Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Edukasi Gizi Seimbang, Penilaian Status Gizi dan Pemberian Pmt Sebagai Upaya Pencegahan Stunting pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Kupang Astuti Nur; Maria Goreti Pantaleon; Anita Ch Sembiring; Meirina S Loaloka
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 7 (2023): Volume 6 No 7 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i7.10057

Abstract

ABSTRAK Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah gizi seperti gizi kurang, stunting dan obesitas. Kabupaten Kupang menempati urutan keempat dengan kejadian stunting tertinggi di Provinsi NTT, dengan 27,4% pada balita pendek  dan 19,8% pada balita yang sangat pendek sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut satunya dengan edukasi gizi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di SD Inpres Batakte Kabupaten Kupang pada bulan mei 2023. Kegiatan     terdiri dari edukasi gizi seimbang menggunakan media food model, penilaian status gizi (TB/U) dan pemberian PMT. Peserta kegiatan ini adalah siswa kelas I-VI. Edukasi gizi menggunakan food model dapat meningkatkan pengetahuan siswa dari 54% dan menjadi 78%. Hasil penilaian status gizi (TB/U) terdapat 19% siswa yang tergolong pendek dan 9,2% siswa yang tergolong sangat pendek pada SD Inpres Batakte yang perlu menjadi perhatian pihak terkait. Rekomendasi kegiatan tindak lanjut adalah memberikan meningkatkan frekuensi edukasi dan pemantauan status gizi serta memberikan intervensi gizi yang lebih optimal untuk meningkatkan status gizi siswa. Kata Kunci: Stunting, Food Model, PMT-AS                                                                                     ABSTRACT School-age children are a group that is vulnerable to nutritional problems such as malnutrition, stunting, and obesity. Kupang Regency is in fourth place with the highest incidence of stunting in the Province of NTT, with a proportion of 27.4% for short toddlers and 19.8% for very short toddlers, so various efforts are needed to overcome this problem, one of which is nutrition education. This community service activity was carried out at SD Inpres Batakte, Kupang Regency, in May 2023. The activity consisted of education on balanced nutrition using the media food model, assessment of nutritional status (TB/U), and provision of PMT. The participants in this activity were students in grades I–VI. Nutrition education using the food model can increase students' knowledge from 54% to 78%. The results of the nutritional status assessment (TB/U) found that 19% of students were classified as short and 9.2% of students were classified as very short at SD Inpres Batakte, which needed to be brought to the attention of related parties. The recommendation for follow-up activities is to provide nutritional interventions in the form of PMT for school children with a more optimal number and frequency to improve students' nutritional status. Keywords: Stunting, Food Model, Supplementary Feeding
Perbedaan Konsumsi Pangan dan Karakteristik Keluarga Balita Stunting dan Tidak Stunting di Kota Kupang Maria Goreti Pantaleon; Asweros Umbu Zogara
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Unicef dalam kerangka kebijakan gerakan seribu hari pertama kehidupan, penyebab langsung masalah gizi yang pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih, dan aman. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Prevalensi stunting secara nasional tahun 2013 adalah 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Sedangkan pada tahun 2018 prevalensi stunting adalah 30,8% yang artinya telah tejadi penurunan jika dibandingkan tahun 2013, namun masalah stunting masih menjadi masalah utama di Nusa Tenggara Timur sehingga perlu terus dilakukan penelitian lanjutan terutama pada kelompok umur yang berisiko seperti bayi dan balita. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perbedaan konsumsi pangan dan karakteristik keluarga balita stunting dan tidak stunting di Kota Kupang. Metode yang digunakan adalah cross sectional study, lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Oesapa dengan total sampel sebanyak 96 balita. Hasil analisis menggunakan uji chi-square, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsumsi pangan antara balita stunting dan tidak stunting di Kota Kupang (p = 0,012). Hasil analisis terhadap karakteristik keluarga antara lain terdapat perbedaan pekerjaan ayah (p=0,006) dan pola asuh perawatan kesehatan (p=0,001) pada balita stunting dan tidak stunting di Kota Kupang. Sedangkan hasil analisis terhadap Pendidikan orangtua, pendapatan keluarga, usia balita, jumlah anggota keluarga, jumlah saudara kandung, dan pengetahuan ibu balita menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada balita stunting dan tidak sunting di Kota Kupang.
Edukasi Sarapan Pagi, PHBS, dan Pemberian Makanan Tambahan Pada Anak Sekolah Dasar di SD Inpres Sanenu Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang Maria Goreti Pantaleon; Santa Luciana Diaz Vera da Costa; Meirina Sulastri Loaloka
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i2.8338

Abstract

Anak Usia Sekolah Dasar adalah anak yang berusia 6 hingga 12 tahun. Salah satu kelompok umur yang rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan yaitu usia sekolah. Informasi kesehatan sebaiknya diberikan kepada kelompok masyarakat sejak dini, salah satunya melalui kegiatan edukasi pada anak sekolah dasar. Beberapa topik yang dibutuhkan oleh anak sekolah dasar untuk meningkatkan kesehatannya adalah tentang sarapan pagi dan pola hidup bersih dan sehat. Rutin sarapan pagi yang bergizi tinggi berfungsi agar anak mendapatkan sumber energi dan zat gizi untuk berpikir, belajar, dan melakukan aktivitas secara optimal setelah bangun pagi. Pemberian edukasi tentang PHBS juga sangat dibutuhkan oleh anak sekolah dasar karena dapat menumbuhkan kesadaran dan sikap positif anak untuk menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, serta mendorong anak untuk memiliki kebiasaan hidup bersih dan sehat. Materi diberikan dengan metode ceramah interaktif dan permainan sehingga semua peserta terlibat aktif dan memahami materi yang diberikan. Jumlah peserta dalam kegiatan ini sebanyak 50 orang, berlokasi di SD Sanenu Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Hasil dari kegiatan ini disimpulkan bahwa semua peserta memahami materi yang disampaikan, dibuktikan dengan kemampuan peserta dalam menjawab pertanyaan dan berperan aktif selama kegiatan. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar, minat belajar, dan hasil belajar siswa. Nearpod merupakan salah satu media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi Nearpod sebagai media pembelajaran. Hal ini penting karena penggunaan media pembelajaran interaktif, seperti Nearpod, dapat meningkatkan motivasi belajar, minat belajar, dan hasil belajar siswa. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 24 November 2023. Pelatihan diikuti oleh 8 guru . Pelatihan dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, dan praktik. Materi pelatihan meliputi pengenalan aplikasi Nearpod, fitur-fitur aplikasi Nearpod terutama Quizzes & Games, dan cara membuat dan menggunakan pengalaman pembelajaran di Nearpod. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi Nearpod meningkat. Hal ini ditunjukkan peserta pelatihan mampu membuat dan menggunakan pengalaman pembelajaran di Nearpod dengan baik. Berdasarkan hasil pelatihan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan penggunaan aplikasi Nearpod sebagai inovasi pembelajaran di SD Negeri 3 Berta telah berhasil mencapai tujuannya. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.
Pencegahan Stunting pada Balita Melalui Refreshing Pemantauan Pertumbuhan dan Pelatihan Pembuatan PMT MI Beras Hitam Kelor pada Kader Posyandu Astuti Nur; Maria Goreti Pantaleon; Maria Helena Dua Nita; Santa Luciana Da Costa; Christina R. Nenotek
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.16311

Abstract

ABSTRAK Posyandu merupakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat dalam mendeteksi masalah gizi. Peran kader sangat dibutuhkan dalam pendampingan pemantauan tumbuh kembang balita. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran antropometri, menghitung umur dan ploting KMS serta pembuatan PMT mi beras hitam kelor. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Prodi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang dengan mendatangkan kader posyandu Puskesmas Oesapa sebanyak 30 orang pada bulan April-Mei tahun 2024. Kegiatan pengabdian yang dilakukan meliputi: 1). Pelatihan pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas), 2). Pelatihan ploting grafik pertumbuhan dan menghitung umur, dan 3). Pelatihan pembuatan PMT Mie Beras Hitam Kelor. Setelah kegiatan pelatihan dilakukan, pengetahuan kader terhadap materi yang diberikan mengalami peningkatan yang ditunjukkan nilai posttest yang menunjukkan pengetahuan kader kategori baik meningkat dari 5 (16,7%) menjadi 20 (66,7%) dan kategori kurang berkurang dari 9 (30%) menjadi 1 (3,3%). Rata-rata pengetahuan kader mengalami peningkatan dari 61 menjadi 82. Refreshing (pelatihan) efektif meningkatkan pengetahuan kader dalam pemantauan pertumbuhan balita dan pembuatan PMT mi beras hitam. Kata Kunci: Pelatihan, Kader, Posyandu, Stunting, Balita  ABSTRACT Posyandu is a basic health service for the community in detecting nutritional problems. The role of cadres is very much needed in assisting in monitoring the growth and development of toddlers. To increase cadres' knowledge and skills in carrying out anthropometric measurements, calculating age and plotting KMS as well as making PMT for Moringa black rice noodles. Community service activities were carried out at the Kupang Ministry of Health Polytechnic Nutrition Study Program by bringing in 30 Oesapa Community Health Center posyandu cadres in April-May 2024. The service activities carried out included: 1). Anthropometric measurement training (body weight, height, head circumference and upper arm circumference), 2). Training in plotting growth charts and calculating age, and 3). Training on making Moringa Black Rice Noodle PMT. After the training activities were carried out, the cadres' knowledge of the material provided increased as shown by the posttest score which showed that the knowledge of the good category cadres increased from 5 (16.7%) to 20 (66.7%) and the poor category decreased from 9 (30 %) to 1 (3.3%). The average knowledge of cadres has increased from 61 to 82. Refreshing (training) is effective in increasing cadres' knowledge in monitoring the growth of toddlers and making PMT black rice noodles.  Keywords: Training, Cadres, Posyandu, Stunting, Toddlers
EDUKASI GIZI DAN PELATIHAN PEMBUATAN KUDAPAN JAWADA “PADAZI (PADAT BERGIZI)” KEPADA IBU HAMIL DI KELURAHAN MANUTAPEN KOTA KUPANG Anak Agung Ayu Mirah Adi; Meirina S Loaloka Loaloka; Maria Goreti Pantaleon; Santa Luciana LDV da Costa
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.42465

Abstract

Masalah gizi kurang pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kelahiran bayi berisiko berat badan lahir rendah dan panjang lahir pendek pemicu terjadinya stunting. Tujuan kegiatan: memberikan edukasi tentang gizi seimbang dalam upaya pencegahan KEK dan memberikan pelatihan pembuatan kudapan jawada (Padazi). Sasaran: kader posyandu dan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Manutapen dengan total peserta 50 orang. Metode pengabdian yakni penyuluhan dan pelatihan. Hasil kegiatan: setelah diberikan edukasi dan pelatihan terjadi peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang bagi ibu hamil dan peningkatan ketrampilan mengolah bahan pangan lokal menjadi kudapan sehat,bergizi dengan tampilan menarik. Saran: agar kader posyandu dapat memberikan pendampingan kepada ibu hamil dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan mengikutsertakan ibu hamil dalam setiap kegiatan yang bertujuan peningkatan pengetahuan dan keterampilanyang berkaitan dengan kesehatan dan gizi.