Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Edukasi kesehatan mempersiapkan remaja menuju kesehatan reproduksi sehat pada diaspora indonesia di KJRI Osaka Jepang Astuti, Andari Wuri; Pramesti, Sekar Ajeng; Christiana, Indah; Fatimah, Okta Zenita Siti; Kartikasari, Indah; Rofika, Ana; Khairani, Nur; Ummah, Tammimin; Yolanda, Sholihah Gustavia; Hamado, Hasiati; Br Karo, Deliana
Hasil Karya 'Aisyiyah untuk Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/hayina.3539

Abstract

Pola asuh orang tua adalah keseluruhan interaksi orang tua dengan anak, orang tua merangsang untuk mengubah sikap, tingkah laku, perhatian, aturan, disiplin, penghargaan dan punishment, pengetahuan dan tanggapan, serta nilai-nilai yang dianggap pantas oleh orang tua. Pola asuh anak di Jepang cukup berbeda apabila dibandingkan dengan pola asuh anak di negara lain. Keluarga Indonesia yang tinggal di Jepang mempunyai norma-norma agama, sosial dan budaya tertantu yang ingin di terapkan untuk anaknya namun dikarenakan mereka tinggal di negara lain menyebabkan beberapa tantangan yang tidak mudah untuk dijalani. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatnya pengetahuan mitra yaitu diaspora Indonesia (orang tua yang mempunyai anak remaja) tentang parenting style, pola asuh anak, dan mempersiapkan kesehatan reproduksi yang sehat untuk anak remaja. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu observasi melalui data studi pendahuluan dengan literature dan wawancara dengan key person, penyuluhan dengan melakukan edukasi kesehatan terkait dengan topik dengan memberikan ceramah dan memberikan leaflet dan evaluasi dengan mengukur pengetahuan melalui pretest dan post test. Hasil dari kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan mitra tentang parenting style, adanya peningkatan pengetahuan mitra tentang strategi persiapan kesehatan reproduksi yang sehat untuk remaja. Hasil pre-test dan post menunjukkan peningkatan pengethauan sasaran. Hasil pengabdian masyarakat dapat terus diterapkan oleh mitra dalam kehidupan sehari – hari dan untuk memastikan kegiatan berlanjut tim akan melakukan monitoring melalui online (via whatshapp, zoom, dll). Langkah selanjutnya adalah pemantauan dan evaluasi, serta perluasan program untuk mencapai dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
Unique Experience of Mother's Parenting for Stunted Toddlers Hidayah, Seventina Nurul; Fatimah, Okta Zenita Siti
Jurnal Kesehatan Vol 17, No 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v17i2.4506

Abstract

Introduction: The high prevalence of stunting is caused by suboptimal parenting practices. According to the Health Profile of Central Java Province in 2022, there were 830 children aged 0-5 years in the city of Tegal experiencing stunting. This figure is distributed across 27 sub-districts, with Slerok being the most affected, with 133 cases reported. This research aims to describe maternal parenting practices towards stunted toddlers in Slerok Sub-district. Method: The qualitative research method with a phenomenological approach was employed. Data were collected through in-depth interviews, observations, and document analysis. The informants consisted of 6 mothers with stunted toddlers as the main informants, along with 2 supporting informants, namely the Posyandu Cadre in Slerok Sub-district and the nutrition officer at Slerok Community Health Center. Result: The findings revealed that not all mothers practiced early breastfeeding initiation, and some did not provide exclusive breastfeeding until the age of 2 due to perceived difficulty in weaning. Additionally, some informants often forgot to wash their hands before feeding their children due to household chores. Conclusion: It is hoped that health workers and Posyandu cadres can promote good parenting practices, especially for pregnant and lactating mothers in Slerok Sub-district.   Pendahuluan: Tingginya prevalensi stunting disebabkan oleh pola asuh yang belum optimal. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2022, di Kota Tegal terdapat 830 anak usia 0-5 tahun yang mengalami stunting. Angka tersebut tersebar di 27 kecamatan, dengan Kecamatan Slerok menjadi kecamatan dengan jumlah kasus terbanyak yaitu sebanyak 133 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola asuh ibu terhadap balita stunting di Kecamatan Slerok. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Informan terdiri dari 6 orang ibu balita stunting sebagai informan utama, dan 2 orang informan pendukung yaitu Kader Posyandu Kecamatan Slerok dan Petugas Gizi Puskesmas Slerok. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum semua ibu melakukan inisiasi menyusu dini, bahkan ada yang tidak memberikan ASI eksklusif hingga usia 2 tahun karena dianggap sulit untuk menyapih. Selain itu, beberapa informan sering lupa mencuci tangan sebelum memberi makan anak-anak mereka karena pekerjaan rumah tangga. Kesimpulan: Diharapkan petugas kesehatan dan kader posyandu dapat mempromosikan praktik pengasuhan yang baik, terutama bagi ibu hamil dan menyusui di Kecamatan Slerok.
Emotional Experiences of Mothers with High-Risk Pregnancy in the Third Trimester Fatimah, Okta Zenita Siti; Andari, Istiqomah Dwi; Hidayah, Seventina Nurul
Jurnal Kesehatan Vol 17, No 3 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v17i3.7175

Abstract

Pendahuluan: Kehamilan risiko tinggi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kondisi emosional ibu, terutama di trimester ketiga. Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2022, tercatat 1.250 kasus kehamilan risiko tinggi di wilayah tersebut, dengan 320 kasus terjadi di Kota Tegal. Dari jumlah tersebut, 95 kasus kehamilan risiko tinggi ditemukan di Puskesmas Tegal Barat dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2022. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman emosional ibu yang menjalani kehamilan risiko tinggi pada trimester ketiga. Metode: Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap 6 ibu dengan kehamilan risiko tinggi sebagai informan utama, serta 2 informan pendukung, yaitu bidan dan tenaga kesehatan di Puskesmas Tegal Barat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan kehamilan risiko tinggi di trimester ketiga menghadapi berbagai emosi, seperti kecemasan terhadap keselamatan janin (80% informan), rasa takut akan komplikasi persalinan (67% informan), hingga perasaan terisolasi akibat pembatasan aktivitas fisik (50% informan). Dukungan emosional dari keluarga dan tenaga kesehatan terbukti memainkan peran penting dalam membantu ibu menghadapi tantangan ini. Namun, kurangnya pemahaman tentang kondisi medis mereka sering memperburuk kecemasan yang dirasakan oleh ibu. Simpulan: Studi ini menyoroti pentingnya dukungan psikososial dari penyedia layanan kesehatan melalui konseling dan edukasi prenatal untuk membantu ibu hamil berisiko tinggi mengelola emosi mereka. Selain itu, dukungan keluarga, terutama dari suami, memainkan peran penting dalam memberikan dukungan emosional dan menciptakan lingkungan yang kondusif. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup ibu dan mengurangi risiko komplikasi serius.   Introduction: High-risk pregnancy is one of the factors that can affect a mother's emotional condition, especially in the third trimester. According to the 2022 Health Profile of Central Java Province, there were 1,250 cases of high-risk pregnancy in the region, with 320 cases occurring in Tegal City. Of these, 95 high-risk pregnancy cases were found at the Tegal Barat Health Center between January and October 2022. This study aims to describe the emotional experiences of mothers experiencing high-risk pregnancies in the third trimester. Method: The research uses a qualitative approach with a phenomenological method. Data were collected through in-depth interviews and observations with 6 mothers with high-risk pregnancies as main informants, along with 2 supporting informants, namely midwives and healthcare workers at the Tegal Barat Health Center. Result: The results show that mothers with high-risk pregnancies in the third trimester face various emotions, such as anxiety about the safety of the fetus (80% of informants), fear of complications during labor (67% of informants), and feelings of isolation due to physical activity restrictions (50% of informants). Emotional support from family and healthcare workers has been shown to play an important role in helping mothers face these challenges. However, the lack of understanding about their medical conditions often exacerbates the anxiety felt by the mothers. Conclusion: This study emphasizes the importance of psychosocial support from healthcare providers and family, particularly husbands, in aiding high-risk pregnant women to manage emotions. Such collaboration enhances the mother's quality of life and lowers the risk of complications.
Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja terhadap perilaku beresiko Susanti, Rosa; Fatimah, Okta Zenita Siti
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 15 No. 01 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v15i01.1022

Abstract

Latar Belakang: Jumlah remaja berusia 10 sampai 24 tahun mencapai 65 juta jiwa atau setara dengan 30% total penduduk di indonesia. Di Indonesia, sekitar 15 hingga 20% remaja usia sekolah pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Terdapat  15 juta remaja perempuan berusia antara 15 dan 19 tahun melahirkan setiap tahunnya. Pada bulan Juni 2006, terdapat 6.332 kasus di Indonesia, dengan 78,8% kasus baru dilaporkan terjadi pada kelompok usia 15-29 tahun. Di Indonesia diperkiranya terdapat sekitar 270.000 pekerja seks, lebih dari 60% di antaranya usia 24 tahun ke bawah dan 30% usia 15 tahun ke bawah. Terdapat sekitar 2,3 juta aborsi di Indonesia, 20%  setiap tahunnya dan di antaranya dilakukan oleh remaja perempuan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetauan dengan sikap remaja terhadap perilaku beresiko.Metode: penelitian menggunkan kuantitatif dengan pendekatan Cross secsional dengan 33 responden penelitian ini menggunkan data primer, dengan analisis Chi Square.Hasil: penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap remaja terhadap perilaku beresiko.Kesimpulan: tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap remaja terhadap perilaku beresiko.
The Experience of Breastfeeding Among Mothers of Low Birth Weight (LBW) Infants in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Fatimah, Okta Zenita Siti; Astuti, Andari Wuri; Kurniawati, Herlin Fitriani
Jurnal Kesehatan Vol 18, No 1 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v18i1.4505

Abstract

Pendahuluan: Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2022, pemberian ASI eksklusif secara global akan mencapai 40%, namun masih belum mencapai target yang ingin dicapai yaitu di atas 50%. Salah satu faktor signifikan yang menjadi tantangan dan penghambat praktik pemberian ASI eksklusif adalah bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Kesulitan fisik yang dialami bayi BBLR seperti keterbatasan kemampuan menghisap dan menelan membuat proses menyusui menjadi lebih rumit dan melelahkan. Kekhawatiran ibu terhadap kesehatan bayi BBLR dapat menjadi faktor emosional yang mempengaruhi keputusan pemberian ASI eksklusif. Metode: Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengalaman pemberian ASI (ASI) pada ibu yang memiliki bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Pencarian menggunakan basis data relevan dari Pubme, Wiley online library, Science Direct, dan menggunakan literatur abu-abu Google Scholar. Kata kunci pencarian artikel ditulis dengan menggunakan Boolean, MESH dan Truncation. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel adalah Pengalaman ATAU Pendapat* DAN Pemberian ASI* DAN Berat Badan Lahir Rendah* DAN Unit Perawatan Intensif Neonatal* penulis menambahkan filter selama lima tahun terakhir (2019-2023). Hasil: Hasil akhir pemilihan artikel yang layak digunakan untuk kajian cakupan adalah 8 artikel. Pengalaman pemberian ASI (ASI) kepada ibu dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Neonatal (NICU) merupakan perjalanan yang kompleks. Dalam konteks efikasi diri, dukungan emosional, informasi dari tenaga medis, pemahaman ibu terhadap kondisi bayi, dan strategi penguatan diri merupakan pilar utama dalam membentuk kepercayaan diri ibu untuk memberikan ASI secara efektif.   Introduction: According to data from the World Health Organization (WHO) in 2022, exclusive breastfeeding globally will reach 40%, but still has not reached the target to be achieved, namely above 50%. One of the significant factors that challenges and hinders the practice of exclusive breastfeeding is low birth weight (LBW) babies. The physical difficulties of LBW babies, such as limited ability to suck and swallow, make the breastfeeding process more complicated and tiring. Mothers' concerns about the health of LBW babies can be an emotional factor that influences the decision to provide exclusive breastfeeding. Method: This systematic review aims to identify the experience of providing breast milk (ASI) to mothers who have low birth weight (LBW) babies in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU). The search used relevant databases from Pubme, Wiley online library, Science Direct, and used Google Scholar gray literature. Article search keywords are written using Boolean, MESH and Truncation. The keywords used in searching for articles are Experience OR Opinion* AND Giving Breast Milk* AND Low Birth Weight* AND Neonatal Intensive Care Unit* the author added a filter for the last five years (2019-2023). Result: The final result of selecting articles that were suitable for use for the scoping review was 8 articles. The experience of providing breast milk (ASI) to mothers with low birth weight (LBW) babies who are treated in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) is a complex journey. In the context of self-efficacy, emotional support, information from medical personnel, the mother's understanding of the baby's condition, and self-strengthening strategies are the main pillars in forming the mother's confidence to provide breast milk effectively.
Emotional Experiences of Mothers After Miscarriage Fatimah, Okta Zenita Siti; Hidayah, Seventina Nurul; Susanti, Rosa
Jurnal Kesehatan Vol 18, No 2 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v18i2.10274

Abstract

Pendahuluan: Keguguran merupakan pengalaman yang menyakitkan dan dapat menimbulkan dampak emosional yang mendalam bagi ibu. Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2022, tercatat sekitar 98 kasus keguguran di wilayah tersebut, dengan 210 kasus terjadi di Kota Tegal. Dari jumlah tersebut, 8 kasus tercatat di Puskesmas Tegal Barat selama periode Januari hingga Oktober 2022. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman emosional ibu pasca keguguran. Metode: Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 6 ibu yang mengalami keguguran sebagai informan utama, serta 2 informan pendukung, yaitu bidan dan tenaga kesehatan di Puskesmas Tegal Barat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu pasca keguguran mengalami beragam reaksi emosional, antara lain perasaan sedih dan kehilangan (100% informan), rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri (83%), kecemasan terhadap kehamilan di masa depan (67%), serta perasaan kesepian akibat kurangnya dukungan sosial (50%). Dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan terbukti berperan penting dalam proses pemulihan emosional ibu. Namun, kurangnya akses terhadap informasi dan layanan konseling masih menjadi kendala yang memperpanjang proses pemulihan. Kesimpulan: Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan psikososial terpadu bagi ibu pasca keguguran, melalui konseling empatik dan edukasi yang berkelanjutan untuk membantu mereka bangkit secara emosional dan mental.     Introduction: Miscarriage is a painful experience that can have a profound emotional impact on mothers. According to the 2022 Central Java Provincial Health Profile, there were approximately 98 cases of miscarriage in the region, with 210 cases occurring in Tegal City. Of these, 8 cases were recorded at Tegal Barat Public Health Center between January and October 2022. This study aims to describe the emotional experiences of mothers after miscarriage. Method: The research employed a qualitative approach with a phenomenological design. Data were collected through in-depth interviews with six mothers who had experienced miscarriage as the main informants, and two supporting informants, namely a midwife and a healthcare worker at Tegal Barat Public Health Center. Results: The results showed that mothers after miscarriage experienced a range of emotional reactions, including feelings of sadness and loss (100% of informants), guilt and self-blame (83%), anxiety about future pregnancies (67%), and loneliness due to lack of social support (50%). Support from family and healthcare workers played an important role in the mothers’ emotional recovery process. However, limited access to information and counseling services remained an obstacle that prolonged the recovery process. Conclusion: This study highlights the importance of integrated psychosocial support for mothers after miscarriage, through empathetic counseling and continuous education to help them recover emotionally and mentally