirikan dengan nilai resistivitas tinggi yang berbeda dengan keadaan sekelilingnya dimana nilai resistivitas rendah mendominasi. Keterangan penduduk desa juga menunjukkan adanya lokasi sulit air yang letaknya bersesuaian dengan zona resistivitas tinggi. Hasil interpretasi penampang geolistrik lebih lanjut memperlihatkan adanya lokasi dengan nilai resistivitas rendah yang diperkirakan sebagai akuifer di bagian selatan desa
PEMBERDAYAAN KELOMPOK KESWADAYAAN MASYARAKAT (KKM) DALAM PEMETAAN AIR TANAH UNTUK MITIGASI KEKERINGAN DI DESA PASIRWARU, GARUT Santoso, Budy; Wijatmoko, Bambang; Qonitatin, Salisa Syifaunajwa; Men, Liu Kin; Mahendra, Muhammad Akbar Putra; Rinaldy, Mochamad Indiana; Purnama, Ikhsan Milan
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 9 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i9.2860

Abstract

Pasirwaru Village, located in Garut Regency, is a hilly area that frequently experiences clean water shortages during the dry season. The community's dependence on water supply from the local government reflects the absence of a sustainable and independent water provision system. The lack of subsurface geological information also poses challenges in identifying groundwater sources. Therefore, a scientific approach is required to effectively and efficiently map groundwater potential. This community service program was carried out to enhance local capacity through training in the application of electrical resistivity methods for groundwater mapping. The method applied in this activity refers to the Participatory Action Research (PAR) approach, which encourages active involvement of the community from problem identification to technical training and data interpretation. The program was conducted in Pasirwaru Village, Blubur Limbangan Sub-district, involving the Community Self-Help Group as the main partner. The program yielded positive outcomes, as evidenced by the increased technical understanding of participants regarding geoelectrical methods and their ability to independently conduct field measurements. Five survey points indicated the presence of a potential aquifer at depths exceeding 70 meter, with resistivity values ranging from 28.42 to 53.23 Ohm.meter. These layers were interpreted as water-saturated tuffaceous sands with good permeability. Stakeholders, including local officials and residents, responded positively and expressed interest in replicating the program in nearby areas. This program has proven effective in achieving its objective of empowering the community through science-based knowledge transfer and generating foundational data to support sustainable drought mitigation strategies.