Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Morfosemantik Kata “Muhammadiyah” Sebagai Identitas Gerakan Islam Di Indonesia Ahmad Zaki Annafiri; Thontowi; Nadia Soleha; Rahmat Sabili
Ihtimam : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol. 6 No. 1 (2023): Juni
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36668/jih.v6i1.473

Abstract

Melihat besarnya massa yang dimiliki Muhammadiyah, tentunya upaya mengenalkan dan memahamkan ideologi Muhammadiyah kepada warganya bukan perkara sederhana. Muhammadiyah dengan struktur pimpinan di bawahnya beserta organisasi otonomnya telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengadakan berbagai kegiatan demi mengoptimalkan hal tersebut. Meski demikian, banyak diantara warga Muhammadiyah yang hanya mengenal kata ‘Muhammadiyah’ sebagai istilah, yaitu nama dari sebuah organisasi, namun belum mengetahui secara mendalam proses bahasa yang terjadi dalam kata tersebut, yang mana merupakan serapan dari bahasa Arab. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis kata ‘Muhammadiyah’ dari sudut pandang morfosemantik, 2) menghubungkan hasil dari kedua analisis tersebut dengan filosofi gerakan islam Muhammadiyah di Indonesia. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa kata “Muhammadiyah” merupakan gabungan dari dua morfem, yaitu “Muhammad” sebagai morfem bebas dan “Yah” yang merupakan morfem terikat. Dari aspek morfologi, diketahui bahwa “Muhammad” (orang yang terpuji) merupakan isim maf’ul dan ismul makan dari fi’l madhi “Hammada” (memuji). Selain itu adanya proses afiksasi, yaitu penambahan ya’ nisbah yang masuk dalam kategori keempat, yaitu nisbah dalam kategori tertentu. Nisbah yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah orang-orang yang tergolong dalam “Muhammadiyah” adalah yang memiliki ideologi, tuntunan, dan ajaran yang kembali kepada orang bernama “Muhammad”, yakni Nabi Muhammad SAW. Penambahan ta marbutah di belakang ya’ nisbah dimaknai sebagai jamak (plural) dan mubalaghah yang berarti mentaukidi, menekankan, dan melebihkan dari makna “pengikut Muhammad” itu sendiri. Dari tataran semantik, kata “Muhammadiyah” dapat dinisbahkan kepada Surat Al Fath 29 dan Ali Imron 104, yaitu “orang-orang yang bersama Muhammad” dan “Umat yang melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar”. Kedua ayat ini sejalan dengan dasar filosofi gerakan Islam Muhammadiyah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Pada AD ART Muhammadiyah, dinyatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dan Tajdid, bersumber pada Al Quran dan As-Sunnah.
Implementasi Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Thontowi; Sutipyo Ru'iya
SALIHA: Jurnal Pendidikan & Agama Islam Vol. 6 No. 2 (2023): SALIHA : Jurnal Pendidikan dan Agama Islam
Publisher : STAI Terpadu Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54396/saliha.v6i2.658

Abstract

Arabic is a language that has unique difficulties in learning it. Therefore, learning Arabic requires the right strategy so that students can achieve the predetermined competencies. This article describes the implementation of Contextual Teaching and Learning (CTL) learning strategies in learning Arabic at Madrasah Tsanawiyah. This research is a naturalistic qualitative research with a descriptive approach. Primary data was obtained from an Arabic teacher and secondary data was obtained from five students. Collecting data using in-depth interviews and observation techniques. Data analysis through three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. This research resulted that learning Arabic in MTs with the CTL strategy went through three main stages, namely planning by taking into account the competencies to be achieved, the condition of students' abilities, and students' learning styles. The implementation of classroom learning applies the Contextual Teaching and Learning strategy by connecting material with students' experiences in the real world, using several learning media available in madrasas. The last stage of the learning process is to evaluate learning by implementing an authentic evaluation system that pays attention to all aspects and domains and includes process assessment in the final grade decision.