This Author published in this journals
All Journal JIMIA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERTIBAN TANAH TERLANTAR DAN PENDAYAGUNAAN TANAH NEGARA BEKAS TANAH TERLANTAR DI INDONESIA Atik Rochaeni
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Administrasi Vol. 13 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH MAGISTER ILMU ADMINISTRASI - JIMIA
Publisher : Universitas Nurtanio Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan tanah terlantar hingga kini masih menjadi persoalan pelik, dan proses penyelesaiannya cenderung berlarut-larut. Padahal Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebagai Konstitusi Negara dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) sebagai turunannya, tidak memungkinkan terjadinya tanah terlantar di Indonesia. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menyebutkan: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” Kewenangan Negara berdasarkan ketentuan UUD 1945 lebih dipertegas lagi di dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) UUPA. Masalah-masalah yang terjadi dalam kebijakan penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar di Indonesia terlihat dalam proses yang dilakukannya. Dalam masalah penelitian ini penulis melihat bahwa semua yang telah dikemukakan berkaitan dengan masalah dalam kebijakan penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar sebagai suatu hal yang sangat spesifik, sehingga penulis anggap dapat dijadikan penelitian yang menarik karena dapat melakukan analisis pada kebijakan penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar. Penelitian ini menggunakan pendekatan Metode induktif yang digunakan dalam penelitian kebijakan penertiban tanah terlantar dan pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar skala besar. kebijakan penertiban tanah terlantar dan pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar di Indonesia dalam wujud Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 merupakan suatu tindakan yang maksud awalnya sangat baik dan prosedurnya sudah benar, namun demikian masih ada kelemahannya, dimana tidak semua jenis permasalahan dapat dikan dengan tepat, terutama masalah ganti rugi. Apabila tanah sedang dalam sengketa maka secara hukum statusnya itu harus status quo. Namun, dalam aturan tentang penertiban tanah terlantar hal tersebut tidak muncul. Hal itu tidak terdefinisi dengan baik di dalam kebijakan itu. Sehingga itu akan menimbulkan masalah manakala tidak diberikan penjelasan kepada aparat pelaksana. Kemudian juga perkara tanah yang sudah berakhir haknya serta HPL yang merupakan aset pemerintah. Jika aset pemerintah itu juga dijadikan sebagai tanah terlantar, tentu akan berbenturan dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Dalam tata cara penghapusan aset pemerintah itu pasti ada tata caranya. Hal inilah yang belum terdefinisi dengan baik di dalam peraturan mengenai penertiban tanah terlantar. Kata Kunci: Kebijakan, Penertiban Tanah Terlantar, Penggunaan Bekas Tanah Terlantar, Komprehensivitas.
PENGARUH PERENCANAAN DAN KOORDINASI TERHADAP EVEKTIVITAS PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (Studi Kasus Di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung) Atik Rochaeni; Bambang Somantri
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Administrasi Vol. 10 No. 1 (2016): JURNAL ILMIAH MAGISTER ILMU ADMINISTRASI - JIMIA
Publisher : Universitas Nurtanio Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini difokuskan pada perencanaan dan koordinasi sebagai determinan dalam mencapai efektivitas penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung yang dirasakan masih belum optimal.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, Populasinya adalah pegawai Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung. Ukuran populasi dalam penelitian ini adalah 101 teknik penarikan sampel menggunakan teknik Sample Random Sampling, dengan ukuran sampel sebanyak 81 orang. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi, observasi, wawancara serta penyebaran angket.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable perencanaan dan koordinasi baik secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung.Secara simultan variable perencanaan dan koordinasi memiliki pengaruh sebesar 67,00%, sedangkan secara parsial variabel perencanaan memiliki pengaruh sebesar 56,40% sedangkan variabel koordinasi memiliki pengaruh sebesar 43,70% terhadap efektivitas penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung.Rekomendasi yang disampaikan adalah agar penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung efektif, hendaknya dirumuskan berbagai alternatif program dalam menetapkan kegiatan yang akan dilakukan dan koordinasi yang dilakukan bukan hanya pada penyusunan program tetapijuga perlu dilakukan internalisasi program yang telah ditetapkan kepada para pemangku kepentingan.Kata Kunci : Perencanaan, Koordinasi, Efektivitas