Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Status Mutu Kualitas Udara Ambien Pada Beberapa Kota Besar di Papua Menggunakan ArcGIS Indah D. Setyowati; Auldry F. Walukow; Basa T. Rumahorbo; Johnson Siallagan; Novita Medyati
Jurnal Biologi Papua Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/jbp.2701

Abstract

The increase in population in recent years has affected the utilization of facilities and infrastructure, including the use of vehicles. For the past 10 years, the population in Papua has increased by around 4.13% per year, resulting in the need for daily mobility to increase. The high mobility demand in Papua could affect the increase in pollution, thus affecting the air quality. Exposure to pollutants in ambient air and environmental noise in the long term will have an impact on human health. Therefore, in this study, we analyze the current conditions of air pollution parameters in several major cities in Papua, such as Jayapura, Merauke, Sentani, and Timika. The method used is a survey. Environmental parameters measured were air content of SO2, NO3, PM 10, PM 2.5, HC, O3, CO, dust, Pb, noise, and The Air Pollutant Standard Index (ISPU) value. Observational data obtained were analyzed and displayed using the ArcGIS program. The parameters for determining the location of sampling points are densely packed highway areas, industrial areas, residential areas, and offices. The results of the study indicated that the ambient air quality in all study sites is below the required quality standard. While the results of environmental noise that exceed the highest quality standards located in specifics area on each study site are as follows, Merauke at PLTD Merauke I PT. PLN Persero with 81.24 dB(A), Sentani at Sentani City Square Roads with 70.2 dB (A), Mimika at Perumahan Pemda SP-2 with 65.30 dB(A), and Sentani at Kantor Bupati Jayapura with 64, 54 dB (A). However, the ISPU value for pollutant substances is still in the range of 0-50, which means that the air quality category is very good to carry any outdoor activities, and does not have any negative impact on humans, animals, or plants.Key words: air quality; noice; ISPU; Papua.
Analisis Risiko Infertilitas Akibat Konsumsi Ikan yang Mengandung Logam Berat pada Suku Port Numbay di Kampung Enggros, Tobati, dan Nafri di Teluk Youtefa, Kota Jayapura Anna Bethseba Lizabella Mien Manyakori; Bouway, Dolfinus Yufu; Martapina Anggai; Hasmi; Sarce Makaba; Novita Medyati; Yacob Ruru
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4481

Abstract

Konsumsi Ikan yang Terkontaminasi Logam Berat Merupakan Faktor Risiko Potensial terhadap Infertilitas, terutama di wilayah pesisir dengan aktivitas perikanan yang tinggi seperti pada Suku Port Numbay di Teluk Youtefa, Kota Jayapura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko infertilitas akibat konsumsi ikan yang mengandung logam berat pada masyarakat di Kampung Enggros, Tobati, dan Nafri. Desain penelitian menggunakan pendekatan kasus-kontrol dengan 42 responden (15 infertil dan 27 fertil). Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, kemudian dianalisis secara bivariat dengan uji Chi-Square dan Fisher’s Exact Test. Risiko diukur menggunakan Odds Ratio (OR) dan 95% Confidence Interval (CI). Ditemukan bahwa perilaku konsumsi ikan yang terpapar logam berat berhubungan signifikan dengan infertilitas (p = 0.038; OR = 0.188; 95% CI: 0.038–0.914). Faktor lain seperti usia, pendidikan, pendapatan, akses layanan kesehatan, dan kualitas hidup menunjukkan kecenderungan hubungan, namun tidak signifikan secara statistik. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa perilaku konsumsi ikan yang terkontaminasi logam berat dan usia merupakan faktor dominan yang memengaruhi infertilitas, dengan Odds Ratio (OR) masing-masing sebesar 7,10 dan 5,13. Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku konsumsi ikan yang terkontaminasi logam berat dan kejadian infertilitas pada masyarakat Suku Port Numbay. Diperlukan pemantauan konsumsi ikan, edukasi kesehatan reproduksi, serta penelitian lanjutan menggunakan biomarker logam berat untuk memperdalam pemahaman terhadap risiko ini.