Tatang Padmawidjaja, Tatang
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

DELINIASI POTENSI BIJIH BESI DI DAERAH SIJUK, BELITUNG UTARA BERDASARKAN ANALISIS DATA GEOMAGNET DAN VERY LOW FREQUENCY (VLF) Padmawidjaja, Tatang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9, No 1 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4441.212 KB)

Abstract

Analisis terpadu menggunakan data geomagnet, penampang VLF (Very LowFrequency) dan uji laboratorium conto batuan di daerah Sijuk, Belitung Utara telah dilakukan untuk memperoleh pola struktur geologi dangkal yang dihubungkan dengan prospek bijih besi. Singkapan bijih besi daerah Sijuk tersusun oleh hematit, Fe, dan gosan yang terletak pada lokasi prospek endapan timah. Secara geologi bongkah bijih besi tersebut merupakan produk dari aktifitas magmatik yang menghasilkan lava basal dan dinamakan FormasiSiantu.Anomali geomagnet daerah penelitian ini berkisar antara -200 nT sampai 180 nT, dan penampang data VLF menunjukkan konduktivitas bahan yang diperoleh lebih kecil dari 20%. Dari pengujian conto batuan diperoleh nilai Fe lebih kecil dari 36%. Nilai anomali geomagnet tersebut cenderung meninggi menuju puncak perbukitan seperti di Bukit Bulin, Bukit Menggeris dan Bukit Merung, dan data VLF nilai konduktivitas bahan cenderung menurun hingga lebih kecil dari 20%. Berdasarkan analisis data geomagnet, penampang VLF maupun uji conto batuandapat disimpulkan bahwa daerah Sijuk pada dasarnya tidak menunjukkan potensi bijih besi, dan diperkirakan endapan besi lateritik ini merupakan hasil proses kimiawi dari oksidasi lempung. 
DELINIASI ENDAPAN TIMAH BERDASARKAN ANALISIS ANOMALI GAYABERAT DI DAERAH BANGKA SELATAN Padmawidjaja, Tatang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 8, No 3 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2845.27 KB)

Abstract

Analisis data gayaberat untuk deliniasi endapan timah yang tersebar di Bangka Selatan telah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Anomali gayaberat di daerah Bangka Selatan berkisar antara 17 sampai 46 mgal, dengan anomali gayaberat residual antara -8,5 mgal sampai 5,0 mgal. Anomali gayaberat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu kelompok anomali rendah dan kelompok anomali tinggi sedangkan anomali gayaberat residual dibedakan menjadi anomali positif dan anomali negatif.Analisis kuantitatif dalam pemodelan geologi pada penampang anomali gayaberat residual menghasilkan lapisan batuan dengan rapat massa 2,69 gr/cc yang dapat ditafsirkan sebagai Batuan Komplek Pemali (CpP). Komplek Pemali merupakan batuan yang mendasari daerah tersebut. Komplek Pemali ini diterobos oleh batuan dengan rapat massa 2,58 gr/cc yang ditafsirkan sebagai batuan terobosan granit (T Jkg). Penerobosan ini diperkirakan melalui bidang lemah pada batuan Komplek Pemali yang ditafsirkan sebagai bidang sesar.Oleh karena itu kontak antara batuan  Komplek Pemali, Formasi Tanjunggenting (T t) dengan batuan terobosan granit diperkirakan sebagai kontak sesar, yang diduga sebagai kontak yang berpotensi untuk keterdapatan endapan timah di daerah Bangka Selatan.
Struktur Geologi Bawah Permukaan Cekungan Bintuni Berdasarkan Data Gaya Berat Handyarso, Accep; Padmawidjaja, Tatang
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 18, No 2 (2017): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.622 KB)

Abstract

Bintuni Basin is one of the giant basins in Eastern Region of Indonesia (KTI). Until now there are only few oil and gas production fields in the Bintuni Basin. This case prompted the government to accelerate the discoveries of new oil and gas reserves in Eastern Region of Indonesia, particularly in the Bintuni Basin. Gravity method is one of geophysical method that is commonly used in preliminary studies of sedimentary basins. Bouguer anomaly obtained is reduced by using an average density based on the Nettleton method. Regional–residual anomaly separation is performed based on the spectral analysis. Residual anomaly showed anticline closures with a northwest–southeast directions, and also there are indication of some strike–slip faults which are expected as the result of the compression due to the Pacific Oceanic Plate and the Australian Continent Plate movement. The result from spectral analysis showed that the average depth of the bedrock is up to 6.5 km. Based on the 2.5D subsurface geological structures estimation indicates shallowing basement toward Mogoi and Kamundan district area with some fault structures that allows migration of the hydrocarbon from Pratertier source rocks to the Kais reservoir. Keywords: Bintuni Basin, Bouguer, Residual, SpectralAnalysis, Anticline  
KONDISI GEOLOGI DAERAH RUTENG DITAFSIR PADA DATA GAYA BERAT Padmawidjaja, Tatang
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 5 (2010): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.945 KB)

Abstract

Ruteng Area was occupied by the gravity anomaly values between 60 to 160 mgal, showing high anomaly between 100 to 160 mgal and basin anomaly indicated by gravity values between 60 to 100 mgal. The high anomalies are associated with a shallow or exposed basement consisting of Kiro Formation. Wuas Basin is interpreted as intermountain basin, meanwhile basins from Ruteng to the southern part are controlled by faults, and the high anomalies at the southern part is presumed to be granodiorite (Tmg). The sedimentary rocks filling the basins are Nangapanda and Bari Formations. Based on the lineament, there are some faults involving Ruteng, Ulumbu, Pocodedeng and Bajawa Faults. AB geological model of the gravity anomaly cross section shows two layer, consisting of lower layer (basement) with density of 2.71 gr/cm3, the second layer is sedimentary rocks with density of 2.6 gr/cm3. Ruteng, Ulumbu, and Pocodedeng faults controlled the swallowing magma of which can function as a heat source of the geothermal system at the studied area.Keywords : gravity anomaly, lithology, faults, geothermal, Ruteng area.
Konfigurasi Cekungan Tomori Berdasarkan Data Gayaberat Padmawidjaja, Tatang
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 1 (2019): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.559 KB) | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.20.1.27-36

Abstract

Geophysical research in Tomori Basin, Kolonodale Bay using the gravity method was carried out to identified anticline structural trap in associated with hydrocarbon prospect. The occurence of hydrocarbon seepage in some places, indicate that hydrocarbon have been formed although its distribution is not clearly known. The gravity Bouguer anomaly resulted two groups of rock units: the group of 40 mGal up to 120 mGal gravity anomaly represent ultramafic rocks, and group of 30 mGal up to -80 mGal gravity anomaly reflected a sedimentary rocks basin. The subsurface modeling of the rock density can be grouped into three layers: the Cenozoic (2.5-2.55 gr/cm³ density), the Mesozoic (2.6-2.7 gr/cm³ density), and the Basement ( 2.8-2.9 gr/cm³ density). Elongated and vertical closure are reflected by anomaly 0-2 mGal with density 2.5 gr/cm3 to 2:55 mGal which is supposed to be oil and gas structures. The Source rock is characterized by  0  to -10 mGal anomaly  interpreted as oil kitchen at sub-basin area. Location of the reservoir rock is assumed in the Cenozoic layer on Salodik Group with density of 2.5 gr/cm³. The Basement is estimated at depth of 3.5-4 km, derived from the Group of metamorphic and volcanic rocks.Keyword: Gravity, basin, residual anomaly, fault, anticline. DOI:10.33332/jgsm.2019.v20.1.27-36
DELINIASI ENDAPAN TIMAH BERDASARKAN ANALISIS ANOMALI GAYABERAT DI DAERAH BANGKA SELATAN Padmawidjaja, Tatang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 8 No 3 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v8i3.89

Abstract

Analisis data gayaberat untuk deliniasi endapan timah yang tersebar di Bangka Selatan telah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Anomali gayaberat di daerah Bangka Selatan berkisar antara 17 sampai 46 mgal, dengan anomali gayaberat residual antara -8,5 mgal sampai 5,0 mgal. Anomali gayaberat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu kelompok anomali rendah dan kelompok anomali tinggi sedangkan anomali gayaberat residual dibedakan menjadi anomali positif dan anomali negatif.Analisis kuantitatif dalam pemodelan geologi pada penampang anomali gayaberat residual menghasilkan lapisan batuan dengan rapat massa 2,69 gr/cc yang dapat ditafsirkan sebagai Batuan Komplek Pemali (CpP). Komplek Pemali merupakan batuan yang mendasari daerah tersebut. Komplek Pemali ini diterobos oleh batuan dengan rapat massa 2,58 gr/cc yang ditafsirkan sebagai batuan terobosan granit (T Jkg). Penerobosan ini diperkirakan melalui bidang lemah pada batuan Komplek Pemali yang ditafsirkan sebagai bidang sesar.Oleh karena itu kontak antara batuan  Komplek Pemali, Formasi Tanjunggenting (T t) dengan batuan terobosan granit diperkirakan sebagai kontak sesar, yang diduga sebagai kontak yang berpotensi untuk keterdapatan endapan timah di daerah Bangka Selatan.
DELINIASI POTENSI BIJIH BESI DI DAERAH SIJUK, BELITUNG UTARA BERDASARKAN ANALISIS DATA GEOMAGNET DAN VERY LOW FREQUENCY (VLF) Padmawidjaja, Tatang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9 No 1 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v9i1.123

Abstract

Analisis terpadu menggunakan data geomagnet, penampang VLF (Very LowFrequency) dan uji laboratorium conto batuan di daerah Sijuk, Belitung Utara telah dilakukan untuk memperoleh pola struktur geologi dangkal yang dihubungkan dengan prospek bijih besi. Singkapan bijih besi daerah Sijuk tersusun oleh hematit, Fe, dan gosan yang terletak pada lokasi prospek endapan timah. Secara geologi bongkah bijih besi tersebut merupakan produk dari aktifitas magmatik yang menghasilkan lava basal dan dinamakan FormasiSiantu.Anomali geomagnet daerah penelitian ini berkisar antara -200 nT sampai 180 nT, dan penampang data VLF menunjukkan konduktivitas bahan yang diperoleh lebih kecil dari 20%. Dari pengujian conto batuan diperoleh nilai Fe lebih kecil dari 36%. Nilai anomali geomagnet tersebut cenderung meninggi menuju puncak perbukitan seperti di Bukit Bulin, Bukit Menggeris dan Bukit Merung, dan data VLF nilai konduktivitas bahan cenderung menurun hingga lebih kecil dari 20%. Berdasarkan analisis data geomagnet, penampang VLF maupun uji conto batuandapat disimpulkan bahwa daerah Sijuk pada dasarnya tidak menunjukkan potensi bijih besi, dan diperkirakan endapan besi lateritik ini merupakan hasil proses kimiawi dari oksidasi lempung.