Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Efek penambahan ekstrak Etanol Herba Ciplukan (Physalis angulata L) sebagai suplemen terapi pada Rheumatoid Artritis Suci Nar Vikasari; Afifah Bambang Sutjiatmo; Elin Yulinah Sukandar; Sri Wahyuningsih; Puspa Sari Dewi Solihah; Suryani Suryani; Salmanda Aisyah; Kuatrina Kuatrina; Niken Juni Astuti; Nindy Dwi Siftiani
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3660.699 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v11i2.1

Abstract

Rheumatoid artritis (RA) merupakan gangguan otoimun yang ditandai peradangan kronis pada sendi. Peradangan kronis dapat menyebakan gangguan fungsi hati. Herba ciplukan telah diteliti mempunyai efek antiinflamasi, hepatoprotektor, dan imunosupresan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan ekstrak etanol herba ciplukan sebagai suplemen terapi pada fungsi hati hewan model RA. Pemodelan hewan RA dilakukan dengan induksi 0,1 mL Complete Freund Adjuvant (CFA) intraplantar. Dosis ekstrak ciplukan adalah 50 mg/kg bb peroral. Ekstrak ciplukan diberikan selama 10 hari sebagai suplemen terapi metotreksat 0,1125 mg/ kg bb. Parameter fungsi hati yang diamati adalah kadar aminotransferase (AST dan ALT), alanin fosfatase (ALP), indeks organ, dan histologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar ASTdan ALPsertapenurunankadar ALTdanindeksorganhatidibandingkankelompoknormal. Pemberianekstrak ciplukan sebagai suplemen terapi metotreksat dapat menurunkan kadar AST dan ALP serta dapat meningkatkan kadar ALT dan nilai indeks organ jika dibandingkan dengan kontrol, meskipun belum bisa mencapai nilai normal. Hasil histologi menunjukkan adanya perbaikan organ hati pada hewan yang diberi ekstrak ciplukan sebagai suplemen terapi metotreksat. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol ciplukan 50 mg/kg bb yang digunakan sebagai suplemen terapi metotreksat dapat membantu memperbaiki fungsi hati pada hewan model RA.
EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA CECENDET (Physalis angulata L.) PADA KADAR PROTEINURIA HEWAN MODEL LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK Suci Nar Vikasari; Afifah Bambang Sutjiatmo; Elin Yulinah Sukandar; Suryani Suryani; Puput Ayu Perdana
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.7

Abstract

Penderita lupus eritematosus sistemik menggunakan imunosupresan untuk mengurangi manifestasi klinik yang timbul, diantaranya adalah proteinuria.  Penelitian sebelumnya menunjukkan herba cecendet (Physalis angulata L.) mempunyai efek imunosupresan. Pristana merupakan senyawa yang dapat menginduksi lupus pada tikus. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efek ekstrak etanol herba cecendet terhadap proteinuria pada tikus Wistar yang diinduksi pristana.Pembuatan ekstrak etanol herba cecendet dilakukan menggunakan seperangkat alat Soxhlet. Pemodelan Lupus Eritematosus Sistemik dilakukan dengan induksi 0,5 mL pristana ip. Empat minggu setelah induksi pristana, ekstrak etanol herba cecendet dosis 50 dan 100 mg/kg bb diberikan selama6 minggu, dan sebagai pembanding digunakan Metilprednisolon1,4 mg/kg bb serta siklofosfamid35 mg/kg bb. Kadar protein dalam urin diukur pada setiap 3 minggu.Hasil uji proteinuria menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol herba cecendet dosis 50 mg/kg bb selama 6 minggu dapat menghambat kenaikan protein dalam urin dan berbeda jika dibandingkan kontrol (p<0,1), sedangkan ekstrak etanol herba cecendet dosis 100 mg/kg bb dapat menghambat kenaikan protein dalam urin meskipun tidak berbeda bermakna jika dibandingkan kontrol (p>0,1).Dapat disimpulkan bahwa dosis terbaik ekstrak etanol herba cecendet untuk menurunkan kadar proteinuria adalah 50 mg/kg bb.
REVIEW: POTENSI KAYU MANIS SEBAGAI ANTIDIABETES Utari, Roly Rahmah; Suryani
Jurnal Buana Farma Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v5i1.1346

Abstract

Cinnamon has long been used in traditional medicine and is gaining increasing attention in modern scientific circles due to its bioactive compounds, such as cinnamaldehyde, polyphenols, and flavonoids, which play a role in antihyperglycemic effects and improving insulin sensitivity. Several clinical trials have shown that cinnamon supplementation (1–6 grams per day for 8–16 weeks) can reduce fasting blood glucose levels by 10–29 mg/dL and HbA1c by 0.4–0.7% in patients with type 2 diabetes.This study aims to evaluate the potential of cinnamon as an antidiabetic agent by reviewing scientific evidence related to its mechanism of action, effectiveness, and safety of long-term consumption. A literature search was conducted through the PubMed and Google Scholar databases using the keywords “Cinnamon” AND “Antidiabetes” for articles published in the period 2003–2023. The included articles included in vitro, in vivo, and clinical trial experimental studies, while review articles and meta-analyses were excluded. A total of 30 articles that met the criteria were analyzed descriptively.The review results suggest that cinnamon works through the mechanism of inhibiting the enzyme α-glucosidase and increasing insulin sensitivity, which contribute to lower blood glucose and HbA1c levels. However, heterogeneity in the type of cinnamon used, variation in dosage, method of consumption, and the lack of long-term studies on its safety are limitations that need to be considered. Therefore, further research is needed, especially large-scale clinical trials with longer duration, to confirm the efficacy and safety of cinnamon in the management of diabetes.